Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 26 September 2022

Jakarta, ICMES. Rakyat Iran kembali turun ke jalanan dengan suara serempak mengutuk kerusuhan dan keonaran yang terjadi di negara ini dalam beberapa hari terakhir.

Pakar Israel di Institut Kebijakan dan Strategi, Shai Har-Zvi, dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh website Israel Walla, menyebut perkembangan hubungan Iran-Rusia sebagai tantangan tersendiri bagi Israel.

Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengadakan rapat koordinasi keamanan terkait dengan masalah produksi gas dari platform pengeboran di Karish, blok lepas pantai yang disengketakan dengan Lebanon.

Berita Selengkapnya:

Iran Kembali Dilanda Gelombang Demo Nasional Anti Perusuh, Kemlu Panggil Dubes Inggris

Rakyat Iran, Ahad (25/9), kembali turun ke jalanan dengan suara serempak mengutuk kerusuhan dan keonaran yang terjadi di negara ini dalam beberapa hari terakhir.

Berbagai provinsi Iran dilanda unjuk rasa akbar di mana massa mengutuk para perusuh sekaligus menegaskan sumpah setia mereka kepada revolusi Islam dengan semua nilai-nilainya serta perlawanan terhadap kekuatan arogan dunia.

Rakyat Iran berkonsentrasi di jalan berbagai kota, termasuk Isfahan, Shiraz, Yazd, Qom, dan Kashan, sembari memekikkan penolakan tegas mereka terhadap aksi “para perusuh dan penebar fitnah”. Mereka juga mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh “para perusuh bayaran”, dan mendukung upaya aparat pemerintah menegakkan keamanan dan stabilitas.

Di Iran utara, kota-kota Rasht, Sari, Gurgan serta ratusan kota dan daerah lainnya juga dilanda unjuk rasa akbar untuk menandai persatuan nasional dalam menghadapi para perusuh dan campur tangan asing. Mereka menuntut tindakan hukum para perusuh yang telah menimbulkan banyak kerusakan pada properti publik maupun pribadi.  

Kota-kota Tabriz, Urmia, Qazvin, Zanjan dan lain-lain juga menjadi ajang unjuk rasa akbar pro-pemerintah. Massa meneriakkan yel-yek kutukan dan penolakan terhadap kerusuhan, dan mendesak polisi dan lembaga penegak hukum agar mengambil tindakan tegas.

Penduduk kota Yasuj, Bandar Abbas dan Ahwaz juga menggelar demonstrasi besar-besaran sembari meneriakkan slogan-slogan kutukan terhadap aksi onar, dan mendukung pemerintahan Republik Islam.

Mereka menolak penistaan para perusuh terhadap kesucian Islam dan Al-Quran al-Karim, dan menuntut tindakan tegas dan proses hukum terhadap para pelaku vandalisme dan keonaran.

Para pengunjuk rasa di berbagai kota Iran merilis deklarasi yang menyatakan dukungan penuh mereka kepada upaya pasukan keamanan menghadapi para perusuh.

Unjuk rasa akbar skala nasional juga terpada hari Jumat lalu.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran, Ahad, telah memanggil duta besar Inggris untuk Iran, Simon Shercliff, untuk menyampaikan nota protes atas upaya saluran televisi berbahasa Persia yang berbasis di London memicu kerusuhan pasca kematian wanita muda Mahsa Amini, 22 tahun.

Duta Besar Norwegia untuk Teheran Sigvald Hauge juga dipanggil untuk diminta penjelasannya mengenai “sikap campur tangan” Ketua Storting (legislatif tertinggi) Skandinavia Masud Gharahkhani terhadap urusan dalam negeri Iran.

Unjuk rasa ricuh pecah di beberapa kota Iran atas kematian Mahsa Amini, pada 16 September lalu. Amini meninggal di rumah sakit beberapa hari setelah pingsan di sebuah kantor polisi di ibukota Teheran, di mana dia dan sekelompok orang lainnya menerima bimbingan aturan berpakaian.

Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi mengatakan kematian Amini telah dijadikan kedok oleh para perusuh untuk memicu kekacauan dan mendatangkan malapetaka.

Pekan lalu, polisi Iran merilis rekaman CCTV, yang menunjukkan Amini pingsan di kantor polisi. Video ini praktis menepis klaim bahwa Amini dianiya, dan menyangkal adanya kontak fisik dengannya.

Dr Massoud Shirvani, seorang ahli bedah saraf, mengatakan kepada saluran televisi IRIB TV2 pada 20 September bahwa Amini menderita tumor otak yang diangkat pada usia 8 tahun.

“Mahsa Amini dirawat dengan obat-obatan setelah operasi di bawah pengawasan ahli endokrin,” ungkapnya.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengutuk apa yang disebutnya upaya Amerika Serikat (AS) mencampuri urusan internal Iran dan memicu kerusuhan dan instabilitas di Iran pasca kematian Amini.

Dalam pertemuan hari Minggu dengan sejawatnya dari Irak, Fuad Hussein, Amir-Abdollahian bahwa Amerika Serikat bermaksud mengacaukan Iran, dan membuat orang-orang terbunuh oleh para antek AS sendiri agar kemudian pemerintah Iran menjadi sasaran tuduhan. (alalam/presstv)

Pakar Israel: Drone Iran Lumat Sistem-Sistem Pertahanan Udara Barat di Ukraina

Pakar Israel di Institut Kebijakan dan Strategi, Shai Har-Zvi, dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh website Israel Walla, menyebut perkembangan hubungan Iran-Rusia sebagai tantangan tersendiri bagi Israel.

“Penguatan hubungan antara Rusia dan Iran secara umum, dan khususnya di bidang militer, menciptakan berbagai tantangan bagi Israel di level strategidan keamanan,” tulis Har-Zvi, seperti dikutip Rai Al-Youm, Ahad (26/9).

Har-Zvi yang juga menjabat sebagai kepala cabang intelijen di Kementerian Urusan Strategis Israel menyatakan, “Dalam beberapa minggu terakhir, tentara Rusia mulai menggunakan drone secara ekstensif yang sebelumnya dibeli dari Iran.”

Dia menambahkan, “Para komandan militer Ukraina telah mengkonfirmasi bahwa drone itu berhasil menimpakan kerugian pada pasukan dan menghancurkan sejumlah sistem rudal anti-pesawat Barat.”

Har-Zvi  menilai kerjasama Iran-Rusia ini menggelitik Moskow untuk menggunakan peralatan tempur buatan Iran lainnya.

“Keberhasilan Rusia menggunakan drone Iran, setidaknya pada tahap ini, dapat menyebabkan upaya Rusia menggunakan sarana tempur Iran lainnya dalam perang di Ukraina, dan dengan demikian akan meningkatkan keterikatan mereka dengan Iran,” ungkapnya.

Jumat lalu, Ukraina mengaku telah menembak jatuh empat drone kamikaze buatan Iran yang digunakan oleh tentara Rusia, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengeluhkan apa yang disebutnya Teheran merugikan warga Ukraina.

Pihak militer Ukraina selatan mengaku telah menembak jatuh drone buatan Iran tipe Shahed-136 di atas laut dekat pelabuhan Odessa. (raialyoum)

Sengketa Blok Karish, Israel Gelar Rapat Keamanan untuk Antisipasi Serangan Hizbullah

Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengadakan rapat koordinasi keamanan terkait dengan masalah produksi gas dari platform pengeboran di Karish, blok lepas pantai yang disengketakan dengan Lebanon.

Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, hadir dalam rapat pada hari Ahad (25/9) itu antara lain Menteri Pertahanan Benny Gantz, serta para pejabat keamanan dan pakar energi,.

Mereka membahas status operasional platform Karish dan persiapan mengantisipasi serangan potensial Hizbullah saat produksi gas yang diharapkan dimulai.

Senin pekan lalu, Perdana Menteri Israel dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya mengumumkan Israel akan mengekstraksi gas dari ladang Karish, baik melalui ataupun tanpa perjanjian dengan Lebanon.

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon yang didukung kuat oleh Iran telah beberapa kali mengancam akan “memotong” tangan Israel jika rezim Zionis ini nekat mengeksploitasi ladang lepas pantai Karish tanpa mengindahkan hak Lebanon.

Gantz menanggapi ancaman itu dengan peringatan bahwa serangan terhadap aset gas Israel dapat memicu perang.

Juli lalu, tentara Israel mengaku telah menembak jatuh empat drone yang diluncurkan oleh Hizbullah menuju Blok Karish. (raialyoum)