Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 21 Januari 2019

pertahanan udara suriahJakarta, ICMES: Militer Rusia mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan udara Suriah berhasil menghalau serangan udara Israel ke wilayah Suriah serta dapat mencegat tujuh rudal yang ditembakkan oleh jet tempur F-16 milik Israel sehingga tak ada kerusakan atau korban di darat.

Anggota Biro Politik Ansarullah Yaman, Ali al-Qahum, menyatakan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi telah meningkakan agresinya dan bersiap melakukan pemboman secara intensif ke Sana, ibu kota Yaman, dan kawasan lainnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Kuwait menyatakan pihaknya keberatan terhadap seruan normalisasi hubungan Arab dengan Israel.

Menteri Luar Negeri Lebanon Jibran Baseel menyatakan negaranya telah merasakan adanya respon untuk gagasan pengembalian Suriah ke Liga Arab.

Berita selengkapnya:

Rusia Konfirmasi Keberhasilan Suriah Rontokkan Rudal Israel

Militer Rusia mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan udara Suriah berhasil menghalau serangan udara Israel ke wilayah Suriah serta dapat mencegat tujuh rudal yang ditembakkan oleh jet tempur F-16 milik Israel sehingga tak ada kerusakan atau korban di darat.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa serangan itu terjadi pada Ahad (20/1/2019) pukul 1.32 waktu setempat kata.

Pejabat militer Rusia menjelaskan bahwa empat jet tempur F-16 Israel telah terbang di atas Laut Mediterania dan melesatkan beberapa rudal ke Suriah dengan sasaran bandara internasional di bagian barat daya Damaskus.

Menurut militer Rusia, pencegatan rudal Israel itu dilakukan Suriah dengan menggunakan sistem rudal pertahanan udara Pantsir dan Buk Suriah, dan berhasil merontokkan tujuh rudal sehingga tidak ada kerusakan yang terjadi di Bandara dan tidak ada pula korban di darat.

Sebelumnya, sumber militer Suriah menyatakan pihaknya telah “menggagalkan” serangan udara Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkonfirmasi serangan ke bandara itu sembari menyebutnya sebagai bagian dari “kebijakan permanen negara … untuk menolak upaya Iran mendapatkan pijakan di Suriah, dan untuk melukai orang-orang yang berusaha untuk menyakiti kami.”

Di hari yang sama, militer Israel mengaku telah mencegat sebuah roket yang ditembakkan di Dataran Tinggi Golan utara, tanpa menyebutkan dari mana roket itu berasal.

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah melakukan beberapa kali serangan udara ke wilayah Suriah dengan sasaran yang diduga terkait dengan Iran. Tidak semua serangan yang dilaporkan oleh Suriah kemudian dikonfirmasi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Israel menuduh Iran menggunakan ‘proksi’ di Suriah untuk melemahkan keamanan Israel.

Pemerintah Damaskus berulang kali mengecam serangan udara Israel dan menyebutnya pelanggaran terhadap kedaulatan negaranya, dan belakangan ini Moskow juga turut mengecamnya.

Tahun lalu, Damaskus menerima sejumlah sistem pertahanan udara S-300 yang dipasok oleh Moskow sebagai reaksi atas jatuhnya pesawat pengintai Il-20 Rusia di Suriah pada 17 September2018. Pesawat yang di dalamnya terdapat 15 prajurit Rusia itu tertembak jatuh akibat salah sasaran unit pertahanan udara Suriah yang terjadi akibat kelicikan jet tempur Israel yang bersembunyi di balik pesawat itu. (rt)

Saudi Gempur Sanaa, Ansarullah Bersumpah Akan Membalas

Anggota Biro Politik Ansarullah Yaman, Ali al-Qahum, menyatakan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi telah meningkakan agresinya dan bersiap melakukan pemboman secara intensif ke Sana, ibu kota Yaman, dan kawasan lainnya.

Melalui halaman  Twitter-nya, Ahad (20/1/2019), al-Qahum menyebutkan bahwa eskalasi ini dilakukan oleh Saudi dan sekutunya dengan arahan dan pengawasan Amerika Serikat (AS) sehingga Ansarullah akan menghadapi eskalasi ini, dan menekankan bahwa darah orang Yaman sangat mahal sehingga bangsa negara ini tidak akan berdiam diri.

“Kami akan bergerak bersama bangsa kami bahu membahu dengan tentara dan pasukan keamanan untuk mempertahankan negeri, manusia, dan jatidiri,” tegas al-Qahum.

Disebutkan bahwa gelombang serangan udara menerjang Sanaa dan terlihat jet tempur pasukan koalisi pimpinan Saudi melakukan penerbangan intensif di angkasa Sanaa.

Sekretaris Jenderal Biro Politik Ansarullah Fadl Abu Talib  menegaskan, “Bukanlah hal baru bagi negara-negara agresor menargetkan ibu kota Sana’a. Sanaa yang teguh dan menjadi sasaran kebrutalan ini melawan kesombongan mereka dengan segala kemuliaan dan kebanggaan serta ketabahan selama bertahun-tahun.”

Abu Talib menambahkan, “Pemboman ini datang di bawah instruksi langsung AS dan mencerminkan keadaan putus asa dan frustrasi yang dialami oleh negara-negara agresor yang sedang mencoba membangkitkan mental tentara bayarannya yang makin mengalami kekalahan setiap hari dan kemunduran di depan para mujahidin tentara dan Komite Rakyat di berbagai front.”

Sekretaris Jenderal Biro Politik Ansarullah memastikan serangan udara itu tidak akan mencapai tujuannya, dan tetap akan gagal sebagaimana sebelumnya.

Kementerian Kesehatan Yaman yang berafililiasi dengan Ansarullah merilis statemen berisikan kecaman terhadap kebungkaman Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan utusan organisasi ini di depan kejahatan pasukan koalisi yang telah melancarkan sedikitnya 24 serangan udara yang telah menewaskan tiga orang serta menghancurkan fasilitas vital serta rumah dan perekonomian swasta sipil. (alalam)

Kuwait Mengaku Keberatan Terhadap Normalisasi Hubungan Arab-Israel

Pejabat Kuwait menyatakan pihaknya keberatan terhadap seruan normalisasi hubungan Arab dengan Israel, dan menegaskan bahwa jika normalisasi itu terjadi maka  Kuwait akan menjadi negara terakhir yang menjalin hubungan dengan rezim Zionis penjajah Palestina tersebut.

“Tidak ada langkah apapun dari Kuwait untuk memulihkan hubungan dengan Israel,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Khaled al-Jarallah kepada surat kabar al-Rai, sebagaimana dikutip al-Alam, Ahad (20/1/2019), sembari menyebutkan bahwa suara-suara yang mempromosikan normalisasi itu “bersifat personal dan sama sekali tak ada kaitanya dengan pendirian resmi.”

Dia mengatakan, “Jika pembicaraan berkenaan dengan apa yang beredar di berbagai media sosial maka  memang bahwa Saudari Fajr al-Saeed (penulis Kuwait) telah berbicara mengenai normalisasi dan lain-lain, tapi di level resmi saya berpikir dan bahkan nyaris yakin bahwa tidak ada pernyataan satupun pejabat yang menyebutkan langkah-langkah Kuwait untuk normalisasi.”

Dia menambahkan, “Pendirian Kuwait sudah jelas sejak diumumkan oleh (Emir Kuwait) Sheikh Jaber Al-Ahmad… Kuwait akan menjadi negara terakhir yang menjalin hubungan dengan Israel.”

Belum lama ini,  Fajr al-Saeed membuat pernyataan kontroversial berupa seruan normalisasi hubungan dengan Israel dan pembukaan perdagangan dan pengenalan modal Arab untuk berinvestasi dan membuka pariwisata, terutama pariwisata religius, ke Masjid al-Aqsa, Kubah al-Sakhra, dan Gereja Kebangkitan. Seruan ini memicu kemarahan besar di berbagai media sosial.

Fajr mengklaim bahwa seruannya bukan lagi langkah di luar koridor.

“Saya adalah bagian dari koridor, dan ada tren Arab baru-baru ini terhadap perdamaian dengan Israel,” katanya.

Belakangan ini, terutama di kawasan Teluk, kian marak upaya mempromosikan normalisasi hubungan Arab dengan Israel, sehingga kemudian negara-negara seperti Mesir, Uni Emirat Arab dan Oman tak segan-segan menyambut kunjungan para menteri Israel. (alalam)

Menlu Lebanon: Ada Respon Untuk Kembalinya Suriah Ke Liga Arab

Menteri Luar Negeri Lebanon Jibran Baseel menyatakan negaranya telah merasakan adanya respon untuk gagasan pengembalian Suriah ke Liga Arab.

Hal itu dinyatakan Baseel dalam konferensi pers bersama Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit pada akhir sesi keempat KTT Pembangunan Ekonomi Arab yang berlangsung sehari di Beirut, Ahad (20/1/2019).

“Kami merasakan adanya respon terhadap gagasan kembalinya Suriah ke Liga Arab,” kata Basil.

Liga Arab membekukan keanggotaan Suriah di organisasi itu pada 2011 sebagai bentuk protes atas tindakan Presiden Suriah Bashar al-Assad terhadap kubu oposisi Suriah.

Namun demikian, Baseel menambahkan, “Tak ada komunikasi dengan Suriah mengenai kembalinya negara ini ke Liga Arab. Kami tidak mengetahui sikapnya dalam masalah ini.  Kami hanya mengekspresikan opini Lebanon, karena kembalinya Suriah ke Liga Arab adalah bagian dari kembalinya negara ini ke pengakuan Arab.” (raialyoum)