Analisis Atas Normalisasi Hubungan UAE-Bahrain dan Israel

sabir abu maryamOleh: Dr. Sabir Abu Maryam
(Sekretaris Jenderal Yayasan Palestina-Pakistan)

Dalam tulisan ini, kami akan mencoba menganalisis alasan di balik pengakuan Israel oleh Uni Emirat Arab dan Bahrain serta pengaruhnya terhadap perjuangan Palestina. Kami juga akan mencoba untuk menemukan jawaban atas pertanyaan bagaimana hubungan antara UAE dan Bahrain dengan Israel dapat mempengaruhi kawasan dan Pakistan pada khususnya.

Pertanyaan pertama terkait dengan upaya Amerika Serikat (AS) mendorong Uni Emirat Arab dan Bahrain untuk mengakui Israel. Selama dua tahun terakhir, AS telah mempromosikan apa yang disebut “kesepakatan damai” untuk menyelesaikan masalah Palestina, yang diistilahkan “Deal of the Century”. Berdasarkan proposal tersebut, AS ingin masalah Palestina diselesaikan, tetapi dengan cara mengubah status historis Palestina untuk mencapai penyelesaian tersebut.

Presiden AS kemudian memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem yang diduduki (occupied Jerusalem) dalam upaya untuk membuktikan bahwa kawasan itu milik negara Zionis Israel. Namun, semua langkah yang diambil Presiden AS dalam hal ini menemui kekalahan dan kegagalan.

Pemerintah AS dan Presiden Trump kemudian beralih ke negara-negara Arab dan Teluk yang tidak memiliki status geopolitik di kawasan untuk menutupi kegagalan mereka. Dengan adanya pengakuan terhadap Israel oleh Uni Emirat Arab dan Bahrain, AS berharap dapat melanjutkan rencana mereka untuk menghilangkan masalah Palestina sepenuhnya.

Sebelum beralih ke pertanyaan kedua, sekarang kita akan melihat apakah Presiden AS dan sekutunya benar-benar akan berhasil dalam upaya ini. Meski UEA dan Bahrain sudah menyerah kepada Israel, apakah ini berarti masalah Palestina sudah selesai dan sekarang tidak ada yang akan berbicara tentang Palestina? Tentu saja, ini tidak pernah terjadi. Publik justru semakin ramai membincangkan Palestina dan kejahatan Israel semakin terkuak.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan khususnya para cendekiawan untuk memahami bahwa gerakan pembebasan Palestina akan terus hidup hingga Palestina meraih kemerdekaannya. Adalah fakta yang tak terbantahkan, bahwa Palestina adalah tanah air orang-orang Palestina, dan juga fakta yang tak bisa dipungkiri bahwa Israel adalah negara yang merampas tanah Palestina dan keberadaannya tidak sah.

Pertanyaan kedua juga sangat penting. Gerakan Palestina tidak bisa dilemahkan oleh pengkhianatan oleh negara-negara Arab tersebut. Bahkan, justru mereka menghadapi ancaman politik dan ancaman akibat menjalin hubungan dengan Israel. Pakar politik mengatakan bahwa pergerakan badan intelijen Israel, Mossad, akan semakin masif di UEA dan Bahrain. Hal ini tidak hanya akan merugikan kepentingan nasional mereka, tetapi juga mengancam negara-negara lain di kawasan, termasuk juga Pakistan.

Menurut sejumlah pengamat politik, situasi terkini di Pakistan, di mana atmosfir ekstremis diciptakan atas nama agama, sesungguhnya merupakan hasil upaya di balik layar AS dan Mossad. Mereka juga menilai bahwa begitu negara-negara Arab ini mengakui Israel, masalah Kashmir juga akan terkubur. Mereka (negara-negara Arab) juga tidak akan lagi memedulikan nasib warga Kashmir. Karena ketika negara-negara Arab ini telah menjual hati nuraninya dengan mengabaikan Palestina, pemerintah Pakistan tidak bisa lagi mengharapkan dukungan atau bantuan dari mereka dalam masalah Kashmir.

Beberapa sumber menyebutkan, bersamaan dengan pengakuan UEA dan Bahrain terhadap Israel, beberapa pemimpin agama Pakistan telah menerima dana 100 juta dolar AS dari mereka. Setelah itu, bersamaan dengan munculnya protes atas pengakuan negara-negara Arab itu pada Israel, muncul demonstrasi sektarian di bawah kepemimpinan Mufti Agung Pakistan. Sebaliknya, perekonomian Pakistan terpukul keras, seperti yang diberitakan di berbagai surat kabar. Dengan kata lain, nampak adanya upaya menciptakan perpecahan di dalam negeri agar dukungan terhadap Palestina melemah. Beberapa analis politik mengatakan bahwa dengan kedok hubungan Arab-Israel, AS, Israel, dan India telah melakukan berbagai upaya untuk mengguncang Pakistan. Inilah jawaban atas pertanyaan kedua yang diajukan di awal artikel tentang dampak hubungan Arab-Israel di Pakistan.

Singkatnya, AS dan sekutu Arabnya ingin masalah Palestina diakhiri, untuk melemahkan Palestina sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat melawan Israel yang telah merampas tanah dan rumah mereka. Tetapi semua konspirasi dan intrik mereka tampaknya gagal sekarang karena Palestina masih teguh berjuang dan mengirimkan pesan yang sama kepada dunia bahwa bahkan jikapun seluruh dunia mengakui keberadaan Israel, kejahatan dan perampasan yang dilakukan Israel tidak dapat dibenarkan.
Palestina dan rakyat Palestina akan terus berdiri tegak. Selama suara rakyat Palestina tetap terdengar di  dalam wilayah Palestina, baik yang “Deal of the Century” Trump maupun normalisasi hubungan Arab-Israel tidak akan dapat mengalahkan Palestina. Palestina akan bebas dan keberadaan rezim penjajah Israel akan hancur.