Jakarta, ICMES. Pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah mengungkapkan rincian serangan besar pasukannya terhadap Israel sebagai respons atas pembunuhan komandan senior Hizbullah Fouad Shukr di pinggiran selatan Beirut pada Juli lalu.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menyatakan tanggapan negara republik Islam ini terhadap Israel atas pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran akan tepat, diperhitungkan dengan sangat matang, dan tak terhindarkan.
Sayap Hamas, Brigade Al-Qassam, merilis rekaman video detik-detik seorang tentara Israel roboh diterjang peluru snipper Al-Qassam di sekitar kampus universitas di selatan lingkungan Tel al-Hawa di Kota Gaza.
Berita selengkapnya:
Ada Apa dalam Pidato Sayid Nasrallah dan Kebohongan Israel Soal Balasan Hizbullah?
Pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah mengungkapkan rincian serangan besar pasukannya terhadap Israel yang dilakukan pada hari Ahad (25/8) sebagai respons atas pembunuhan komandan senior Hizbullah Fouad Shukr di pinggiran selatan Beirut pada Juli lalu.
Dia menjelaskan karakteristik sasaran serangan itu, dan membantah narasi Israel yang mengklaim telah menggagalkan serangan besar yang hendak dilancarkan Hizbullah.
“Kami menetapkan kendali atas respon tersebut, yang pertama adalah tidak menargetkan warga sipil. Kami memilih bahwa sasarannya bukanlah infrastruktur, melainkan sasaran militer yang terkait dengan pembunuhan Shukr, dan sasaran militer harus di kedalaman dan dekat dengan Tel Aviv,” ujarnya.
Sayid Nasrallah menyebutkan bahwa sasarannya adalah pangkalan Glilot yang terkait dengan Divisi Intelijen Militer Israel, Aman , dan terletak di 1,5 kilometer dari Tel Aviv. Target ini mencerminkan akurasi pemilihan sasaran.
Dia menjelaskan bahwa Hizbullah telah menembakkan 340 roket Katyusha ke sasaran-sasaran tersebut dengan tujuan mengganggu sistem Iron Dome Israel agar kemudian drone Hizbullah dapat melesat menuju sasarannya.
Sayid Nasrallah menyebutkan bahwa drone diluncurkan dari wilayah Bekaa di Lebanon pada dini hari pukul 5:15, dan beberapa di antaranya berhasil mencapai sasarannya.
Dia menepis keras narasi Israel, dan menyebutnya kebohongan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengklaim bahwa Israel telah menghancurkan ribuan rudal dan platformnya. Menurut Sayid Nasrallah, serangan Israel hanya mengenai dua platform rudal.
Dia juga mengungkapkan bahwa Israel memulai serangannya setengah jam sebelum dimulainya operasi Hizbullah, dan praktis membuktikan bahwa Israel tidak memiliki informasi intelijen sebelumnya, dan bahwa serangan Israel tersebut tidak bersifat preventif dan tidak pula mempengaruhi jalannya operasi.
Sekjen Hizbullah menegaskan bahwa Israel merasakan gerakan perlawanan dan mengambil inisiatif untuk melancarkan serangannya dalam upaya putus asa untuk mempengaruhi jalannya peristiwa, dan ini menunjukkan bahwa rezim Zionis ini menderita “kegagalan intelijen yang nyata”.
Mengenai lambatnya pembalasan atas pembunuhan Shukr, Sayid Nasrallah menyatakan bahwa penyebabnya ialah adanya kebutuhan untuk berkonsultasi apakah respon tersebut harus melalui Poros Resistensi atau secara tersendiri, namun keputusan yang diambil adalah respon dari Hizbullah saja, dengan menekankan bahwa masing-masing pihak di poros tersebut memiliki kebebasan untuk mengambil sendiri keputusan untuk membalas Israel secara mandiri.
Pengamat politik Arab Tawfiq Shoman menjelaskan bahwa pidato Sekjen Hizbullah tersebut membahas dua poros utama:
• Serangan terhadap pinggiran kota Tel Aviv dan markas besar intelijen Israel, Aman .
• Tekanan terhadap Israel untuk mengakui besarnya kerusakan yang menimpa fasilitas intelijen dan keamanan Israel.
Shoman menilai Nasrallah mengikuti strategi khusus, yang secara tidak langsung memberikan ruang bagi multitafsir di mana jika Israel mengakui besarnya serangan, berarti respon terhadap pembunuhan Fouad Shukr dan agresi di pinggiran selatan telah tercapai. Namun, jika mereka tidak mengakuinya, maka Israel harus siap mendapat tamparan kedua kalinya.
Mengenai penargetan markas besar Aman, Shoman menilai langkah ini mencerminkan kemampuan Hizbullah mengarahkan serangan jauh ke wilayah Israel, karena markas ini terletak lebih dari 100 kilometer dari perbatasan Lebanon, sehingga menunjukkan bahwa rudal dan drone yang digunakan sudah merambah jauh.
Mengenai signifikansi dan krusialitas serangan ini, Shoman menekankan bahwa penargetan wilayah Gush Dan, yang mencakup Tel Aviv, memiliki implikasi besar karena merupakan pusat politik, ekonomi, pariwisata, industri dan teknis Israel, sehinggga jika ada tanggapan besar-besaran Israel terhadap Lebanon maka akan ada serangan serupa dari Hizbullah terhadap Israel pada kedalaman tidak kurang dari 100 kilometer.
Mengenai dampak operasi militer Hizbullah tersebut, Shoman mengatakan bahwa pengumuman Israel tentang berakhirnya operasi tersebut tidak berarti berakhirnya aturan keterlibatan atau konfrontasi di front Lebanon, dan meskipun serangan ke kedalaman wilayah Israel telah selesai, namun pengungkapan mengenai sejauh mana kerugian akibat serangan itu masih menjadi topik yang ditunggu-tunggu semua orang. (aljazeera)
Iran Pastikan Balasan atas Pembunuhan Haniyeh akan Sangat Cermat dan Tak Terhindarkan
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menyatakan tanggapan negara republik Islam ini terhadap Israel atas pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran akan tepat, diperhitungkan dengan sangat matang, dan tak terhindarkan.
Hal ini dia nyatakan dalam postingan di platform X pada hari Ahad (26) saat menyebutkan ihwal panggilan teleponnya dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani.
Menanggapi seruan Tajani agar Iran menahan diri terhadap Israel, Araqchi malah menegaskan, “Respon Iran terhadap serangan teroris Israel di Teheran akan tepat, penuh perhitungan, dan tak terhindarkan.”
Ia menambahkan: “Kami tidak takut akan peningkatan eskalasi regional, namun tidak seperti Israel, kami tidak menginginkan hal tersebut.” (raialyoum)
Hamas Rilis Video Tentara Israel Roboh Ditembak Snipper Pejuang Al-Qassam
Sayap Hamas, Brigade Al-Qassam, merilis rekaman video detik-detik seorang tentara Israel roboh diterjang peluru snipper Al-Qassam di sekitar kampus universitas di selatan lingkungan Tel al-Hawa di Kota Gaza.
Video yang tersebar di media sosial pada hari Ahad (25/8) tersebut juga memperlihatkan momen evakuasi tentara yang tewas akibat perahunya menjadi sasaran rudal Hizbullah Lebanon di perbatasan utara.
Jumat lalu, tentara Israel menerbitkan pembaruan jumlah anggotanya yang tewas dan terluka sejak awal perang pada 7 Oktober. Menurutnya, 4.357 tentara dan perwira terluka, termasuk 2.232 orang selama operasi darat di Jalur Gaza, dan 695 tentara dan perwira tewas sejak awal perang, dan 332 orang sejak awal operasi di Gaza. (raialyoum)