Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 27 Mei 2019

EgyptJakarta, ICMES: Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam menyatakan bahwa kehadiran militer Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah saat ini berada pada titik terlemah.

Hizbullah mengaku pihaknya mementingkan perlawanan terhadap prakarsa Deal of the Century yang dicanangkan Amerika Serikat untuk menuntuskan perkara Palestina.

Hamas menyambut baik pernyataan Hizbullah yang menyerukan dialog Libanon-Palestina untuk melawan prakarsa Deal of the Century.

Pasukan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi mengaku telah mencegat dan merontokkan pesawat nirawak yang membawa bahan peledak yang diluncurkan oleh kelompok Ansarullah Yaman.

Berita selengkapnya:

IRGC: Keberadaan Militer AS Di Timteng Melemah

Wakil panglima pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Laksamana Ali Fadavi menyatakan bahwa kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di kawasan Timur Tengah saat ini berada pada titik terlemah.

“Tidak ada gunanya bernegosiasi dengan Setan Besar, Amerika,” kata Laksamana Fadavi kepada kantor berita Fars, Ahad (26/5/2019).

Dia menambahkan bahwa AS sekarang di kawasan Timur Tengah barada pada titik terlemah dalam sejarah keberadaan mereka di kawasan ini, dan bahwa jumlah kapal perang mereka saat ini di Teluk Persia tercatat sebagai yang terkecil, sehingga bahkan kapal induk AS yang semula bergerak ke kawasan ini sesuai program sebelumnya telah berhenti di Samudera Hindia dan tidak mendatangi Teluk Persia akibat ketakutan yang mereka rasakan.

Laksamana Ali Fadavi juga mengatakan bahwa seluruh dunia telah bersatu di Suriah melawan kubu  resistensi, dan telah menempuh pendekatan yang keji tapi tidak berhasil sehingga Presiden AS Donald Trump mengakui bahwa misi  mereka adalah menggulingkan pemerintah Suriah namun kandas akibat perlawanan Iran.

Fadavi juga menjelaskan bahwa AS telah menempuh berbagai tindakan bejat dalam mencoba menjatuhkan mental Iran dan menebar kehebohan , namun hasilnya nihil.

“Sepak terjang AS dalam merencakan operasi perang psikologis dan menebar desas-desus  merupakan tindakan keji, sementara Republik Islam (Iran) serta kelompok-kelompok pejuang resistensi  masih menempuh metodenya dalam berusaha menumpas ISIS  dan kelompok-kelompok teroris lain yang menjadi agen bagi kaum arogan dunia. (alalam)

Nasrallah Mengaku Mementingkan Perlawanan Terhadap Prakarsa AS “Deal Of The Century”

Sekretaris Jenderal gerakan Hizbullah yang berbasis di Libanon, Sayyid Hassan Nasrallah, Sabtu (24/5/2019), mengaku pihaknya mementingkan perlawanan terhadap prakarsa Deal of the Century yang dicanangkan Amerika Serikat (AS) untuk menuntuskan perkara Palestina.

Dalam sebuah pidato pada peringatan peristiwa kekalahan pasukan Israel di Libanon dalam perang melawan Hizbullah pada tahun 2000 Nasrallah mengingatkan bahwa AS akan mengadakan konferensi ekonomi di Manama, ibu kota Bahrain, pada bulan depan, yang diperkirakan akan membahas dan memromosikan prakarsa tersebut.

“Konferensi ini bertujuan menuntaskan perkara Palestina,” tegasnya.

Dia melanjutkan, “Saya mengapresiasi sikap para ulama Bahrain, rakyat Bahrain, dan kekuatan-kekuatan politik di Bahrain yang telah menyatakan penolakan mereka terhadap tindakan menjadikan Bahrain sebagai tempat langkah pertama bagi Deal of the Century. Saya juga memuji pendirian Palestina yang komprehensif dan tegas menolak konferensi Bahrain, enggan berpartisipasi di dalamnya, dan menyerukan boikot terhadapnya.”

Sayyid Nasrallah mengaitkan penguatan pasukan AS di Teluk Persia dengan prakarsa tersebut meskipun penguatan itu diklaim sebagai upaya untuk menghadapi “bahaya Iran” semata.

“Apa yang terjadi di kawasan Teluk dan dijadikannya Republik Islam Iran sebagai sasaran tekanan berkaitan erat dengan Deal of the Century,” ujarnya.

Dia menekankan pentingnya “pasukan pencegah di Lebanon”  karena “seandainya tidak ada kubu resistensi dan pembebasan Lebanon niscaya Presiden AS (Donald Trump) sudah berhasil menghadiahkan bagian-bagian wilayah Lebanon kepada musuh, Israel, seperti yang telah dia lakukan di al-Quds dan Golan.” (raialyoum)

Hamas Sambut Baik Seruan Perlawanan Hizbullah Terhadap Deal of the Century

Kepala Departemen Informasi Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) untuk kawasan luar, Raafat Marra, menyambut baik pidato Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah yang menyerukan dialog Libanon-Palestina untuk melawan prakarsa Amerika Serikat (AS) Deal of the Century, menentang  penempatan pengungsi Palestina untuk selamanya di negara-negara lain, dan berpegang teguh pada hak kepulangan para pengungsi Palestina.

“Seruan Nasrallah datang pada waktu yang tepat. Dialog Libanon-Palestina adalah cara terbaik dan paling efektif untuk membendung Deal of the Century, dan untuk mengantispasi dampaknya, terutama upaya pemaksaan pemukiman (kaum Zionis) dan peniadaan hak kepulangan,” ungkap Raafat Marra.

Petinggi Hamas ini kemudian mengimbau supaya dialog Libanon-Palestina juga mencakup pemberian hak sosial kepada para pengungsi Palestina di Libanon dan penggalangan kerjasama penguatan keamanan dan stabilitas.

Dia menekankan konsistensi para pengungsi Palestina di Lebanon pada identitas nasional mereka dan komitmen penuh mereka pada garis perlawanan terhadap pendudukan dan pada hak kepulangan mereka ke kampung halaman mereka di Palestina.

Pada Sabtu lalu dalam pidato televisi yang menandai peringatan kekalahan pasukan pendudukan Israel di Libanon selatan pada 25 Mei 2000, Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan bahwa Konferensi Ekonomi Bahrain pada bulan Juni mendatang “ bisa jadi akan membuka pintu bagi penempatan pengungsi Palestina untuk selamanya di Libanon dan negara-negara lain.” (alalam)

Koalisi Arab Mengaku Telah Merontokkan Satu Nirawak Ansarullah Yaman

Juru bicara pasukan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi, Kolonel Turki al-Maliki, mengatakan bahwa pada hari Minggu jam 07.14 waktu setempat, Angkatan Udara Kerajaan Saudi berhasil mencegat dan merontokkan pesawat nirawak yang membawa bahan peledak yang diluncurkan oleh Houthi dalam upaya menggempur Bandara King Abdullah di Jizan.

Dia mengecam serangan itu dengan dalih bahwa Ansarullah menyerang bandara yang merupakan fasilitas sipil  yang digunakan setiap hari.

Dia menuding Ansarullah melanggar hukum humaniter internasional dan aturan adat, yang memberikan perlindungan khusus untuk obyek-obyek sipil.

Al-Maliki kemudian menegaskan bahwa pihaknya memiliki hak yang sah untuk mempertahankan wilayahnya, dan mengingatkan bahwa Ansarullah akan membayar serangan dengan harga tinggi.

Sebelumnya dilaporan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman telah melakukan serangan balasan baru dengan menggunakan drone di wilayah Jizan di bagian barat daya Arab Saudi.

Saluran TV al-Masirah yang dikelola oleh kelompok pejuang Ansarullah (Houthi), Ahad (26/5/2019), mengumumkan bahwa Angkatan Udara Yaman dan Komite Rakyat yang berafiliasi dengan Ansarullah telah melancarkan serangan pesawat nirawak pada hangar pesawat perang Saudi di bandara Jizan.

Al-Masirah mengutip keterangan nara sumber militer Yaman yang mengatakan bahwa serangan itu berhasil, dan dilakukan dengan melesatkan pesawat nirawak  Qasif-K2 setelah menghimpun data-data intelijen yang akurat.

Pasukan Yaman juga telah menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata musuhnya di timur Jabal al-Dudud di wilayah Jizan. Sebuah sumber militer mengatakan kepada al-Masirah bahwa nirawak itu sedang “dioperasikan oleh pasukan agresor.”

Pasukan Yaman telah meningkatkan serangan balasan terhadap Arab  Saudi, yang melancarkan serangan udara ke Yaman sejak Maret 2015 hingga menjatuhkan puluhan ribu korban jiwa penduduk Yaman. Invasi militer Saudi ini dilancarkan dengan dalih menumpas Ansarullah dan memulihkan pemerintahan presiden pelarian Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi.

Selama sepekan terakhir, para pejuang Yaman melancarkan tiga serangan nirawak ke bandara di wilayah Najran di bagian selatan Arab Saudi yang antara lain menyasar sistem anti-rudal Patriot buatan AS. Serangan nirawak juga dilancarkan ke kedalaman wilayah Saudi dengan sasaran dua stasiun pompa minyak pada 14 Mei lalu.

Ansarullah memperingatkan bahwa serangan itu mengantarkan pihaknya kepada fase baru serangan balasan berskala besar terhadap sasaran-sasaran vital di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Laporan lain menyebutkan bahwa pada Sabtu lalu Ansarullah mengaku berhasil menguasai tiga posisi yang menjadi basis pasukan Yaman pro-Hadi di kawasan Najran di bagian barat daya Arab Saudi.

Disebutkan pula bahwa sejumlah orang tewas, termasuk seorang komandan batalion, dan beberapa lainnya luka-luka, termasuk empat tentara Sudan yang terlibat dalam pasukan koalisi pimpinan Saudi, akibat serangan masif Ansarullah ke tiga posisi tersebut. (rt/presstv/raialyoum)