Rangkuman Berita Utama Timteng  Senin 2 September 2024

Jakarta, ICMES. Dengan keputusan mengejutkan dari Divisi Intelijen Militer Israel, komandan Unit 8200, Brigjen Yossi Sharel, bermaksud mengumumkan pengunduran dirinya dalam beberapa minggu mendatang, menurut laporan situs web Walla Israel.

Tiga personel keamanan Israel tewas tertembak di sebuah pos pemeriksaan di kota Al-Khalil (Hebron), saat Israel mengerahkan bala bantuan ke kota Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat sebagai bagian dari serangan mematikan yang sedang berlangsung.

Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan-jalan menuntut kesepakatan gencatan senjata, sementara serikat pekerja utama Israel menyerukan aksi mogok setelah enam tawanan ditemukan tewas di Gaza.

Berita selengkapnya:

Seminggu Setelah Serangan Balasan Hizbullah, Komandan Unit 8200 Berniat Mundur

Dengan keputusan mengejutkan dari Divisi Intelijen Militer Israel, komandan Unit 8200, Brigjen Yossi Sharel, bermaksud mengumumkan pengunduran dirinya dalam beberapa minggu mendatang, menurut laporan situs web Walla Israel, Ahad (1/9).

Unit  8200  adalah salah satu unit intelijen terbesar dan terpenting dalam  pasukan  pendudukan Israel, dan merupakan tulang punggung intelijen elektronik serta bagian penting dari aparat intelijen militer yang bernama Aman.

Misi unit ini juga terfokus pada pengumpulan dan analisis informasi melalui sarana teknologi canggih, sehingga unit ini menjadi landasan sistem keamanan Israel.

Keputusan ini diambil sekira seminggu setelah Hizbullah menggempur markas utama Unit 8200, yang terletak di pangkalan Glilot, di dekat Tel Aviv, sebagai bagian dari serangan balasan Hizbullah terhadap agresi Israel yang menyasar kawasan Dahieh di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon.

Keputusan ini juga diambil sekitar 11 bulan setelah operasi 7 Oktober, yang pada saat itu Divisi Intelijen dianggap sebagai salah satu pimpinan terpenting yang bertanggung jawab atas kegagalan pada hari itu.

Informasi yang dapat dipercaya dari saluran TV Al-Mayadeen memastikan bahwa balasan Hizbullah atas serangan Israel yang menggugurkan komandan seniornya, Fouad Shukr “dilakukan dengan tingkat akurasi dan keberhasilan tertinggi,” dan menekankan bahwa Hizbullah telah menyerang target militer “jauh di tengah-tengah entitas pendudukan, bukan di pinggirannya.”

Menurut informasi itu, Hizbullah berhasil mencapai sasarannya dalam serangan balasan itu, “walaupun rezim pendudukan menggunakan intelijen dan dukungan operasional yang signifikan dari Amerika Serikat, dan meskipun Israel waspada penuh dalam jangka waktu lebih dari sebulan” demi mengantisipasi serangan balasan.

Informasi itu menambahkan bahwa besarnya kewaspadaan   Israel, termasuk dengan mengerahkan beberapa jet tempur di wilayah udara Lebanon, gagal mencegah rudal dan drone Hizbullah mencapai targetnya. (almayadeen)

Tiga Polisi Israel Tewas Ditembak Pejuang Palestina di Tepi Barat

Tiga personel keamanan Israel tewas tertembak di sebuah pos pemeriksaan di kota Al-Khalil (Hebron), saat Israel mengerahkan bala bantuan ke kota Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat sebagai bagian dari serangan mematikan yang sedang berlangsung.

Penembakan itu terjadi pada hari Minggu (1/9) saat tentara Israel melanjutkan serangan di Jenin selama lima hari berturut-turut, yang menggugurkan sedikitnya 24 orangPalestina. Israel telah membunuh lebih dari 500 orang saat mengintensifkan operasi di Tepi Barat sejak melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober. Lebih dari 40.000 warga Palestina gugur di Gaza dalam 11 bulan terakhir.

Kepolisian Israel melaporkan bahwa tiga  polisi tewas di dekat pos pemeriksaan Tarqumiyah, selatan Hebron. Sebelumnya, layanan darurat nasional Israel Magen David Adom mengatakan dua orang, seorang pria dan seorang wanita berusia 30-an tahun, meninggal di tempat kejadian sementara seorang pria ketiga berusia 50-an tahun dipindahkan ke rumah sakit.

Kelompok bersenjata yang kurang dikenal dan menamakan dirinya Brigade Khalil al-Rahman mengaku bertanggung jawab. Hamas memuji serangan itu sebagai “respon alami” terhadap perang di Gaza dan menyerukan lebih banyak serangan.

“Serangan sejauh ini berpusat di sekitar Tepi Barat utara dan di daerah Lembah Yordan, dan sekarang kami melihat lebih banyak serangan datang dari selatan Tepi Barat,” ungkap reporter Niba Ibrahim di Ramallah, Tepi Barat.

Tentara Israel mengaku sedang melakukan penggerebekan di desa Palestina Idhna yang dekat dengan lokasi penembakan.

Akram Natsheh, seorang jurnalis di Al-Khalil, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pasukan Israel telah menutup semua jalan masuk dan keluar dari kota selatan itu sementara pesawat nirawak terbang di atasnya.

“Tidak ada yang terjadi selain ketegangan dan kekhawatiran saat pasukan Israel masuk dan mengepung seluruh wilayah tersebut,  situasi kemungkinan akan meningkat,” katanya.

Menurut kantor berita Palestina Wafa, enam orang, termasuk tiga wanita, telah ditangkap di wilayah Al-Khalil, sementara penggerebekan terjadi di dekat Yatta dan Halhul. (aljazeera)

Enam Tawanan Tewas di Gaza, Israel Dilanda Unjuk Rasa Terbesar

Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan-jalan menuntut kesepakatan gencatan senjata, sementara serikat pekerja utama Israel menyerukan aksi mogok setelah enam tawanan ditemukan tewas di Gaza.

Bentrokan antara massa pengunjuk rasa dan pasukan keamanan dilaporkan terjadi pada Minggu malam dalam salah satu demonstrasi terbesar anti-pemerintah di Israel sejak perang Gaza dimulai hampir 11 bulan lalu.

Para pengunjuk rasa meneriakkanyel-yel “Sekarang! Sekarang!” dan menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencapai gencatan senjata dengan Hamas demi memulangkan tawanan yang tersisa.

Banyak warga Israel memblokir jalan-jalan di Tel Aviv dan berdemonstrasi di luar kantor Netanyahu di kota Quds (Yerusalem) Barat.

Forum Sandera dan Keluarga Hilang, yang mewakili keluarga para sandera yang ditawan di Gaza, menyatakan bahwa kematian keenam sandera tersebut merupakan dampak langsung kegagalan Netanyahu menjalin kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dan memulangkan orang-orang yang mereka cintai.

“Mereka semua terbunuh dalam beberapa hari terakhir, setelah bertahan hidup selama hampir 11 bulan dari penyiksaan, penyiksaan, dan kelaparan di tahanan Hamas,” kata forum tersebut.

Gil Dickmann, sepupu Carmel Gat, yang jasadnya termasuk di antara mereka yang dipulangkan, mendesak warga Israel untuk memberi lebih banyak tekanan pada pemerintah mereka. “Turun ke jalan dan tutup negara sampai semua orang kembali. Mereka masih bisa diselamatkan,” tulis Dickmann di X.

Gideon Levy, kolumnis surat kabar Haaretz Israel, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Netanyahu telah membela partai-partai sayap kanan di pemerintahannya yang menentang segala konsesi kepada Hamas.

“Mereka (partai-partai itu) tidak peduli dengan para sandera,” katanya.

Levy menekankan bahwa dalam Partai Likud milik Netanyahu, kelompok terbesar dalam pemerintahan, Netanyahu memegang banyak kekuasaan dan partai tersebut mendukungnya.

Dia mengatakan, “Karena itu, tantangan dari dalam pemerintahan sangat terbatas. Tantangan yang nyata dan mungkin adalah di jalanan, tetapi masih terlalu dini untuk menilainya.” (aljazeera)