Rangkuman Berita Utama Timteng  Senin 7  September 2020

nasrallah dan haniyehJakarta, ICMES. Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menerima kunjungan Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Ismail Haniyeh dan wakilnya, Salih Al-Arouri, serta rombongan delegasi yang menyertainya.

Juru bicara tentara Yaman yang bersekutu dengan Ansarullah (Houthi), Brigjen Yahya Saree, mengumumkan serangan terbarunya ke berbagai obyek strategis di kedalaman wilayah Arab Saudi.

Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) mengumumkan bahwa badan keamanan negara ini telah mengungkapkan pelaku “sabotase” di fasilitas nuklir Natanz yang terjadi pada awal Juli lalu.

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz, dalam kontak telefon dengan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, memuji sepak terjang AS di Timteng dan menyatakan dukungan kerajaannya kepada Inisiatif Perdamaian Arab untuk penyelesaian konflik Palestina-Israel.

Berita selengkapnya:

Pemimpin Hamas Kunjungi Pemimpin Hizbullah di Libanon

Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menerima kunjungan Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Ismail Haniyeh dan wakilnya, Salih Al-Arouri, serta rombongan delegasi yang menyertainya.

Situs pemberitaan Al-Alam, Ahad (6/9/2020), menyebutkan bahwa dalam pertemuan ini Nasrallah dan Haniyeh sama-sama menekankan eratnya hubungan antara Hizbullah dan Hamas berasaskan semangat keimanan, persaudaraan, jihad, dan persamaan nasib, serta pengembangan mekanisme kerjasama dan koordinasi antara kedua pihak.

Dalam pertemuan ini juga telah dipaparkan secara rinci berbagai perkembangan situasi politik dan militer di Palestina, Libanon, dan kawasan sekitar, terutama bahaya yang mengancam bangsa Palestina dari prakarsa AS yang dinamai Perjanjian Abad ini serta agenda-agenda normalisasi hubungan Arab dengan Rezim Zionis Israel. Hizbullah dan Hamas menegaskan tanggungjawab bangsa-bangsa Arab dan umat di depan ancaman tersebut.

Tanpa menyebutkan rincian lebih jauh, Al-Alam melaporkan bahwa Hizbullah dan Hamas menegaskan keteguhan keduanya pada Poros Resistensi, kesolidan dalam menghadapi segala tekanan dan ancaman, dan besarnya harapan dalam keteguhan ini. (alalam)

Ansarullah Umumkan Serangan Terbarunya ke Beberapa Titik Strategis di Saudi

Juru bicara tentara Yaman yang bersekutu dengan Ansarullah (Houthi), Brigjen Yahya Saree, Ahad malam (6/9/2020), mengumumkan serangan terbarunya ke berbagai obyek strategis di kedalaman wilayah Arab Saudi.

“Angkatan Udara telah melancarkan serangan luas dengan sejumlah pesawat nirawak ke berbagai posisi militer dan sasaran strategis dan Bandara Abha,” ungkap Saree.

Dia memastikan serangan itu mengena sasaran secara “akurat”, dan bahwa serangan itu dilancarkan sebagai “balasan atas eskalasi serangan udara serta berlanjutnya agresi dan blokade terhadap Yaman.”

Di pihak lain, pasukan koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi mengaku pihaknya telah menghancurkan satu unit drone “berbahan peledak” di angkasa Yaman ketika drone itu melesat ke arah ke wilayah Saudi.

Juru bicara resmi kolisi, Kolonel Turki Al-Maliki dalam sebuah pernyataannya di malam yang sama menyusul pernyataan Yahya Saree menyebutkan, “Pasukan koalisi gabungan pada Ahad sore berhasil mencegat dan menghancurkan pesawat nirawak berbahan peledak di angkasa Yaman, yang diluncurkan oleh milisi teroris Houthi yang didukung Iran ke arah Saudi.”

Al-Maliki juga menuding Ansarullah “menyasar obyek-obyek kota dan warga sipil secara sistematis dan disengaja”. (raialyoum)

Iran Ketahui Pelaku dan Motif Sabotase di Fasilitas Nuklirnya

Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) mengumumkan bahwa badan keamanan negara ini telah mengungkapkan pelaku “sabotase” di fasilitas nuklir Natanz yang terjadi pada awal Juli lalu.

“Setahu kami, mereka telah menemukan pelakunya, mengetahui penyebab dan metode insiden serta memiliki informasi tentang itu,” ujar Kamalvandi, Ahad (6/9/2020), seperti dikutip Kantor berita resmi Iran, IRNA.

Dia tidak memberikan keterangan lebih lanjut, termasuk mengenai siapa yang diyakini berada di balik insiden di situs pengayaan uranium Natanz.

Kepada saluran TV Al-Alam Kamalvandi  mengatakan, ” Pada waktunya nanti otoritas keamanan akan mengungkapkan alasan di balik ledakan”.

Belum lama ini di Iran telah terjadi serangkaian insiden ledakan dan kebakaran misterius, yang beberapa di antaranya berada di situs sensitif, termasuk situs militer Parchin di Teheran timur, dan fasilitas pengayaan uranium Natanz.

Hal itu kemudian membangkitkan spekulasi adanya tindakan sabotase pihak asing. Surat kabar  AS New York Times mengutip pernyataan seorang pejabat intelijen Timur Tengah yang mendapat informasi bahwa Israel berada di balik insiden yang terjadi di fasilitas Natanz.

Pejabat itu juga mengklaim bahwa Israel telah menanam bom di sebuah gedung yang menjadi tempat pengembangan sentrifugal modern.

Pada bulan lalu Kamalvandi mengatakan bahwa negaranya akan mengganti bangunan yang rusak dengan peralatan yang lebih canggih, namun mengakui bahwa kebakaran itu dapat memperlambat pengembangan dan produksi sentrifugal canggih “dalam jangka menengah”.

Sebuah artikel yang dimuat IRNA sebelumnya membahas kemungkinan sabotase oleh musuh seperti Amerika Serikat dan Israel, namun tidak menuduh salah satu negara itu secara langsung. (raialyoum/bbc)

Raja Salman Puji Sepak Terjang AS di Timteng

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz, dalam kontak telefon dengan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, memuji sepak terjang AS di Timteng dan menyatakan dukungan kerajaannya kepada Inisiatif Perdamaian Arab untuk penyelesaian konflik Palestina-Israel.

Kantor berita resmi Saudi, SPA, Jumat (69/2020), melaporkan bahwa dalam kontak telefon  telah disinggung perkembangan situasi Timteng, dan Salmanpun “menyatakan penghargaan Kerajaan atas upaya yang dilakukan oleh AS untuk membawakan perdamaian.”

Raja Saudi menegaskan keinginan negaranya “untuk mencapai solusi permanen dan adil untuk masalah Palestina dalam rangka membangun perdamaian, yang merupakan dasar utama untuk upaya Kerajaan dan Prakarsa Perdamaian Arab.”

Pembicaraan via telefon itu dilakukan manakala pemerintahan Trump sedang mengintensifkan upayanya untuk melaksanakan rencana perdamaiannya di Timur Tengah yang dikenal dengan nama “Kesepakatan Abad ini” untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel, termasuk mendorong negara-negara Arab untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Upaya ini menghasilkan pengumuman Uni Emirat Arab (UEA), Israel dan AS pada 13 Agustus lalu dalam sebuah pernyataan bersama bahwa kesepakatan UEA-Israel telah dicapai untuk normalisasi hubungan kedua pihak.

Trump kemudian mengaku melihat adanya kemungkinan Arab Saudi membuat perjanjian serupa dengan Israel, sementara sumber resmi mengatakan bahwa Bahrain adalah negara berikutnya setelah UEA yang akan mengumumkan normalisasi hubungan dengan pihak Israel.

Namun, beberapa pemberitaan media menyebutkan bahwa Raja Salman tetap menentang proses normalisasi hubungan negaranya dengan Israel meski ada kemajuan signifikan dalam upaya mencapai terobosan politik AS dengan Arab Saudi. (rta)