Rangkuman Berita Utama Timteng  Senin 18 November  2024

Jakarta, ICMES. Serangan udara Israel terhadap kantor Partai Baath Suriah di Beirut, ibu kota Lebanon, menggugurkan Kepala Hubungan Media Hizbullah, Mohammad Afif,

Hizbullah menyatakan para pejuangnya melakukan penyergapan terhadap pasukan Israel di pinggiran timur kota Shamaa di Lebanon selatan, sementara dari arah Irak dan Yaman juga terjadi serangan terhadap Israel.

Para pemimpin badan-badan keamanan Israel berpendapat bahwa rezim Zionis ini harus melunakkan sikapnya agar dapat memulangkan orang-orang Israel yang ditawan oleh Hamas di Jalur Gaza.

Berita selengkapnya:

Serangan Udara Israel Gugurkan Kepala Hubungan Media Hizbullah, Hamas Turut Berduka

Serangan udara Israel terhadap kantor Partai Baath Suriah di Beirut, ibu kota Lebanon, menggugurkan Kepala Hubungan Media Hizbullah, Mohammad Afif, Minggu (17/11).

Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) melaporkan bahwa serangan Israel itu menghantam gedung partai Baath di distrik Ras Al-Naba’a di pusat kota Beirut, dan sengaja dilancarkan untuk menghabisi Afif, yang menurut Sekjen Partai Baath  Ali Hijazi, kebetulan saat itu sedang mengadakan pertemuan di kantor tersebut.

Ali Hijazi mengatakan, “Afif tidak bertempur dengan senjata dan tidak memimpin unit militer di Hizbullah, melainkan memimpin unit media.”

Jaringan televisi Lebanon Al-Mayadeen melaporkan bahwa lima orang terbunuh dalam serangan itu.

Serangan itu terjadi setelah Afif pada 22 Oktober lalu menyatakan Hizbullah bertanggungjawab atas serangan terhadap rumah Netanyahu di Caesarea. Afif gugur setelah Israel pada serangan kali pertama beberapa waktu lalu gagal membunuhnya.

Dalam komentar terbarunya kepada wartawan pada 11 November, Afif mengatakan bahwa pasukan Israel tidak dapat menduduki wilayah mana pun di Lebanon dan bahwa Hizbullah memiliki cukup senjata dan perlengkapan untuk berperang dalam “perang yang panjang”.

Pembunuhan Afif merupakan yang terbaru dalam serangkaian pembunuhan terhadap para petinggi Hizbullah, termasuk pemimpinnya Sayid Hassan Nasrallah, sejak Israel secara dramatis mengintensifkan serangannya di seluruh Lebanon pada akhir September setelah satu tahun saling tembak di sepanjang perbatasan.

Sayid Nasrallah dibunuh dalam serangan Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di lingkungan Dahiyeh, Beirut selatan pada akhir September.

Hamas menyatakan turut berduka cita atas gugurnya Afif, dan menegaskan “Pembunuhan terhadap seorang tokoh media politik tidak akan membungkam suara perlawanan, namun justru mengungkapkan betapa dalamnya kesenjangan moral  di mana rezim penduduk terjerumus di dalamnya.”

Hamas memandang Afif sebagai sosok pemberani yang telah bersuara lantang membongkar kejahatan Israel di saat rezim Zionis ini sedang ganas-ganasnya terhadap Lebanon. (raialyoum/presstv)

Hizbullah Bertempur Sengit Jarak Dekat Melawan Pasukan Zionis

Hizbullah menyatakan para pejuangnya melakukan penyergapan terhadap pasukan Israel di pinggiran timur kota Shamaa di Lebanon selatan, sementara dari arah Irak dan Yaman juga terjadi serangan terhadap Israel.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Ahad (17/11), Hizbullah menyatakan,Para pejuang bertempur melawan pasukan Israel dengan senapan mesin dan granat berpeluncur roket dari jarak dekat, yang menjatuhkan korban jiwa di pihak tentara Israel.”

Dalam eskalasi lainnya, Hizbullah menyebutkan bahwa  pada Sabtu malam pihaknya menyerang sejumlah  pangkalan militer di kota Haifa dan daerah Carmel dengan rudal khusus.

Pada hari Minggu, sebuah drone jatuh di kota Yavneh, selatan Tel Aviv, setelah peringatan diaktifkan untuk pertama kalinya di kota tersebut sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, yang merupakan titik sasaran terjauh di Israel.

Pejabat Otoritas Penyiaran Israel mengatakan, “Sebuah drone jatuh di area terbuka di Yavneh, dan asap terlihat membubung dari tempat itu.”

Surat kabar Israel  Maariv  menyatakan drone tersebut “diluncurkan dari timur,” mengacu pada Irak.

Situs web Ibrani  Srugim  menyatakan: “Sirene alarm terdengar pada menit-menit terakhir di kota Yavneh dan Ness Ziona, sebagai akibat dari infiltrasi drone. Untuk pertama kalinya sejak awal perang, keadaan siaga diaktifkan beberapa waktu lalu di Yavneh dan Ness Tsoina, dan ini merupakan titik terjauh di mana peringatan dimunculkan karena infiltrasi pesawat nirawak.”

Agresi Israel terhadap Lebanon sejauh ini telah menggugurkan sedikitnya 3.452 orang dan melukai sedikitnya 14.664 orang, termasuk sejumlah besar anak-anak dan perempuan, serta menyebabkan sekitar 1.4 juta orang yang mengungsi.

Sementara itu, Jubir Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah, Brigejn Yahya Saree, pada Minggu malam mengumumkan pihaknya telah melancarkan serangan drone terhadap sasaran militer dan vital di kota Jaffa dan Ashkelon di bagian tengah dan selatan Palestina pendudukan.

Saree memastikan “operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya,” tanpa menyebutkan karakteristik targetnya.

Dia menegaskan bahwa pasukan Yaman “terus melakukan operasi militer terhadap Israel sebagai tanggapan atas kejahatan Zionis di Gaza dan Lebanon”, dan bahwa operasi ini tidak berhenti sebelum Israel menghentikan agresi dan blokadenya terhadap Gaza serta serangannya terhadap Lebanon. (raialyoum)

Para Pejabat Keamanan Israel Sarankan Netanyahu Melunak demi Memulangkan Tawanan

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa para pemimpin badan-badan keamanan Israel berpendapat bahwa rezim Zionis ini harus melunakkan sikapnya agar dapat memulangkan orang-orang Israel yang ditawan oleh Hamas di Jalur Gaza, karena Hamas tidak akan menerima pemulangan itu jika Israel tidak mengakhiri perang dan menarik diri dari Jalur Gaza.

Yedioth Ahronoth pada hari Ahad (17/11) menyebutkan, Para pemimpin badan-badan keamanan percaya bahwa sikap Israel yang tidak fleksibel berarti menyerahkan nyawa para tawanan yang masih hidup.”

Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dijadwal mengadakan sesi diskusi mengenai masalah tawanan, yang dihadiri Menteri Bezalel Smotrich, Itamar Ben Gvir, dan Gideon Sa’ar pada  Minggu malam , dan mereka membahas upaya menggerakkan lagi negosiasi.”

Menurut Yedioth Ahronoth, para petinggi badan-badan keamanan berpendapat bahwa Israel harus fleksibel dalam sikapnya mengenai penarikan diri dari Gaza dan diakhirnya perang, jika ingin mencapai kesepakatan, namun pendapat demikian selama ini ditolak  oleh Netanyahu.

Badan-badan keamanan Israel memperkirakan sebanyak 51 tawanan masih hidup di antara 101 tawanan, dan para pemimpin badan-badan itu berusaha mencari terobosan untuk memulangkan tawanan yang masih hidup.

Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz pada hari Minggu bersikukuh menyatakan bahwa tujuan memulangkan tawanan Israel tetap menjadi tujuan utama perang tanpa pertimbangan politik apa pun, dan berjanji akan berupaya dengan segala cara untuk memulangkan mereka.

Hal ini terjadi di tengah gelombang kritik luas terhadap kebijakan pemerintah dalam masalah ini, dan keluarga para tawanan menuduh pemerintah menelantarkan anak-anak mereka yang tertawan. (raialyoum)