Kontroversi AS vs Rusia Soal al-Nusra Hingga Iran Luncurkan Niwarak Terbaru, Berita Terpenting Hari ini

as-dan-rusiaJakarta, ICMES- Rusia kembali mengungkapkan kekecewaannya terkait sikap Amerika Serikat (AS) dalam masalah Suriah, dengan menuduh Washington sengaja melindungi teroris, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mendesak supaya perang di Aleppo dihentikan karena sudah ratusan orang terbunuh. Mengenai Irak, Menhan Perancis Jean-Yves Le Drian operasi  militer untuk pembebasan Mosul dari cengkraman ISIS akan segera dimulai. Sedangkan di Turki, pemerintah menutup 20 stasiun TV dan radio, dan disusul dengan serbuan polisi Turki ke beberapa penjara dan pengadilan di kota Istanbul untuk menangkap ratusan pejabat dan pegawai. Berikut ini rangkumannya:

Rusia Tuding AS Lindungi Jabhat al-Nusra

Menlu Rusia Sergey Lavrov menyatakan banyak alasan untuk berkeyakinan bahwa Washington sejak awal berusaha melindungi Jabhat al-Nusra dari serangan agar kelompok teroris cabang al-Qaeda di Suriah ini dapat digunakan untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

“ Di bawah payung Kelompok Sahabat Suriah (Syrian Support Group/SSG) Washington berkomitmen untuk memisahkan kubu oposisi dari kawanan teroris, tapi sampai sekarang tak mampu melakukannya. Dan ada banyak alasan yang mendorong kami untuk berkeyakinan bahwa rencana mereka (Amerika Serikat/AS) sejak awal ditujukan untuk menghindarkan al-Nusra dari serangan dan menjaganya agar dapat dipakai dalam skenario B apabila tiba saatnya untuk mengubah pemerintahan,” terang Lavrov dalam wawancara dengan BBC World, Jumat (30/9/2016)..

Ratusan Orang Terbunuh, WHO Minta Pertempuran di Aleppo Dihentikan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (30/9/2016) menyatakan sebanyak 338 orang terbunuh, 106 di antaranya anak kecil, dan 846 lainnya luka-luka dalam pertempuran di Alepppo sejak 23 September lalu sampai sekarang.

Sebagaimana dilaporkan Reuters dari Jenewa, Swiss, direktur tanggap darurat WHO Dr. Richard Brennan mengatakan kepada wartawan bahwa sebanyak 846 korban luka, 261 orang di antaranya anak kecil, mereka beresiko meninggal dunia akibat minimnya perawatan.

Dan dalam pernyataannya kepada PBB dia mengatakan, “Kami menuntut empat hal; hentikan pembunuhan, hentikan serangan terhadap perawatan kesehatan, biarkan korban yang sakit dan terluka keluar, dan biarkan bantuan masuk.”

Pertempuran berkobar di Aleppo antara pasukan pemerintah dan militan sepekan setelah berakhirnya gencatan senjata yang memang rapuh.

“Tak ada rumah sakit yang dapat menerima ratusan pasien sekaligus,” ujar Brennan.

Menhan Perancis Pastikan Operasi Pembebasan Mosul Segera Dimulai

Menhan Perancis Jean-Yves Le Drian menyatakan bahwa serangan di bawah komando pemerintah Irak untuk pembebasan Mosul dari cengkraman kelompok teroris ISIS akan segera dimulai.

Reuters melaporkan bahwa hal ini dinyatakan Le Drian, Jumat (30/9/2016), setelah Perancis menerbangkan jet-jet tempurnya dari kapal induk Charles de Gaulle miliknya untuk menggempur milisi ISIS.

“Perang Mosul belum dimulai. Operasi hari ini merupakan perpanjangan dukungan kami kepada koalisi. Serangan yang utama yang akan segera dimulai,” katanya kepada wartawan di galangan kapal Angkatan Laut Perancis di wilayah barat laut negara ini.

Polisi Turki Serbu Beberapa Gedung Pengadilan dan Penjara

Setelah menutup 20 stasiun TV dan radio, polisi Turki menyerbu tiga pengadilan dan tiga penjara di kota Istanbul untuk menangkap 162 pejabat dan pegawai pengadilan dan penjara.

Reuters melaporkan bahwa menyusul adanya instruksi penangkapan para pejabat dan pegawai itu polisi Turki, Jumat (30/9/2016), menyerbu penjara terbesar Turki di Istanbul serta beberapa gedung pengadilan.

Sebagai kelanjutan dari “tindakan keras pasca kudeta gagal” 15 Juli lalu, polisi negara ini menyerang tiga pengadilan di Istanbul untuk meringkus 87 pegawai pengadilan dan menangkap 75 sipir, pegawai dan pejabat penjara Turki di tiga penjara Istanbul karena diduga terlibat aksi kudeta yang menurut pemerintah Turki didalangi oleh tokoh agama Fethulleh Gulen yang tinggal di Amerika Serikat tersebut.

Video, Pasukan Yaman Gempur Kapal Perang Emirat, 22 Tentara Tewas

Sebanyak 22 tentara Uni Emirat Arab (UEA) tewas akibat serangan pasukan Yaman terhadap kapal perang UEA jenis HSV-2 Swift di kawasan pantai Mukha, Laut Merah, di bagian barat Yaman.  Demikian dilaporkan laman berita al-Mayadeen, Sabtu (1/10/2016).

Milisi Ansarullah (Houthi) mengaku berhasil menggempur kapal itu hingga hancur total.

“Beberapa roket telah menarget kapal perang Emirat yang mencoba mendekati pantai Mokha. Kapal itu hancur total,” ungkap milisi Ansarullah Yaman (Houthi), seperti dilansir laman Sabanews.

Iran Tunjukkan Pesawat Tempur Nirawak Terbaru Buatannya

Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC/Pasdaran), Sabtu (1/10/2016) meluncurkan pesawat tempur nirawak terbaru buatannya yang diberi nama Saeqeh.

Press TV menyebutkan bahwa Saeqeh adalah drone jarak jauh yang mampu membawa empat rudal untuk menarget sasaran dengan presisi tinggi.

Saeqeh adalah versi Iran dari pesawat nirawak milik AS jenis RQ-170 Sentinel.

Bersamaan dengan ini, Iran juga kembali mempermalukan AS dengan memerkan  untuk pertama kali satu lagi hasil tangkapannya berupa niwarak milik AS jenis MQ-1C Gray Eagle.

Menurut al-Alam, Iran tidak menyebutkan kapan nirawak itu ditangkap, dan sebelumnya IRGC tak pernah memublikasi keberhasilan menangkap nirawak canggih yang biasa digunakan oleh militer dan dinas rahasia AS, CIA, tersebut.