Jakarta, ICMES: Ketua parlemen Iran Ali Larijani mencurigai Amerika Serikat (AS) berada di belakang serangan misterius yang menimpa kapal tanker minyak di Teluk Oman.
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman secara menuding Iran sebagai pelaku serangan ke dua kapal tanker minyak di Teluk Oman.
Petinggi Iran menyebut Bin Salman sedang berperan sebagai penyampai pesan Presiden AS kepada Iran untuk meredakan ketegangan.
Kelompok pejuang Ansarullah di Yaman mengaku telah menyerang Bandara Abha dan Bandara Jizan di bagian selatan Arab Saudi, sementara Saudi mengaku telah menembak jatuh satu unit nirawak Ansarullah yang sedang mengarah ke kota Abha.
Berita selengkapnya:
Iran Sebut AS Berada di Balik Serangan ke Kapal Tanker di Teluk Oman
Ketua parlemen Iran Ali Larijani mencurigai Amerika Serikat (AS) berada di belakang serangan misterius yang pada hari Kamis lalu (13/6/2019) menimpa kapal tanker minyak di Teluk Oman, demikian dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA, Ahad (16/6/2019).
Larijani menepis keras tuduhan Washington bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan itu, dan balik mencurigai AS dengan mengatakan bahwa serangan itu tampaknya dilakukan oleh AS setelah enbargonya terhadap Iran gagal.
Larijani menyatakan “lucu” ketika AS mendesak Iran agar menggunakan jalur diplomatik, dan sudah menjadi rahasia umum bahwa AS telah yang menyerang kapal-kapalnya sendiri dalam Perang Dunia II demi mencari dalih untuk menyerang Jepang.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuding Teheran berada di balik serangan itu serta menyebutnya “ancaman jelas bagi keamanan dan perdamaian internasional” dan “eskalasi yang tak dapat diterima dari pihak Iran.”
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif membantah tudingan itu dengan menyatakan, “AS segera mengambil kesempatan untuk meluncurkan tuduhan terhadap Iran (tanpa) materi atau bukti langsung, yang dengan jelas mengungkapkan bahwa mereka (Washington dan sekutu Arabnya) telah beralih ke Rencana B: sabotase diplomatik … dan penyamaran terorisme ekonomi terhadap Iran.” (raialyoum)
Putra Mahkota Saudi Tuduh Iran Pelaku Serangan di Teluk Oman
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) secara blak-blakan menuding Iran sebagai pelaku serangan ke dua kapal tanker minyak di Teluk Oman, sembari menegaskan negaranya tidak akan ragu menghadapi ancaman terhadap kepentingannya.
Pernyataan itu kemukakan MbS dalam sebuah wawancara dengan harian Saudi Asharq Al-Awsat yang diterbitkan pada Ahad (16/6/2019).
Dalam komentar pertamanya mengenai ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) itu dia mengatakan, “Kerajaan ini tidak menginginkan perang di kawasan, tapi kami tidak akan ragu menghadapi ancaman apa pun terhadap rakyat kami, kedaulatan kami, dan kepentingan vital kami.
Dia lantas menuding Iran dengan mengatakan, “Rezim Iran tidak menghormati keberadaan Perdana Menteri Jepang sebagai tamu di Teheran, dan ketika dia berada di situ rezim Iran justru menanggapi upayanya dengan menyerang dua kapal tanker yang salah satunya bermaksud pulang ke Jepang. Iran juga melakukan serangan di bandara Abha. Ini menunjukkan bahwa pendekatan dan niat rezim Iran bertujuan menyerang keamanan dan stabilitas kawasan. ”
Mengenai krisis Yaman, dia mengatakan bahwa Arab Saudi mendukung semua upaya untuk mencapai solusi politik untuk krisis di negeri jirannya ini.
“Tapi sayangnya milisi Al-Houthi (Ansarullah) mengutamakan agenda Iran atas kepentingan Yaman dan rakyatnya,” lanjut MbS.
Dia menekankan bahwa negaranya “tidak dapat menerima keberadaan milisi di luar lembaga negara di perbatasannya.”
MbS menyebutkan bahwa tujuan pasukan koalisi pimpinan Saudi di Yaman “bukan hanya membebaskannya dari keberadaan milisi Iran, melainkan juga mencapai kesejahteraan, stabilitas, dan kemakmuran bagi segenap rakyat Yaman.”
Dia kemudian memuji hubungan negaranya dengan AS dengan menyebutnya sebagai “faktor mendasar dalam realisasi keamanan dan stabilitas kawasan” dan bahwa hubungan ini “tidak akan terpengaruh oleh serangan media ataupun sikap yang ada di sana sini.” (raialyoum)
Bin Salman Sampaikan Pesan Trump Kepada Iran Untuk Redakan Ketegangan
Penasehat khusus ketua parlemen Iran Hossein Amir Abdollahian menyatakan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman sedang berperan sebagai penyampai pesan Amerika Serikat (AS) kepada Iran untuk meredakan ketegangan di kawasan Teluk Persia.
Abdollahian menyebutkan bahwa negara-negara Barat melalui para diplomat mereka selain menekankan komitmen mereka dalam menjalin hubungan dengan Iran, juga juga membawa pesan dari Presiden AS Donald Trump.
Dia kemudian menyatakan bahwa Bin Salmanpun juga membawa pesan dari Trump.
“Bahkan sosok seperti Bin Salmanpun juga memainkan peranan itu dalam beberapa hari ini melalui kanal-kanal terkait,” ujarnya.
Abdollahian menjelaskan, “Sebagian dari aktivitas ini dilakukan oleh Saudi dan Uni Emirat Arab. Mohammed bin Salman, di puncak permusuhan dan perilakunya yang tak wajar (terhadap Iran) pun, juga menjalankan peran menyampaikan pesan-pesan itu melalui negara-negara regional, mengingat bahwa Bin Salman menganggap AS serius dan menilai Iran sebaiknya berunding dengan AS.”
Abdollahian menyebutkan bahwa juga telah menyampaikan pesannya itu dalam Konferensi Tingkat Tinggi Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan Organsisasi Kerjasama Islam (OKI) pada 30-31 Mei lalu. (raialyoum)
Pasukan Yaman Gempur Lagi Bandara Abha dan Jizan Dengan Pesawat Nirawak
Kelompok pejuang Ansarullah (Houthi) di Yaman mengaku telah menyerang Bandara Abha dan Bandara Jizan di bagian selatan Arab Saudi, sementara Saudi mengaku telah menembak jatuh satu unit nirawak Ansarullah yang sedang mengarah ke kota Abha.
Saluran TV al-Mashirah milik Ansarullah, Ahad (16/6/2019), mengutip pernyataan juru bicara kelompok ini bahwa pasukan Yaman telah menggempur dua bandara itu dengan nirawak jenis Qasif 2K dengan obyek sasaran masing-masing berupa stasiun bahan bakar di Bandara Abha dan ruang kontrol di Bandara Jizan.
Ansarullah memastikan serangan tersebut mengena “sasaran-sasaran itu dengan presisi tinggi hingga dua bandara ini tak dapat memberikan pelayanan.”
Di pihak lain, Saudi mengaku berhasil merontokkan pesawat kelompok Houthi yang disebut sebagai kawanan teroris.
“Pasukan Pertahanan Udara Kerajaan telah mencegat dan menjatuhkan pesawat nirawak penyerang yang diluncurkan oleh milisi teroris Houthi yang didukung Iran terhadap Abha,” ungkap pasukan koalisi pimpinan Saudi, sebagaimana dikutip kantor berita Al-Ekhbariya milik pemerintah Saudi.
Pada Rabu pekan lalu satu rudal menghantam bandara di daerah pegunungan Abha yang menjadi destinasi warga Saudi di musim panas untuk menjauh dari suhu tinggi di Riyadh dan Jeddah. Menurut otoritas Saudi, serangan ini melukai 26 orang.
Pada Jumat lalu, pasukan koalisi mengumumkan bahwa tentara Saudi telah mencegat lima nirawak yang mencoba melancarkan serangan lagi ke bandara Abha.
Para pejuang Ansarullah dalam beberapa pekan terakhir ini telah meningkatkan serangan rudal dan nirawaknya ke seberang perbatasan Yaman.
Kamis lalu Saudi menuduh Iran memerintahkan Ansarullah agar melancarkan serangan ke Bandara Abha, dan karena itu Saudi memperingatkan “konsekuensi serius.”
Yaman dilanda konflik antara Ansarullah dan pasukan loyalis presiden pelarian Abd Rabbuh Mansour Hadi sejak tahun 2014. Konflik meningkat ketika aliansi militer pimpinan Saudi melakukan intervensi militer ke Yaman sejak Maret 2015 dengan dalih membela dan memulihkan pemerintahan Hadi.
Menurut berbagai organisasi kemanusiaan, konflik ini telah menewaskan puluhan ribu orang yang sebagian besarnya adalah warga sipil. (raialyoum)