Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei memuji armada Angkatan Laut (AL) Iran karena telah menjalankan misi pelayaran keliling dunia yang mengangkat prestise Teheran di kancah internasional, dan menekankan bahwa misi bersejarah ini menjadi peringatan bagi negara-negara adidaya semisal Amerika Serikat AS) bahwa mereka tak dapat memonopoli pelayaran di laut lepas.

Pasukan elit Iran Korps Gardal Revolusi Islam (IRGC) menyerahkan rudal jelajah “Qadir” dan “Nasir” buatan dalam negeri ke armada AL IRGC setelah IRGC mengadakan latihan militer berskala besar di Teluk Persia.
Pasukan Zionis Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat menembak mati tiga orang Palestina dengan dalih bahwa para korban itu sedang melakukan perjalanan untuk melancarkan serangan.
Berita Selengkapnya:
Ayatullah Khamenei: AS Tak Dapat Mengusik Eksistensi AL Iran di Laut Lepas
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei memuji armada Angkatan Laut (AL) Iran karena telah menjalankan misi pelayaran keliling dunia yang mengangkat prestise Teheran di kancah internasional, dan menekankan bahwa misi bersejarah ini menjadi peringatan bagi negara-negara adidaya semisal Amerika Serikat AS) bahwa mereka tak dapat memonopoli pelayaran di laut lepas.
Dia menyatakan bahwa misi pelayaran dunia AL Iran membuktikan bahwa laut lepas adalah milik semua negara, dan kehadiran AL Iran di perairan terpencil seperti samudra Pasifik dan Atlantik berkontribusi terhadap keamanan nasional.
“AS dan negara adidaya lainnya memonopoli isu-isu umum yang berkaitan dengan umat manusia. Jika bisa, mereka bahkan akan mengklaim laut atas nama mereka sehingga orang lain tidak memiliki akses ke sumber daya alam,†katanya dalam pertemuan dengan para komandan dan kru armada ke-86 AL Iran di Teheran, Ahad (6/8).
“Namun, dengan kehadiran dan kewaspadaan Anda dalam melawan perilaku permusuhan mereka untuk menggagalkan pelayaran Anda, Anda membuktikan bahwa laut lepas adalah milik semua,” sambungnya.
Mengenai hambatan yang dibuat oleh AS dalam transportasi laut, Ayatullah Khamenei mengatakan tidaklah masuk akal jika mereka mengklaim bahwa mereka tidak akan mengizinkan kapal melewati selat tertentu.
“Laut dan udara harus bebas bagi semua negara, dan keamanan pelayaran dan transportasi laut harus dijamin untuk semua,†tegasnya.
Dia mengutuk aksi AS melanggar norma internasional dengan menahan kapal tanker minyak dan membantu penyelundup di kawasan Teluk Persia dan sekitarnya.
Pemimpin Besar Iran menyebutkan bahwa keberhasilan misi armada ke-86 adalah berkat “kerja keras, tekad, kepercayaan diri, pengetahuan militer yang maju, manajemen yang efisien dan keberanian serta ketahanan dalam menghadapi kesulitan”.
Dia mengapresiasi armada dan personel armada itu, yang terdiri dari kapal perusak Dena buatan dalam negeri dan kapal pangkalan depan Makran.
Ayatullah Khamenei mengatakan bahwa pelayaran armada itu sejauh hampir 65.000 kilometer dalam waktu sekitar delapan bulan “belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah pelayaran Iran.”
“Pekerjaan mendalam yang dilakukan oleh armada ini tidak boleh dianggap remeh dan dilihat hanya sebagai operasi militer dan AL, mengingat pelajaran berharga yang terpetik dari pelayaran tersebut,†ungkapnya.
Dia menambahkan dengan menyelesaikan misi armada ke-86 “meningkatkan taraf kemampuan militer negara.”
Mengingat fakta bahwa hampir 90 persen perdagangan global dilakukan melalui transportasi laut, dia menekankan bahwa para pejabat Iran perlu bekerja untuk penggunaan kapasitas maritim Iran secara lebih optimal untuk melayani kepentingan nasional.
Pada pertengahan Mei, armada ke-86 AL Iran menyelesaikan misi pelayaran keliling dunia yang berlangsung selama delapan bulan, dan berlabuh di pelabuhan Selatan Bandar Abbas setelah berlayar sejauh 65.000 km. Misi tersebut bertujuan untuk memperluas kehadiran AL Iran di perairan internasional.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Al Iran, armada ke-86, yang terdiri dari kapal perang Dena dan Makran, melakukan pelayaran panjang keliling dunia dan berlayar di Samudera Hindia, Pasifik, dan Atlantik tanpa bergantung pada bantuan dari pantai.
Dena adalah kapal perang kelas Mowj yang bergabung dengan AL Iran pada Juni 2021. Kapal militer tersebut dilengkapi dengan rudal jelajah anti kapal, torpedo, dan meriam maritim. Kapal lain dari armada tersebut adalah Makran, sebuah kapal pangkalan depan dengan berat 121.000 ton. (fna)
AL IRGC Dibekali Rudal Jelajah Anti-Kapal
Pasukan elit Iran Korps Gardal Revolusi Islam (IRGC), Ahad (6/8), menyerahkan rudal jelajah “Qadir” dan “Nasir” buatan dalam negeri ke armada AL IRGC setelah IRGC mengadakan latihan militer berskala besar di Teluk Persia.
Dengan jangkauan hingga 300 kilometer, rudal Qadir (CM-300) yang berbobot 700 kilogram dan berhulu ledak seberat 165 kilogram banyak digunakan di peluncur pantai dan kapal tempur AL.
Misil ini menggunakan sistem panduan inersia untuk fase awal dan panduan radar aktif untuk fase terakhirnya, dan menerima posisi target laut dari radar dan bergerak ke arah target menggunakan sistem panduan internal atau inersia berdasarkan akselerometer dan giroskop.
Setelah mendapati target, misil menguncinya sambil dipandu dalam bentuk radar aktif.
Rudal Nasir (CM-90) yang memiliki mesin turbojet dan jangkauan maksimum 90 kilometer dapat diluncurkan dari platform pesisir dan laut. Dengan bobot 351 kilogram, rudal ini mampu membawa hulu ledak seberat 130 kilogram dengan kecepatan maksimum 8 Mach atau 8 kali kecepatan suara.
IRGC memulai latihan maritim di Teluk Persia pada hari Rabu pekan lalu untuk “menampilkan kekuatan Angkatan Laut IRGC serta kesiapan tempur dan pertahanan dalam melindungi keamanan Teluk Persia dan pulau-pulau Iran”.
Dalam latihan itu, berbagai unit AL IRGC, termasuk unit tempur, angkatan laut, rudal, pesawat nirawak, reaksi cepat, peperangan elektronik, dan udara, yang didukung oleh Divisi Dirgantara IRGC, telah menjalankan berbagai taktik militer. (fna)
Pasukan Zionis Bunuh Tiga Orang Palestina di Tepi Barat
Pasukan Zionis Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat pada hari Ahad (6/8) menembak mati tiga orang Palestina dengan dalih bahwa para korban itu sedang melakukan perjalanan untuk melancarkan serangan.
Menurut keterangan militer Israel, tembakan dilepaskan terhadap sebuah kendaraan hingga menewaskan tiga penumpangnya.
“Beberapa waktu lalu, sebuah kendaraan yang membawa satu regu teroris dari kamp pengungsi Jenin teridentifikasi saat dalam perjalanan untuk melakukan serangan,” ungkap militer Israel.
Korban antara lain Naif Abu Tsuik, 26, yang oleh tentara Israel disebut sebagai gembong operasi militer militan Palestina dari kamp pengungsi Jenin.
Tentara Zionis mengatakan bahwa Abu Tsuik “terlibat dalam aksi militer terhadap pasukan keamanan Israel dan memajukan aktivitas militer yang diarahkan oleh teroris di Jalur Gaza”, kawasan berpantai yang dikendalikan oleh kelompok pejuang Hamas.
Menurut jaringan berita Quds, kendaraan itu terkena lebih dari 100 peluru.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji pasukan keamanan dan mengatakan Israel “akan terus menindak mereka yang mencari nyawa kami di mana saja dan kapan saja”.
Juru bicara Hamas, Hazem Qasem, memastikan akan ada pembalasan atas darah para syuhada Palestina tersebut.
“Musuh, yang membunuh tiga orang Palestina kami, tidak akan lolos dari membayar harga kejahatannya,†tegas Hazem dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi serangan di selatan Jenin tersebut.
Ketua partai Prakarsa Nasional Palestina, Mustafa Barghouti, mengatakan bahwa pembunuhan tiga warga Palestina merupakan “pembunuhan di luar hukum.â€
“Apa yang Israel lakukan hari ini adalah tindakan pembunuhan di luar hukum terhadap pemuda Palestina. Ini adalah eksekusi orang yang melanggar hukum tanpa proses peradilan apa pun,†ungkapnya.
Lebih dari 200 warga Palestina telah terbunuh tahun ini di wilayah pendudukan Palestina. PBB bahkan telah memperingatkan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina sejak mulai mencatat angka kematian. (aljazeera)