Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan otoritas Iran bertanggung jawab untuk memutuskan kualitas unjuk kekuatan Iran terhadap rezim Israel.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa negaranya akan menanggapi agresi Zionis dengan tepat, dan tidak akan pernah mundur di hadapan agresor.
Dalam suatu pertempuran, tiga pejuang Hizbullah telah berlaga melawan 20 tentara Zionis di mana lima perwira dan prajurit Israel tewas dan 20 lainnya terluka.
Berita selengkapnya:
Ayatullah Khamenei: Iran Harus Perlihatkan Kekuataannya terhadap Israel
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan otoritas Iran bertanggung jawab untuk memutuskan kualitas unjuk kekuatan Iran terhadap rezim Israel.
Dalam pertemuan dengan keluarga “syuhada pejuang keamanan” di Teheran, Ahad (27/10), Ayatollah Khamenei mengatakan bahwa perhitungan salah rezim Zionis Israel harus digagalkan.
“Mereka (Israel) perlu memahami kekuatan, tekad, dan inovasi bangsa dan kaum muda Iran,” tegasnya.
“Bagaimana menyampaikan kekuatan dan tekad bangsa Iran ini kepada rezim Zionis adalah tugas pejabat kita untuk menentukan, dan apa yang menjadi kepentingan terbaik bangsa dan negara harus dilakukan,” sambungnya.
Pemimpin berserban hitam sebagai tanda keturunan Nabi Muhammad saw ini menekankan bahwa serangan keji Israel terhadap Iran “tidak boleh dibesar-besarkan maupun diremehkan.”
“Mereka (Israel) membesar-besarkan apa yang terjadi demi tujuan-tujuan tertentu, tapi mengecilkan apa yang terjadi dan mengatakan tidak terjadi sesuatu yang penting juga salah,” ujarnya.
Mengenai konfrontasi dengan rezim Zionis, dia menilai kekurangan utama terletak pada berbagai pemerintah, negara, dan organisasi internasional, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Apa yang dilakukan dan sedang dilakukan rezim di Gaza dan … Lebanon adalah salah satu kejahatan perang yang paling brutal….Dunia harus melawan mereka (kaum Zionis), pemerintah harus bangkit, terutama pemerintah negara-negara Islam,” serunya.
Ayatullah Khemenei mengingatkan bahwa membantu Israel tergolong “dosa paling keji dan terbesar”. Dia juga menyerukan pembentukan koalisi politik dan ekonomi global melawan rezim jahat tersebut, atau bahkan pembentukan koalisi militer jika dirasa perlu.
Secara terpisah, Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa negaranya akan menanggapi agresi Zionis dengan tepat, dan tidak akan pernah mundur di hadapan agresor.
“Republik Islam telah membuktikan selama 45 tahun terakhir bahwa mereka tidak akan pernah mundur di hadapan agresor,” ungkapnya dalam rapat Kabinet pada Ahad malam.
“Kami bukan penghasut perang, tapi kami membela hak-hak bangsa dan negara kami, dan kami akan merespons agresi Zionis dengan tepat,” lanjutnya.
Pezeshkian mengingatkan bahwa cakupan konflik akan meluas jika serangan Zionis terus berlanjut.
Dia juga menyebutkan bahwa kejahatan entitas Zionis kini terungkap di depan mata seluruh khalayak dunia.
Dia menambahkan,“ Saat ini seluruh dunia menyaksikan bahwa negara-negara yang mendukung entitas perampas kekuasaan ini, yang dipimpin oleh Amerika, mengklaim membela HAM dan kebebasan, namun mereka tetap bungkam menghadapi pembantaian yang melibatkan puluhan ribu perempuan dan anak-anak dibunuhi oleh entitas Zionis yang kejam.”
Pada dini hari Sabtu (26/7), Israel melancarkan serangan udara terhadap beberapa lokasi militer dan radar Iran di tiga provinsi, termasuk ibu kota, Teheran.
Pertahanan udara Iran mencegat sebagian besar misil, namun kerusakan kecil terjadi pada beberapa instalasi, dan empat orang tentara Iran gugur.
Agresi itu terjadi lebih dari tiga minggu setelah Angkatan Bersenjata Iran meluncurkan rentetan sekira 180 rudal balistik dalam operasi militer bersandi True Promise II ke pangkalan militer dan intelijen Israel di wilayah pendudukan Palestina.
Gempuran Iran dilakukan sebagai balasan atas serangan Israel yang menggugurkan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, dan komandan senior IRGC Mayjen Abbas Nilforoushan. (alalam/presstv)
Dahsyat, 20 Tentara Zionis Bergelimpangan dalam Pertempuran Melawan Tiga Pejuang Hizbullah
Para petinggi Israel belakangan ini kerap berbicara mengenai situasi sulit serta banyaknya jumlah tentara yang tewas dan luka dalam pertempuran di Lebanon selatan.
Pada hari Ahad (27/10), gambaran akan situasi sulit yang oleh pasukan agresor yang hendak menduduki Lebanon selatan itu menampak lebih jelas.
Saat melaporkan hal tersebut, reporter Al-Araby di Tel Aviv, Ahmad Darawsheh , pada Ahad malam melaporkan bahwa dalam suatu pertempuran, tiga pejuang Hizbullah telah berlaga melawan 20 tentara Zionis.
“Lima perwira dan prajurit Israel tewas dan 15 lainnya terluka. Total 20 tentara itu terlibat kontak senjata di Lebanon selatan, dan kini tentara Israel melarang penyebutan nama desa di mana konfrontasi itu terjadi,” lapor Ahmad.
Dia menambahkan, “Namun, diceritakan bahwa konfrontasi berlangsung lama, sulit dan berat dalam upaya evakuasi korban tentara Israel dari lokasi pertempuran ke rumah sakit di wilayah Israel.”
Ahmad menjelaskan, “Sebagian pertempuran terjadi di bawah tanah, dan sebagian lain di atas tanah di salah satu tempat berkumpulnya (para kombatan) Hizbullah setelah terjadi ‘pembersihan’ tempat itu, dan kemudian terjadi hal mengejutkan yang diungkap oleh reporter militer saluran 12 Israel bahwa orang yang bertempur melawan tentara Israel serta melukai dan membunuh 20 perwira dan prajurit Israel itu adalah regu yang hanya terdiri atas tiga anggota Hizbullah.”
Reporter Al-Araby melanjutkan, “Kelompok ini menjalani pertempuran panjang dan berat yang berlanjut selama berjam-jam dan menyebabkan terluka dan terbunuhnya 20 prajurit dan perwira Israel.”
Media Israel melaporkan bahwa lima orang yang tewas dalam pertempuran tersebut antara lain ialah rabi Yahudi Avi Goldberg, yang berkhotbah dan memanjatkan dia di depan sekumpulan tentara Zionis sebelum dia memasuki pertempuran di Lebanon selatan.
Media militer perlawanan Islam Hizbullah menyiarkan rekaman video yang mendokumentasikan aksi para pejuangnya menghadapi serbuan tentara pendudukan Israel di sekitar kota Taybeh dan Rab Thileen di perbatasan selatan Lebanon pada tanggal 25 Oktober.
Di situ terlihat mereka menggempur pasukan Israel dengan berbagai jenis senjata dan menjatuhkan sejumlah korban pada pihak pasukan agresor Israel.
Hizbullah juga merilis video serangan rudal pejuangnya terhadap kerumunan tentara Zionis di permukiman Zionis Shumira di Palestina pendudukan.
Pada hari Minggu, Hizbullah melanjutkan operasinya mendukung rakyat Palestina yang bertahan di Jalur Gaza, mendukung perlawanan mereka, dan membela negara dan rakyat Lebanon.
Hizbullah menggempur berbagai daerah pemukiman Zionisdi wilayah pendudukan utara Palestina dengan berbagai jenis misil. (alaraby/almadeen)