Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 18 November 2019

bin salman dan mahdi al-mashat yamanJakarta, ICMES. Pemerintah Arab Saudi mulai mengadakan komunikasi dengan kelompok pejuang Yaman Ansarullah (Houthi) setelah fasilitas minyak perusahaan Aramco milik Saudi terkena serangan rudal dan nirawak Yaman.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo terlihat bergembira atas terjadinya kerusuhan yang terjadi dalam unjuk rasa penolakan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak di Iran.

Irak dilanda gelombang aksi mogok massal terbesar di Baghdad dan sembilan provinsi selatan yang dilakukan untuk mendukung tuntutan para demonstran menggulingkan pemerintah Irak.

Pasukan Arab Suriah berhasil merebut dan menguasai kembali stasiun pembangkit listrik Tishreen di Sungai Furat, yang tercatat sebagai pembangkit listrik tenaga air terbesar kedua di negara ini.

Berita selengkapnya:

Pertama Kali, Menhan Saudi Hubungi Petinggi Ansarullah Yaman Via Telefon

Seorang pejabat tinggi Yaman menyatakan bahwa pemerintah Arab Saudi mulai mengadakan komunikasi dengan kelompok pejuang Yaman Ansarullah (Houthi) setelah fasilitas minyak perusahaan Aramco milik Saudi terkena serangan rudal dan nirawak Yaman.

“Komunikasi itu berjalan pad level tertinggi, termasuk kontak telefon antara Wakil Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman dan Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman Mahdi al-Mashat yang membahas gencatan senjata di perbatasan,” ungkap sumber itu kepada kantor berita Turki, Anatolia, seperti dikutip laman berita al-Alam milik Iran, Ahad (16/11/2019).

Petinggi yang tak disebutkan namanya itu menjelaskan, “Komunikasi antara kedua belah pihak berjalan sejak lebih dari sebulan, dan terdapat dua komite militer dan politik, satu membahas gencatan senjata komprehensif antara kedua belah pihak, pencabutan blokade, dan pembukaan kembali bandara Sanaa, sementara yang lain mengatur situasi politik baru.”

Dia melanjutkan, “Berkas-berkas politik yang mengemuka antara lain ialah menggulung pentas presiden pelarian Abed Rabbuh Mansour Hadi, dan mengatur penyelesaian politik yang komprehensif.”

Anatolia mengutip pernyataan Pusat Studi Sanaa bahwa Riyadh sekarang “bertanggung jawab atas apa yang terjadi dan apa yang tidak akan terjadi di Yaman selatan”.

“Hirarki baru yang digambarkan oleh perjanjian Riyadh akan dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman, yang belakangan ini diam-diam mengambil alih berkas Yaman dari saudaranya Mohammed bin Salman, Putra Mahkota dan Menteri Pertahanan (Saudi),” ungkap Pusat Studi Sanaa dalam laporan bulanannya.

Lembaga ini menambahkan, “Alasan terpenting bagi keberhasilan perjanjian ini ialah penyediaan dana dan sumber daya yang cukup untuk membantu mereformasi urusan keuangan dan kegiatan ekonomi pemerintah, membuka kembali Bandara Internasional Sanaa, dan menghentikan deportasi ratusan ribu pekerja Yaman oleh Arab Saudi.”

Di luar itu, Pusat Studi Sanaa menyebut perjanjian Riyadh sebagai “kedaulatan Saudi atas Yaman.”

Perang dan blokade terhadap Yaman masih berlangsung, namun Riyadh dan Abu Dhabi belakangan ini mengubah taktik mereka dengan beralih dari opsi militer murni kepada opsi politik melalui pengadaan kompromi dengan gerakan nasionalis yang dipimpin oleh Ansarullah di Yaman utara. (alalam)

Terjadi Kerusuhan di Iran, Pompeo di Twitter Bersorak

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo terlihat bergembira atas terjadinya kerusuhan yang terjadi dalam unjuk rasa penolakan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak di Iran.

Pompeo melontarkan pernyataan-pernyataan berbau campur tangan terhadap urusan internal Iran sembari mengaku bersimpati kepada rakyat Iran, yang justru dikenai sanksi sewenang-wenang oleh AS sejak beberapa tahun lalu.

Dalam hal ini, Pompeo memosting ulang cuitannya yang bertanggal 22 Juli 2018 tentang kerusuhan yang melanda Iran saat itu, dan menyertainya dengan cuitan baru.

“Sebagaimana pernah saya tekankan kepada rakyat Iran sejak sekira satu setengah tahun lalu, AS bersama kalian,” bunyi cuitan baru itu.

Media Iran dan sejumlah netizen negara ini melaporkan bahwa telah terjadi bentrokan antara pasukan keamanan dan para pengunjuk rasa di Teheran dan puluhan kota lain menyusul keputusan pemerintah menaikkan harga bensin.

Kantor berita mahasiswa Iran, ISNA, menyebutkan bahwa otoritas keamanan Iran membatasi akses internet usai peristiwa tersebut.

Menlu AS lantas melontarkan pernyatan-pernyataan yang menyudutkan pemerintah Iran, tatkala Teheran dan Washington terlibat eskalasi ketegangan sejak Presiden AS Donald Trump pada Mei 2018 secara sepihak menarik keluar negaranya dari perjanjian multinasional terkait dengan proyek nuklir Iran, dan kemudian menerapkan kembali sanksi-sanksinya terhadap Iran.

Pemerintah Iran menyebut tindakan AS itu sebagai bukti nyata kebersikerasan AS untuk mencampuri urusan internal negara lain. (alalam/raialyoum)

Desakan Pengunjuk Rasa Menguat, Irak Dilanda Aksi Mogok Umum

Irak dilanda gelombang aksi mogok massal terbesar di Baghdad dan sembilan provinsi selatan yang dilakukan untuk mendukung tuntutan para demonstran menggulingkan pemerintah Irak, membubarkan parlemen, dan membuat amandemen konstitusi.

Provinsi Babel, Wasit, Maysan, dan Dhi Qar menyatakan hari Ahad (16/11/2019)  sebagai hari libur resmi menyusul  pengumuman aksi mogok umum untuk mendukung gelombang demonstrasi besar-besaran yang melanda Baghdad dan sembilan provinsi lain pada minggu keempat berturut-turut.

Pekan lalu, ulama muda Syiah berpengaruh, Sayid Moqtada al-Sadr, menyerukan dukungan kepada unjuk rasa protes dengan aksi mogok massal satu hari bagi semua pegawai, mahasiswa dan sekolah, suatu pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Irak.

Kementerian Pendidikan Tinggi dan Kementerian Tarbiah meminta semua siswa dan mahasiswa tidak berpartisipasi dalam aksi mogok ini.

Para pengunjuk rasa mengatakan kepada kantor berita Jerman, DPA, bahwa pengumuman aksi mogok massal itu sendiri merupakan satu kemenangan bagi tuntutan mereka.

Pada Sabtu lalu keadaan terlihat tenang di lokasi-lokasi yang selama ini menjadi ajang demonstrasi, yaitu  Lapangan Tahrir dan Khalani Square di Baghdad serta di depan gedung dewan-dewan provinsi di Basra, Maysan, Nasiriyah, Wasit, Diwaniya, Samawah, Najaf, Karbala dan Babel.

Pemerintah Irak mengerahkan bala bantuan keamanan di jalan-jalan untuk mengantisipasi perkembangan baru di jalan-jalan dan menjaga keamanan. (raialyoum)

Tentara Suriah Rebut Kembali Stasiun Pembangkit Listrik Terbesar Kedua

Pasukan Arab Suriah berhasil merebut dan menguasai kembali stasiun pembangkit listrik Tishreen di Sungai Furat, yang tercatat sebagai pembangkit listrik tenaga air terbesar kedua di negara ini.

Russia Today melaporkan bahwa polisi militer Rusia memulai patrolinya di sekitar fasilitas strategis tersebut sejak Senin (18/11/2019) setelah pasukan pemerintah Suriah tersebut berhasil merebutnya.

Pembangkit listrik Tishreen menghasilkan sekitar 630 megawaat, dan dibangun oleh para insinyur Rusia dan Suriah di Sungai Furat, 90 kilometer dari kota Aleppo, sekitar 20 tahun silam.

Pasukan Arab Suriah sebelumnya juga telah merebut kembali stasiun pembangkit listrik tenaga air terbesar di kota Tabqa, provinsi Raqqa, yang pernah diduduki oleh kawanan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (IS/ISIS/ISIL/DAESH). (alalam)