Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 6 November 2023

Jakarta, ICMES. Menteri Pertahanan Iran Brigjen Mohammad Reza Ashtiani melontarkan peringatan sengit bahwa Amerika Serikat (AS) akan menderita pukulan berat jika tak menghentikan kejahatan perang Rezim Zionis Israel terhadap Gaza.

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei telah ditemui oleh Ketua Biri Politik Hamas Ismail Haniyeh, dan mengatakan kepadanya bahwa Teheran akan terus mendukung perjuangan kubu resistensi Palestina melawan rezim Zionis.

Pasukan pendudukan Israel pada Ahad malam melakukan pembantaian yang mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza, dengan membom area sekitar rumah sakit dan daerah pemukiman serta memutuskan saluran komunikasi.

Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid memastikan Israel “tidak akan aman, tidak akan menjadi negara yang bermoral, juga tidak akan memenangi  perang kecuali orang-orang yang diculik (ditawan oleh pejuang Gaza) kembali.”

Berita Selengkapnya:

Ingatkan AS, Menhan Iran: Hentikan Perang Gaza Jika Tak Ingin Mendapat Pukulan Keras

Menteri Pertahanan Iran Brigjen Mohammad Reza Ashtiani melontarkan peringatan sengit bahwa Amerika Serikat (AS) akan menderita pukulan berat jika tak menghentikan kejahatan perang Rezim Zionis Israel terhadap Gaza.

“Saran kami kepada AS adalah segera mengakhiri perang ini dan menerapkan gencatan senjata, jika tidak maka mereka akan mendapat pukuran keras,” tegas Ashtiani, Ahad (5/11)/

“Kami selalu bersaran kepada AS untuk tidak mendukung rezim Zionis,” imbuhnya.

Ashtiani menilai AS telah membuat beberapa kesalahan strategis, khususnya di Timteng, dan dalam situasi saat ini, AS telah mengirim pesan ke Iran justru karena putus asa dan takut.

Dia menyebut AS dan Israel kini berada dalam kesulitan dalam berusaha lolos dari kemelutnya.

Israel mengobarkan perang pada 7 Oktober setelah Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel. Sejak itu, Israel melakukan kejahatan perang dengan membantai sedikitnya 9.770 warga Palestina, termasuk 4.800 anak-anak dan 2.550 perempuan.

Israel juga telah memutus bahan bakar, listrik, makanan dan air bagi lebih dari dua juta penduduk Gaza.

Pangkalan dan personel militer AS di Irak dan Suriah telah berulang kali menjadi sasaran serangan drone dan roket sejak rezim Israel melancarkan perang di Gaza.

Pada tanggal 1 November, Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Seyid Ali Khamenei menyerukan kepada negara-negara Muslim agar bertindak mengakhiri kekejaman Israel terhadap Gaza, menjatuhkan sanksi terhadap Israel dan menghentikan ekspor minyak dan barang ke wilayah pendudukan Palestina. (presstv/alalam)

Ditemui Pemimpin Hamas, Ayatullah Khamenei Pastikan Dukungan kepada Palestina Sudah Paten

Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei telah ditemui oleh Ketua Biri Politik Hamas Ismail Haniyeh, dan mengatakan kepadanya bahwa Teheran akan terus mendukung perjuangan kubu resistensi Palestina melawan rezim Zionis.

“Mendukung kekuatan perlawanan Palestina dalam menghadapi penjajah Zionis adalah kebijakan permanen Republik Islam Iran,” ungkap Ayatollah Khamenei, seperti dikutip IRNA, Ahad (5/11).

Dia menyebutkan bahwa rezim Israel dibeking oleh AS dan negara-negara sekutunya dari Eropa dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza.

“Kejahatan rezim Zionis di Gaza didukung langsung oleh AS dan beberapa negara Barat,” ujarnya.

Di pihak lain, Haniyeh menerangkan kepada Ayatullah Khamenei perkembangan situasi terkini di Gaza dan kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis di sana serta situasi di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Seorang anggota senior Hamas Sabtu lalu mengungkap pertama kalinya bahwa Haniyeh telah berada di Iran dalam beberapa hari terakhir untuk menemui Ayatollah Khamenei.

Pertemuan itu terjadi  beberapa minggu setelah Hamas melancarkan operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya ke wilayah pendudukan Israel, dan telah menewaskan 1.400 pemukim dan tentara Zionis Israel.

Haniyeh, yang bermarkas di ibu kota Qatar, Doha, telah bertemu dengan Pemimpin di Teheran pada akhir Juni, beberapa bulan sebelum dimulainya pembantaian Israel di Gaza.

Angka yang dirilis pada hari Minggu menunjukkan jumlah warga sipil yang gugur dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober mencapai 9.770 orang, termasuk 4.800 anak di bawah umur. (presstv)

Serangan Israel Menggila dan Menerjang Sekitar Rumah Sakit dan Daerah Permukiman di Gaza

Pasukan pendudukan Israel pada Ahad malam (5/11) melakukan pembantaian yang mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza, dengan membom area sekitar rumah sakit dan daerah pemukiman bersamaan dengan aksinya memutus layanan internet dan komunikasi di Jalur Gaza untuk ketiga kalinya sejak dimulainya agresi terhadap Gaza.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan bahwa pemboman yang dilakukan Israel secara intensif telah menyebabkan pembantaian di daerah pusat Jalur Gaza.

Sebuah sumber medis mengumumkan kedatangan 300 syuhada dan korban luka di Rumah Sakit Al-Shifa saja.

Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Gaza menerima 15 syuhada dan puluhan orang luka-luka.

Pemerintah di Gaza mengumumkan bahwa Jalur Gaza menjadi sasaran pemboman hebat Israel di sekitar semua rumah sakit, termasuk komplek Medis Al-Shifa, sebelah barat Kota Gaza.

Dilaporkan pula bahwa tentara Zionis mulai menerapkan ancamannya terhadap rumah sakit di Jalur Gaza, dan semua serangan Israel dalam beberapa jam terakhir menyasar lokasi sekitar rumah sakit.

Dalam waktu singkat, pasukan pendudukan melancarkan lebih dari 100 serangan, dan pemboman tersebut termasuk pelemparan bom ringan, bersamaan dengan terjadinya ledakan hebat di Gaza tengah dan terjadinya kebakaran di wilayah utaranya.

Kantor berita Prancis melaporkan bahwa Israel memutus jalur komunikasi internet dan telepon di Jalur Gaza pada Minggu malam, untuk ketiga kalinya sejak dimulainya agresi sebulan lalu.

Tak lama setelah pemutusan komunikasi itu, tentara Israel melancarkan pemboman besar-besaran di Kota Gaza dan wilayah lain di Jalur Gaza utara, dan terjadi ledakan yang sangat keras hingga suaranya terdengar dari Rafah di ujung selatan Jalur Gaza.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, “Kami kehilangan kontak dengan semua tim kami yang bekerja di Gaza.”

Sebelumnya, otoritas Gaza mengumumkan bahwa agresi Israel yang berlanjut sejak 7 Oktober telah mengakibatkan 9.770 orang Palestina syahid dan 24.000 orang terluka. Selama 24 jam terakhir, jumlah syuhada melebihi 240 orang. (aljazeera)

Wacana Bom Nuklir Mengemuka, Pemimpin Oposisi Yair Lapid: Israel Takkan Pernah Aman

Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid memastikan Israel “tidak akan aman, tidak akan menjadi negara yang bermoral, juga tidak akan memenangi  perang kecuali orang-orang yang diculik (ditawan oleh pejuang Gaza) kembali.”

Lapid mengatakan demikian pada hari Ahad (5/11), bersamaan dengan pernyataan kontroversial Menteri Warisan Budaya Israel, Amichai Eliyahu, bahwa menjatuhkan bom nuklir di Gaza adalah solusi yang mungkin.

Amichai menyebutkan bahwa Jalur Gaza tidak boleh dibiarkan begitu saja, dan Israel harus membangun kembali pemukiman di sana.

Menanggapi Amichai, Lapid menyerukan pemecatannya dari pemerintah, dan menyebutnya sebagai “pernyataan yang mengejutkan dan gila dari menteri yang tidak bertanggung jawab. Pernyataan tersebut merugikan keluarga korban penculikan.”

Lapid menilai pernyataan itu “merugikan masyarakat Israel dan merugikan kedudukan internasional kami.”

“Kehadiran ekstremis di pemerintahan menempatkan kami dalam bahaya,” sambungnya.

Israel melanjutkan agresinya terhadap Gaza selama 30 hari, membom rumah, sekolah, rumah sakit dan masjid, yang menyebabkan kematian lebih dari 9.770 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, selain melukai 24 ribu orang, menghancurkan seluruh lingkungan, dan menggusur sebagian besar penduduk.

Selama lebih dari seminggu, Israel telah melakukan operasi darat di Gaza, namun Israel menderita kerugian besar di tangan anggota perlawanan, dengan lebih dari 30 tentara dan perwiranya tewas, dan 260 orang terluka dievakuasi dari lapangan. (aljazeera)

.