[Commentary] Tawaran Amnesti, Fakta Penting yang Diabaikan Lesch

Artikel ini adalah tanggapan dari jurnal yang dimuat di Mediterranean Politics, yang berjudul The Unknown Future of Syria, yang dipublikasikan secara online pada 6 Maret 2013 di tautan ini: http://dx.doi.org/10.1080/13629395.2013.764656. Intisari jurnal telah dipublikasikan di tautan ini: http://ic-mes.org/politics/jurnal-prediksi-masa-depan-suriah/

pasukan-suriahLesch melakukan kekeliruan fatal ketika hanya mengutip pernyataan dari satu pihak, dan tidak mengutip pernyataan dari pihak lainnya. Perhatikan kutipan ini:

Selain itu, mereka juga tidak bisa bebas dari rasa takut jika rezim ini keluar sebagai pemenang. Seorang aktivis Suriah pernah meratap, “Jika kami tahu bahwa kami akan sampai di titik ini, maka kami mungkin tidak akan berani menentang rezim. Tapi kami melakukannya, dan sekarang kami tidak bisa berhenti. Karena jika kami berheti, maka mereka kan membunuh kami semua.”

Lesch hanya mengutip pernyataan dari pihak oposisi Suriah (yang bahkan namanya tidak disebutkan) untuk membenarkan asumsinya bahwa para pemberontak Suriah seakan-akan ‘dipaksa’ untuk terus memberontak karena keadaan. Lesh mencoba menggiring opini, bahwa jika mereka tidak memberontak, maka mereka akan mati.

Lesch mengabaikan ucapan dari Grand Mufti Suriah Dr. Ahmad Hassoun yang siap untuk memintakan amnesti kepada siapapun yang bersedia meletakkan senjata. [1] Lesch juga tidak berkomentar bahwa tokoh-tokoh yang membidani kelahiran Jabhat Al Nusra, diantaranya adalah para tahanan Suriah yang telah diberikan amnesti oleh Presiden Suriah Bashar Al Assad pada Mei-Juni 2011. Berulang-ulang kali, amnesti ditawarkan kepada para teroris. Namun tentu saja, amnesti ini berlaku untuk pemberontak yang berkewarganegaraan Suriah, dan tidak berlaku untuk jihadis asing.

Perhatikan petikan berita berikut ini:

Kecewa karena revolusi Suriah telah disabotase Islamis, kelelahan karena dua tahun konflik telah membuat banyak kehilangan dan kerugian, sejumlah pemberontak akhirnya mendaftar untuk mengambil amnesti yang ditawarkan oleh rezim Assad. Pada saat yang sama, keluarga para pemberontak mundur kembali ataupun pindah secara diam-diam kembali ke wilayah yang dikuasai oleh pemerintah. Mereka menganggap bahwa wilayah yang dikontrol pemerintah lebih aman dibandingkan yang dikuasai pemberontak. Peristiwa ini merupakan tanda tumbuhnya kepercayaan kembali kepada rezim, yang telah membuat kebijakan ‘pelayanan rekonsiliasi’ yang bertujuan untuk merangkul musuh kembali kepada pemerintah. [2]

Jika Lesch memasukkan pelayanan rekonsiliasi dalam bentuk amnesti dalam analisisnya, tentu ceritanya akan lain. Alasan untuk terus memberontak karena takut dihabisi oleh rezim adalah klaim yang tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta. Assad pernah menyinggung kondisi ini dalam wawancaranya, bahwa ia sebenarnya berat memberikan amnesti kepada para pembunuh yang telah menghancurkan negaranya, namun ia menyadari ada kepentingan yang lebih besar yang harus didahulukan, yaitu merangkul semua elemen Suriah untuk bersatu kembali. Sakit hati dan dendam harus disampingkan demi persatuan.

Akhirnya, bobrok yang lebih jelas akan terungkap. Revolusi Suriah adalah revolusi palsu. Bagaimana bisa disebut revolusi Suriah sementara pejuang revolusi kebanyakan adalah warga asing yang berasal dari 80 negara? Mereka tentu saja tidak berhak atas amnesti yang ditawarkan, karena mereka bukan warga negara Suriah.

Mengapa Lesch tidak menyinggung keberadaan jihadis asing ini? Mengapa Lesch tidak mempermasalahkan pihak-pihak yang mengkampanyekan jihad ke Suriah dan membiayai mereka? Dan bahkan, memasuki pertengahan tahun 2013, tak lama setelah tulisannya dipublikasikan, ada kelompok jihadis yaitu Islamic State of Irak and Syria (ISIS) yang masuk ke Suriah, menebar terorisme untuk merebut kontrol wilayah baik yang dikuasai oleh pemerintah Suriah maupun faksi pemberontak lainnya. Lesch harus mengakui, bahwa jihadis-jihadis ini ada ubahnya dengan penjajah yang mengacaukan Suriah, dan tentu pemerintah Suriah memiliki kewajiban untuk menumpas penjajah demi melindungi warganya.

[1] https://www.youtube.com/watch?v=wj0QmykxMQs
[2]http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/syria/10198632/Syria-disillusioned-rebels-drift-back-to-take-Assad-amnesty.html