Jakarta, ICMES. Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi memuji pencapaian luar biasa negaranya dalam industri nuklir meskipun ada sanksi dan intimidasi AS, dan menekankan kebutuhan untuk mentransfer teknologi yang dikembangkan dalam industri nuklir ke industri lain.

Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), Ziyad al-Nakhala, telah mengadakan pertemuan dengan Presiden Iran Sayid Ibrahim Raisi di ibu kota, Teheran
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali tekad pemerintahannya untuk “mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.”
Berita Selengkapnya:
Presiden Raisi Pastikan Iran Sanggup Membuat Bom Nuklir
Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi memuji pencapaian luar biasa negaranya dalam industri nuklir meskipun ada sanksi dan intimidasi AS, dan menekankan kebutuhan untuk mentransfer teknologi yang dikembangkan dalam industri nuklir ke industri lain.
Dalam kunjungan ke pameran pencapaian industri nuklir Iran, Ahad (20/6), Presiden Raisi mengatakan keberhasilan yang dicapai dalam industri nuklir dalam kondisi sulit harus menjadi model bagi industri lain.
Dia menilai keuntungan yang dibuat dalam industri nuklir menunjukkan bagaimana para pemuda dan ilmuwan Iran “mengubah ancaman dan sanksi menjadi peluang”.
“Pameran ini adalah pesan dari industri nuklir negara ke sektor lain tentang bagaimana mencapai tingkat kesuksesan demikian meskipun ada sanksi dan ancaman tertinggi terhadap negara ini. Keberhasilan industri nuklir di bawah sanksi adalah model bagi industri lain,†ungkap Sayid Raisi.
Dia menekankan manfaat teknologi nuklir bagi kehidupan masyarakat, terutama di bidang kesehatan, kedokteran, pertanian dan industri, serta di sektor minyak dan gas.
“Berkat tekad para ilmuwan negara ini dalam mengubah pengetahuan menjadi kemampuan di bidang nuklir, hari ini jutaan orang telah diselamatkan dari penyakit, sehingga merupakan kehormatan besar bagi negara ini,†tuturnya.
Dia lantas menyebutkan bahwa ada pihak-pihak tertentu di dunia berpikir bahwa membangun kekuatan bergantung pada produksi senjata nuklir, namun Iran telah berulang kali menegaskan bahwa meskipun negara ini mampu berbuat demikian, namun tidak akan pernah mengembangkan senjata nuklir, sebagai bentuk kepatuhan kepada akidahnya, sebagaimana difatwakan oleh Pemimpin Besar Iran Islam Ayatullah Sayid Ali Khamenei.
Iran mengaku telah membuktikan status sipil dan damai proyek nuklirnya kepada dunia dengan menandatangani Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) dengan enam kekuatan dunia. Namun, keluarnya AS dari perjanjian ini pada Mei 2018 dan penerapan kembali sanksi terhadap Teheran membuat masa depan kesepakatan itu berada dalam ketidakpastian.
Dalam pertemuan dengan sekelompok pakar dan pejabat nuklir di Teheran pekan lalu, Ayatullah Khamenei mendesak mereka untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mengkomersialkan produksi dan layanan nuklir yang dibangun di dalam negeri. Dia mengatakan bahwa industri dalam negeri ini mampu memikat pelanggan asing di pasar energi nuklir.
Dia menekankan bahwa manajer, otoritas, dan aktivis nuklir Iran selama beberapa tahun terakhir telah membangun infrastruktur penting untuk industri nuklir negara ini.
“Produk dan layanan nuklir Iran harus dikomersialkan. Ada permintaan yang bagus untuk pencapaian kami di pasar internasional dan ini dapat digunakan untuk kepentingan ekonomi dan pendapatan negara. Harus ada kerja sama dengan negara-negara sekutu,†imbaunya. (fna)
Sekjen Jihad Islam Palestina Temui Presiden Iran
Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), Ziyad al-Nakhala, telah mengadakan pertemuan dengan Presiden Iran Sayid Ibrahim Raisi di ibu kota, Teheran, Ahad (18/6).
Dalam sebuah pernyataan, PIJ menyebutkan bahwa Al-Nakhala telah menemui Presiden Raisi dalam kunjungan yang pertama dilakukan ke Teheran, sebagai kepala delegasi Palestina, sejak pertengahan pekan lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Iran menegaskan dukungan negaranya kepadaperjuangan Palestina,.
“Iran akan selalu mendukung bangsa Palestina dan menyokong perjuangan mereka yang adil, yang notabene urusan seluruh Muslimin,” ungkap Sayid Raisi. Dia juga menyerukan “peningkatan persatuan nasional antarelemen resistensi Palestinaâ€.
Iran menjalin hubungan erat dengan berbagai faksi pejuang Palestina, terutama Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dan PIJ.
Pada hari Rabu pekan lalu, Ziyad Nakhala menemui Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei di Teheran.
Dalam pertemuan itu Ayatullah Khamenei mengucapkan selamat kepada Jihad Islam atas kemenangannya baru-baru ini atas Israel, dan memastikan bahwa kondisi rezim Israel saat ini berbeda dengan 70 tahun yang silam.
“Musuh, Zionis, sekarang berada dalam posisi pasif dan reaktif, dan situasi ini menunjukkan bahwa Jihad Islam Palestina dan faksi-faksi perlawanan telah mengidentifikasi jalan dengan tepat dan bergerak maju ke arah ini dengan waspada,†ujarnya.
Ayatullah Khamenei juga menekan bahwa tujuan dan cita-cita besar tidak akan mungkin tercapai tanpa kesiapan untuk menanggung segala risiko.
“Hari ini, berkat anugerah Allah, kekuatan dan kredibilitas kelompok resistensi Palestina dan Jihad Islam meningkat dari hari ke hari., dan kekalahan rezim Zionis baru-baru ini dalam perang lima hari menegaskan hal ini,†tuturnya.
Dia juga mengatakan, “Jihad Islam Palestina lulus ujian dalam pertempuran Gaza baru-baru ini, dan sekarang kondisi rezim Zionis telah berubah dibandingkan dengan 70 tahun silam. Para pemimpin Zionis layak untuk khawatir tidak mengalami ultah-nya yang ke-80 tahun.†(anadolu/tt)
Netanyahu Kembali Tegaskan Israel Tak Akan Biarkan Iran Kembangkan Senjata Nuklir
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali tekad pemerintahannya untuk “mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.”
Dalam tur pameran sarana dan kemampuan canggih di bidang pertahanan dan serangan, Ahad (18/6), Netanyahu berkata, “Saya di sini dalam kunjungan ke markas besar Industri Dirgantara, di mana saya mendapatkan kesan yang luar biasa dari sarana pertahanan dan sarana ofensif yang kami kembangkan di sini.”
Dia juga mengatakan, “Keberatan tegas Israel demi mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir berkontribusi pada kembalinya perjanjian awal dalam keputusan AS untuk menahan diri dari melakukannya. Dan kami telah menjelaskan kepada teman-teman AS kami bahwa kesepakatan-kesepakatan terbatas juga tidak dapat kami terima.â€
Netanyahu menambahkan, “Bagaimanapun, seperti yang telah saya jelaskan kepada mereka dan kepada dunia, dan saya akan menjelaskannya lagi di sini. kami akan melakukan segala yang diperlukan untuk mempertahankan diri kami sendiri dalam menghadapi ancaman apa pun.â€
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel mengumumkan bahwa pemerintahnya menentang pemahaman terbatas atau kesepakatan mini dengan Iran mengenai program nuklir negara republik Islam ini.
Dalam sebuah sesi kabinet, Netanyahu mengatakan, “Israel bekerja untuk mencegah persenjataan nuklir Iran, dan menentang kesepakatan yang dicapai oleh kekuatan internasional dalam hal ini pada tahun 2015,.â€
Dia menekankan bahwa pendirian Israel dalam hal ini berkontribusi kegagalan berbagai pihak terkait untuk kembali ke perjanjian itu. (sputnik)