Rangkuman Berita Utama Timteng  Senin 18 Oktober 2021

Jakarta, ICMES. Menteri Luar Negeri pemerintahan sementara Taliban di Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, menyatakan bahwa pemerintahan ini berkomitmen untuk memberikan perlindungan yang sama antara masjid Sunni dan Syiah dari serangan teroris.





Kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) menyatakan pihaknya telah sukses dalam melancarkan operasi militer di Provinsi Ma’rib dan Provinsi Shabwah.

Arab Saudi kembali mengimpor komoditas Iran setelah dua tahun berhenti mengimpornya, demikian dikatakan oleh juru bicara Kemaslahatan Bea dan Cukai Republik Islam Iran Rohollah Latifi.

Seorang perwira tinggi Israel  memperkirakan negaranya akan diserang 2000 rudal/hari apabila pecah perang dengan kelompok pejuang Hizbullah Lebanon.

Berita Selengkapnya:

Taliban Berjanji Berikan Perlindungan yang Sama antara Masjid Sunni dan Masjid Syiah

Menteri Luar Negeri pemerintahan sementara Taliban di Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, menyatakan bahwa pemerintahan ini berkomitmen untuk memberikan perlindungan yang sama antara masjid Sunni dan Syiah dari serangan teroris.

Dalam wawancara dengan kantor berita Turki, Anadolu, di sela-sela kunjungan resminya ke Ankara, ibu kota Turki, yang dimulai pada Kamis pekan lalu selaku ketua delegasi Taliban atas undangan Kementerian Luar Negeir Turki, dia mengklaim bahwa terkait dengan ancaman ISIS terhadap Taliban yang belakangan ini meningkat, pemerintahan Taliban dapat mengendalikan keamanan di Afghanistan.

Namun dia menambahkan, “Menjamin keamanan masjid dan jalanan yang diserang oleh ISIS bukanlah misi yang mudah, dan kondisi ini menambah tekanan internasional terhadap pemerintah, sementara tidak adanya pengakuan internasional (terhadap pemerintahan Taliban) akan menguntungkan propaganda yang dilakukan ISIS.”

Muttaqi lantas memastikan pemerintahan Taliban “berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah keamanan yang sama mengenai masjid-masjid Sunni dan Syiah, dan ini adalah demi mencegah serangan yang menyasar Syiah di Afghanistan.”

Dia juga menuturkan, “Pemerintah bertanggungjawab menjamin keamanan semua orang yang tinggal di Afghanistan. Kami mengerahkan segenap upaya kami untuk menjamin keamanan semua orang, dan mengerahkan upaya tersendiri demi menjamin keamanan masjid-masjid.”

Dia menilai Afghanistan tidak mengalami problema keamanan kronis seperti di masa lalu, dan pemerintah juga “telah memberi amnesti kepada pihak-pihak oposisi, termasuk tentara dan polisi, sehingga mereka sekarang dapat melanjutkan kehidupannya  secara normal di Afghanistan.” (rt)

Kekuatan Ansarullah Yaman di Ma’rib dan Shabwah kian Meluas

Kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) menyatakan pihaknya telah sukses dalam melancarkan operasi militer di Provinsi Ma’rib dan Provinsi Shabwah.

Dikutip RT, Ahad (17/10), juru bicara tentara Yaman kubu Sanaa yang bersekutu dengan Ansarullah, Brigjen Yahya Saree, menyatakan bahwa dalam operasi militer bersandi “Rabi’ al-Nasr” (Musim Semi Kemanangan) pihaknya berhasil memperkuat kendalinya atas distrik-distrik Usailan, Bijan, dan Ain di Provinsi Shabwah serta distrik Al-Obeidah, Huraib dan beberapa bagian dari distrik Al-Joubah dan Gunung Murah di Provinsi Ma’rib.

Saree menjelaskan bahwa wilayah yang telah direbut Ansarullah melalui operasi militer tersebut  sejauh ini telah mencapai 3200 kilometer persegi, dan bahwa korban tewas dan luka serta tawanan dari pihak pasukan lawan mencapai ratusan orang dan banyak senjata dan perlengkapan perang mereka jatuh ke tangan pasukan Ansarullah.

Dia menyerukan kepada pasukan loyalis presiden pelarian Abd Rabbuh Mansour Hadi di kota Ma’rib agar berhenti berperang bersama barisan agresor dan pendudukan, sebagai satu pendahuluan untuk mengatasi kondisi mereka pada periode mendatang.

Hal tersebut dinyataan Yahya Saree menyusul tersiarnya berita-berita pertempuran sengit di distrik Al-Obeidiyah yang telah dikepung oleh Ansarullah dalam beberapa hari terakhir serta pernyataan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang mengaku telah melancarkan puluhan serangan udara ke posisi-posisi Ansarullah di sana.

Pasukan koalisi mengklaim bahwa dalam serangan terbaru sebanyak lebih dari 40 kali tak kurang dari 165 petempur Ansarullah terbunuh di Ma’rib.

Ansarullah mengintensifkan operasi militernya sejak Februari lalu untuk sepenuhnya merebut Provinsi Ma’rib yang masih menjadi kubu pertahanan terakhir pasukan Mansour Hadi.

Seperti diketahui, Yaman dilanda perang sejak sekira tujuh tahun silam, yang menyebabkan lebih dari 233,000 orang tewas, dan 80% penduduknya yang berjumlah sekira 30 juta orang bergantung pada bantuan di tengah kondisi kemanusiaan yang terburuk di dunia, menurut laporan PBB.  (rt)

Saudi Mulai Mengimpor lagi Komoditas Iran

Arab Saudi kembali mengimpor komoditas Iran setelah dua tahun berhenti mengimpornya, demikian dikatakan oleh juru bicara Kemaslahatan Bea dan Cukai Republik Islam Iran Rohollah Latifi.

Dikutip IRNA, Ahad (17/10), Latifi menjelaskan bahwa Iran mengekspor komoditas ke sedikitnya 143 negara dan mengimpor dari 123 negara pada tahun lalu sesuai kalender Iran yang berakhir pada 20 Maret 2021, meskipun terdapat pembatasan yang ketat akibat pandemi Covid-19.

Menurut Latifi, volume perdagangan luar negeri Iran dalam enam bulan terakhir mencapai 79,100,000 ton dengan nilai sekira US$ 45 miliar, dan pangsa ekspornya mencapai US$ 21,08 miliar, sedangkan volume impornya dalam jangka waktu yang sama mencapai US$ 23,01 miliar.

Latifi menyebutkan tiga negara yang menjadi tujuan komoditas Iran; pertama, China dengan nilai lebih dari 9 miliar dan 77 juta dan 123 ribu dan 234 dolar; kedua,Irak dengan nilai 7 miliar dan 448 juta dan 431 ribu dan 673 dolar; ketiga, UEA dengan nilai 4 miliar dan 661 juta dan 621 ribu dan 682 dolar.

Dia menambahkan, “Setelah tiga negara ini, Turki dengan 2.536 juta dan 616 ribu dan 688 dolar, dan Afghanistan dengan 2 miliar dan 308 juta dan 401.000 dan 259 dolar.”

Dia kemudian menyebutkan bahwa Arab Saudi mengimpor barang dari Iran senilai $ 39.000 selama periode ini, setelah sekian lama  berhenti.

Latifi menganggap bahwa kembalinya Riyadh menjadi tujuan ekspor Iran merupakan “salah satu persoalan terpenting selama periode saat ini.” (alalam)

Israel Perkirakan akan Diserang 2000 Rudal/Hari Jika Pecah Perang dengan Hizbullah

Seorang perwira tinggi Israel  memperkirakan negaranya akan diserang 2000 rudal/hari apabila pecah perang dengan kelompok pejuang Hizbullah Lebanon.

Dikutip RT, Ahad (17/10), dalam wawancara dengan AFP, Mayjen Ori Gordin mengatakan bahwa dalam perang terbaru Israel dengan Gaza, kota-kota di Israel seperti Tel Aviv dan Ashdod telah mendapat serangan dengan “rudal dalam jumlah terbesar” sejak Israel berdiri.  

Komandan front dalam negeri Israel ini menambahkan, “Kami menduga bahwa jika pecah konflik atau perang dengan Hizbullah maka  akan terjadi penembakan setidaknya lima kali lipat jumlah rudal itu dari Lebanon ke arah Israel per hari.”

Dalam wawancara terpisah dengan AFP, satu sumber keamanan Israel mengatakan bahwa tentara negara ini menghendaki “stabilitas” di Lebanon, namun dia juga mengklaim bahwa Hizbullah merupakan “sumber instabilitas yang mengeksploitasi sumber daya negara untuk kepentingan Iran”.

Dia juga menyebut “Iran makin dekat dengan produksi bahan-bahan fisil yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir”, namun masih memerlukan waktu dua tahun untuk memroduksi senjata pemusnah massal itu.

Dalam perang Israel-Gaza pada Mei lalu, Israel dilaporkan dapat menangkis sebagian besar hujan rudal dari Gaza, namun sekira 300 rudal Gaza telah jatuh di berbagai kawasan berpenghuni di wilayah Israel. (rt)