Jakarta, ICMES. Presiden Pakistan Arif Alvi mengumumkan pembubaran parlemen negara ini atas saran Perdana Menteri Imran Khan.

Militer Israel mengaku siap menjalankan skenario apa pun, termasuk melancarkan serangan besar lagi ke Jalur Gaza, jika faksi-faksi Palestin di kawasan yang diblokade ini meningkatkan gelombang serangan yang melanda Israel belakangan ini.
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa negara-negara regional Timteng yang mengabaikan tujuan hegemonik Amerika Serikat (AS) dan rezim Zionis Israel akan mendatangkan murka.
Acara buka bersama (bukber) diadakan lagi di Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah, dan Masjid Nabawi, Madinah Al-Munawwaroh, setelah dua tahun dihentikan untuk sementara waktu akibat pandemi Covid-19.
Berita Selengkapnya:
Presiden Pakistan Bubarkan Parlemen, Pemilu akan Diselenggarakan
Presiden Pakistan Arif Alvi mengumumkan pembubaran parlemen negara ini atas saran Perdana Menteri Imran Khan.
“Presiden Pakistan, Dr. Arif Alvi, telah menyetujui saran Perdana Menteri Pakistan untuk membubarkan Majelis Nasional berdasarkan Pasal 58(1) dan Pasal 48(1) Konstitusi Republik Islam Pakistan,” ungkap Kantor Kepresidenan Pakistan dalam sebuah pernyataan, Minggu (3/4).
Sebelumnya di hari yang sama Perdana Menteri Imran Khan dalam pidato yang ditujukan kepada rakyat Pakistan mengaku telah menyarankan presiden untuk “membubarkan parlemen”.
Surat kabar Dawn Pakistan menyebutkan bahwa sesuai pasal 58, Presiden berkewajiban membubarkan Majelis Nasional jika disarankan oleh Perdana Menteri, dan jika tidak segera dibubarkan maka majelis ini akan dianggap bubar 48 jam setelah Perdana Menteri mengumumkan pembubaran itu.
Pengumuman pembubaran parlemen itu disampaikan beberapa saat setelah wakil ketua Majelis Nasional, Qassem Suri, yang memimpin sidang pada hari itu menolak mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Imran Khan, dan menyebutnyai tidak konsisten dengan Pasal 5 konstitusi, yang menyatakan bahwa “kesetiaan kepada negara adalah kewajiban dasar bagi semua warga negara”.
Pemerintah mengklaim bahwa mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri adalah “konspirasi yang didanai asing”, berdasarkan “surat ancaman” yang diterima dari Amerika Serikat (AS) melalui duta besar Pakistan yang menyerukan agar Khan dimakzulkan.
Pada akhir Maret, parlemen Pakistan yang beranggotakan 342 orang menyetujui mosi tidak percaya terhadap pemerintah Khan dengan 161 suara, tapi oposisi membutuhkan 172 suara untuk memakzulkan perdana menteri dari jabatannya.
Menteri Negara Informasi dan Penyiaran Farrukh Habib mengatakan bahwa pemilu akan diadakan dalam 90 hari ke depan setelah Imran Khan menyarankan Presiden Arif Alvi untuk membubarkan parlemen.
Di Twitter, Minggu, dia menyebutkan bahwa sindrom “kaki gemetar” telah dialihkan kembali ke oposisi.
Pemimpin Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) itu juga mengatakan bahwa warga negara Pakistan yang tinggal di luar negeri berhak memilih anggota parlemen dan jangan sampai pihak oposisi mengambil hak itu. (alalam/po)
Suasana Memanas, Militer Israel Mengaku Siap Hadapi Segala Skenario, Termasuk Serang Gaza
Militer Israel mengaku siap menjalankan skenario apa pun, termasuk melancarkan serangan besar lagi ke Jalur Gaza, jika faksi-faksi Palestin di kawasan yang diblokade ini meningkatkan gelombang serangan yang melanda Israel belakangan ini.
Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letjen Ran Kochav, Minggu (3/4), mengatakan kepada surat kabar Yedioth Ahronoth bahwa militer Zionis siap menghadapi kemungkinan gelombang serangan, termasuk dari arah Lebanon, Suriah, dan selatan.
Pada dini hari Sabtu lalu tentara Israel dalam sebuah operasi militernya telah membunuh tiga orang Palestina di dekat kota Jenin sembari mengklaim bahwa mereka bermaksud melancarkan serangan di wilayah Israel (Palestina pendudukan 1948)
Dilaporkan bahwa dalam peristiwa itu sempat terjadi kontak senjata sehingga empat tentara Israel terluka, satu di antaranya parah.
“IDF beroperasi di mana saja dan kapan saja di Area A, B dan C, dan juga membantu polisi di lini depan,†kata Kochav.
Perjanjian Oslo (1995) antara PLO dan Israel membagi kawasan Tepi Barat menjadi 3 wilayah; A, di bawah kendali penuh Palestina; B, di bawah keamanan Israel, kendali administratif sipil dan Palestina; dan C di bawah kendali sipil, administratif Israel, kendali keamanan, dan merupakan sekitar 60 persen wilayah Tepi Barat.
Kochav menambahkan: “Kami sedang memantau Gaza, Lebanon, Suriah dan bahkan Sinai, dan siap untuk segala kemungkinan eskalasi. Kami telah mengerahkan baterai pertahanan udara kami.â€
Dia menekankan bahwa “Divisi Gaza (pasukan militer Israel yang ditempatkan di perbatasan Jalur Gaza) siap untuk pertahanan darat, dan kami akan melakukan segala yang diperlukan agar bulan Ramadhan dan hari raya Paskah Yahudi (15-22 April) berlalu dengan damai.”
Israel mengantisipasi kemungkinan eskalasi situasi keamanan di wilayah Palestina, khususnya kota Quds, akibat persiapan kelompok besar pemukim ekstremis Zionis untuk menyerbu Masjid Al-Aqsha selama bulan Ramadhan, yang tahun ini bertepatan dengan hari besar Islam dan hari besar Yahudi.
Kochav menambahkan, “Jika perlu, kami juga siap untuk ‘Guardian of the Walls 2’ atau aktivitas apa pun yang mungkin diperlukan.”
“Guardian of the Walls†adalah sandi operasi imiliter Israel terhadap faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza pada 10-21 Mei 2021 yang menjatuhkan banyak korban tewas dan luka.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengancam faksi-faksi pejuang Palestina di Jalur Gaza dengan pernyataan bahwa mereka akan menderita jika terjadi eskalasi militer baru.
Bersamaan dengan ini, Israel meminta Mesir campur tangan terhadap faksi-faksi pejuang Palestina agar tidak meningkatkan ketegangan situasi.
“Saat ini, Hamas tidak menginginkan eskalasi, namun kami berasumsi bahwa eskalasi dapat terjadi, tapi penduduk Gaza, termasuk Hamas dan Jihad Islam Palestina, harus memilih jenis Ramadhan yang mereka inginkan,†sumbar Gantz dalam sebuah wawancara yang dimuat Yedioth Ahronoth, Minggu.
Dia juga bersumbar, “Jika ada aktivitas anti Israel dari Jalur Gaza, Gaza akan menderita. Saya sarankan untuk menyimpannya sendiri…Mereka tahu kemampuan kami, dengan semua alat kami, jika mereka menarik pelatuknya, kami akan menerkam mereka.†(raialyoum)
Presiden Iran: Negara-Negara yang Mengabaikan Kejahatan AS dan Israel akan Picu Amarah
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa negara-negara regional Timteng yang mengabaikan tujuan hegemonik Amerika Serikat (AS) dan rezim Zionis Israel akan mendatangkan murka.
“Di kawasan ini, negara yang menutup mata di depan tujuan hegemonik AS dan Rezim Zionis, tidak hanya akan menginjak hak bangsanya, melainkan juga akan memicu kemarahan negara-negara Muslim,†kata Raisi dalam panggilan telepon dengan mitranya dari Irak, Barham Salih, Ahad (3/4).
Raisi menekankan pentingnya upaya membangun keamanan dan perdamaian di kawasan tanpa campur tangan kekuatan asing, dan menyatakan bahwa perjalanan waktu telah membuktikan kebenaran pernyataan Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei bahwa AS sebenarnya tak bersimpati kepada negara-negara Muslim di kawasan, terutama di Irak.
“Sekarang jelas bagi semua orang bahwa pihak asing hanya mengejar kepentingan dan tujuan hegemonik mereka sendiri” ujar Raisi.
Dia menambahkan, “Kami menganggap ketidakamanan sekecil apa pun di Irak merugikan seluruh kawasan. Karena itu, kami menyambut baik realisasi kepentingan rakyat Irak dan pembentukan pemerintahan yang kuat di negara ini.â€
Di pihak lain, Presiden Irak menekankan perlunya kerjasama antara kedua negara untuk mengatasi tantangan regional. Salih mengatakan pembentukan stabilitas dan keamanan di kawasan sangat penting dan menyatakan optimisme negaranya tentang peran aktif Iran dalam hal ini.
Salih juga menegaskan bahwa krisis regional dapat diselesaikan melalui kehendak negara-negara di kawasan tanpa campur tangan kekuatan asing. (presstv)
Acara Bukber di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Dibuka lagi
Acara buka bersama (bukber) diadakan lagi di Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah, dan Masjid Nabawi, Madinah Al-Munawwaroh, setelah dua tahun dihentikan untuk sementara waktu akibat pandemi Covid-19.
Dilaporkan bahwa alas untuk bukber digelar di tempat khususnya di Masjidil Haram, dan sebanyak lebih dari 2000 orang menghadiri acara itu usai azan Maghrib, sementara puluhan relawan bekerja menerima dan melayani para peserta.
Meski demikian, beberapa aturan kesehatan masih diterapkan dalam acara itu, misalnya alas digelar di tempat-tempat khusus, para pekerja harus menempatkan piring-piring plastik sesuai takaran untuk menempatkan kurma, dan para peserta menggunakan sendok dan gelas plastik. (fna)