Jakarta, ICMES. Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Sayid Abdul-Malik al-Houthi, menyebut serangan udara Israel terhadap Yaman sekedar atraksi asap, dan dengan tujuan menyerang perekonomian Yaman.

Para pejuang dari kelompok Resistensi Islam Irak (IRI) menyatakan pihaknya telah melancarkan operasi serangan baru anti-Israel, yang berhasil menghantam salah satu target vital rezim Zionis di wilayah pendudukan Palestina.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Saudi Brigjen Turki al-Maliki mengatakan bahwa negaranya tidak terlibat dalam serangan Israel di provinsi Hodeidah, Yaman.
Berita selengkapnya:
Pemimpin Ansarullah: Serangan Israel terhadap Yaman Sekedar “Atraksi Asap”
Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Sayid Abdul-Malik al-Houthi, menyebut serangan udara Israel terhadap Yaman sekedar atraksi asap, dan dengan tujuan menyerang perekonomian Yaman.
Beberapa jet tempur Israel telah melancarkan serangan udara terhadap fasilitas penyimpanan bahan bakar di provinsi strategis Hodeidah di Yaman barat, hingga menyebabkankebakaran besar dan menggugurkan enam warga sipil serta melukai hampir 90 lainnya.
“Musuh mempunyai tujuan lain, yaitu mementaskan kepulan api dan asap untuk mengesankan serangannya sebagai pencapaian besar. Musuh, Israel, dengan pemandangan kebakaran itu ingin menunjukkan kepada publiknya yang marah dan ketakutan bahwa mereka telah telah mencapai prestasi besar dan memberikan pukulan telak bagi Yaman,” papar Sayid Al-Houthi dalam pidatonya pada hari Ahad (21/7).
Dia memastikan bahwa operasi serangan Angkatan Bersenjata Yaman “berdampak signifikan terhadap orientasi rezim pendudukan, dan berpengaruh terhadapnya secara perekonomian.”
Sayid Al-Houthi menambahkan,“Musuh mengakui perkembangan kemampuan kami, bahwa taktik, teknik, dan sarana baru kami berdampak besar, dan musuh tak mampu menghentikannya,”
Dia memastikan bahwa dengan berlanjutnya genosida di Gaza, Yaman akan terus meningkatkan dan memperluas radius operasinya hingga ke Samudera Hindia dan Laut Mediterania.
Mengenai drone Yafa yang telah digunakan pasukan Yaman dalam serangannya ke Tel Aviv belum lama ini, dia mengatakan, “Drone Yafa adalah drone canggih dengan kemampuan yang jelas di tingkat taktis dan teknis , dan dengan jangkauan yang jauh serta daya penghancur yang melebihi drone mana pun.”
Dia menjelaskan, “Kedatangan pasukan jauh ke dalam wilayah musuh sangat mengganggunya, dan menjadi satu perimbangan baru yang signifikan, dan ini belum pernah terjadi sebelumnya di luar Palestina. Serangan Yafa merupakan pukulan mental yang besar bagi musuh , dan inilah yang diungkapkan oleh para pemimpinnya.”
Dia memastikan drone Yafa adalah buatan Yaman sendiri, diluncurkan oleh pasukan Yaman, dan bukan, seperti yang diklaim sebagian orang bahwa drone itu diproduksi dan diluncurkan oleh kekuatan lain.
“Beberapa pihak, karena faktor ‘sakit’, tidak sanggup mengakui peran dan efektivitas Yaman, kemampuan rakyat Yaman, serta pengaruh tentara dan angkatan bersenjatanya,” tutur Al-Houthi.
Al-Houthi mengatakan, “Musuh tidak lagi aman di tempat yang disebut Tel Aviv. Ini adalah masalah nyata bagi musuh dan perimbangan baru yang akan terus berlanjut, Insya Allah, dan menunjukkan kegagalan para pelindung dan antek.”
Dia melanjutkan, “Musuh menyadari bahwa kelanjutan agresinya terhadap Gaza akan menimbulkan masalah dan krisis yang nyata. Karena itu mereka melakukan agresi terhadap Yaman.”
Al-Houthi lantas menegaskan,“Agresi ini tidak akan menghalangi kami untuk melanjutkan tahap kelima dukungan kepada Gaza.”
Dia juga mengaku bangga karena belakangan dapat berkonfrontasi langsung dengan musuh setelah sebelumnya berkonfrontasi dengan para antek mereka.
Sementara itu, Angkatan Bersenjata Yaman melalui jubirnya, Brigjen Yahya Saree, pada hari Ahad mengumumkan pihaknya telah menyerang kota Eilat di bagian selatan Palestina pendudukan dengan rudal balistik, dan menggempur sebuah kapal AS di Laut Merah.
“Kami melakukan operasi militer kualitatif yang menyasar daerah penting di Eilat dengan sejumlah rudal balistik dan mencapai tujuannya,” ungkap Saree.
Dia menambahkan, “Kami juga menyerang kapal AS di Laut Merah dengan sejumlah rudal balistik dan drone, dan tepat mengena sasaran.” (almayadeen/raialyoum)
Pejuang Irak Gempur Target Vital Israel di Eilat
Para pejuang dari kelompok Resistensi Islam Irak (IRI) menyatakan pihaknya telah melancarkan operasi serangan baru anti-Israel, yang berhasil menghantam salah satu target vital rezim Zionis di wilayah pendudukan Palestina.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di saluran Telegram pada Ahad malam (21/7), IRI, yang merupakan kelompok pejuang anti-teror, menjelaskan bahwa mereka telah melancarkan serangan drone terhadap sasaran penting Israel di kota pelabuhan Umm al-Rashrash (Eilat) di bagian selatan Palestina pendudukan.
IRI mengatakan operasi tersebut dilakukan “demi membela saudara-saudara kami di Palestina, dan sebagai tanggapan atas pembantaian yang dilakukan oleh entitas perampas terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, perempuan, dan orang tua.”
Mereka juga berjanji bahwa “operasi serangan terhadap benteng musuh” akan terus berlanjut “dan dengan intensitas yang terus meningkat.”
Operasi tersebut terjadi sekitar seminggu setelah IRI melancarkan serangan rudal dan drone terhadap sasaran strategis di berbagai wilayah pendudukan Palestina.
Saat itu, mereka mengaku telah menyerang kota pelabuhan Eilat dan Haifa dengan drone kamikaze dan rudal jelajah Arqab yang canggih.
Selama beberapa bulan terakhir, IRI telah melancarkan beberapa serangan terhadap sasaran-sasaran penting Israel di Eilat dan Haifa, termasuk bandara dan kilang minyaknya.
Mereka juga telah melancarkan operasi gabungan bersama dengan pasukan Yaman terhadap pelabuhan-pelabuhan Israel dan kapal-kapal yang terkait dengan Israel.
Serangan terbaru IRI di Eilat terjadi setelah pasukan Yaman pada hari Jumat melancarkan serangan drone yang menghantam daerah dekat fasilitas konsulat AS di Tel Aviv, menewaskan satu pemukim Israel dan melukai 10 lainnya, setelah pertahanan udara rezim Zionis gagal mencegat pesawat nirawak tersebut.
Sebagai balasan, beberapa jet tempur Israel melancarkan serangan udara terhadap fasilitas penyimpanan bahan bakar di provinsi strategis Hodeidah di barat Yaman, hingga menyebabkan enam warga sipil gugur dan hampir 90 lainnya terluka. (presstv)
Saudi Mengaku Tak Terlibat dalam Serangan Israel, Mufti Oman Serukan Dukungan kepada Yaman
Juru bicara Kementerian Pertahanan Saudi Brigjen Turki al-Maliki mengatakan bahwa negaranya tidak terlibat dalam serangan Israel di provinsi Hodeidah, Yaman.
Dikutip kantor berita Saudi,SPA, Al-Maliki pada Sabtu malam (20/7) mengatakan, “Arab Saudi tidak memiliki hubungan atau partisipasi dalam serangan terhadap Hodeidah.”
Al-Maliki menyatakan demikian setelah Israel melancarkan serangan pertama kalinya secara terbuka terhadap Yaman, yang dilakukan sehari setelah kelompok militer Yaman kubu Ansarullah menyerang kota Tel Aviv dengan drone Yafa, yang menyebabkan kematian seorang warga Israel dan melukai sejumlah lainnya.
Al-Maliki menambahkan: “Kerajaan (Saudi) tidak akan membiarkan wilayah udaranya dilanggar oleh pihak mana pun.”
Sementara itu, Mufti Kesultanan Oman, Syeikh Ahmed bin Hamad Al-Khalili, menyerukan aksi bela Yaman.
Melalui plaform X dia menyatakan, “Kami terkejut dengan agresi brutal Zionis terhadap saudara kita, Yaman, dan ini mengharuskan seluruh umat Islam untuk menyokong dan mendukung Yaman. Umat Islam adalah satu umat, dan agresi terhadap salah satu dari mereka adalah agresi terhadap mereka semua.”
Dia menambahkan, “Hal ini terjadi hanya karena (keteguhan) pendirian saudara-saudara nan beruntung di Yaman dalam membela kebenaran dan membalas agresi para agresor terhadap kesucian Islam, dan terhadap kesucian darah saudara-saudara kita di wilayah pendudukan. Semoga Allah memberi pahala yang baik kepada mereka atas keberanian mereka membela kebenaran.” (raialyoum)