Rangkuman Berita Utama Timteng  Senin 14 September 2020

rudal AL IranJakarta, ICMES. Kepala Staf Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Hossein Khanzadi menyatakan Iran memiliki senjata semi berat yang tersembunyi di dasar laut dan pantang tercegat.

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengkonfirmasi pengecualian untuk memungkinkan penunaian ibadah umrah dari perintah kerajaan yang mencakup pencabutan sepenuhnya larangan meninggalkan Saudi dan kembali ke sana.

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed Al- Nahyan tiba di Washington DC, Amerika Serikat (AS), selaku ketua delegasi resmi yang mencakup sejumlah pejabat senior.

Sedikitnya empat warga sipil Yaman tewas dan beberapa lainnya menderita luka-luka akibat serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap sebuah truk di jalan umum di daerah permukiman di provinsi Marib.

Berita selengkapnya:

Iran Miliki Senjata Mengerikan Yang Tersembunyi di Dasar Samudera

Kepala Staf Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Hossein Khanzadi menyatakan Iran memiliki senjata semi berat yang tersembunyi di dasar laut dan pantang tercegat.

Dalam wawancara dengan televisi pemerintah Ahad (13/9/2020), dia menyebutkan untuk pertama kali kepada media tentang kelebihan kapal selam baru Fateh, yang disebutnya profesional “semi berat”, dapat bersembunti di dasar samudera, dan memiliki kemampuan taktis yang tinggi.

Khanzadi menjelaskan bahwa Fateh dapat turun hingga ke dasar laut dan bersembunyi di dasar samudera, suatu hal yang disebutnya “sangat sulit, pelik, dan berbahaya”, dan kapal selam itu mampu meluncurkan torpedo “Walfajr” yang jarak jangkaunya berlipat ganda sehingga dapat menerjang sasarannya dari jarak yang sangat jauh.

Mengenai senjata pintar yang digunakan oleh Fateh, dia mengatakan bahwa kapal selam ini menggunakan “ranjau pintar” dan dapat mengarahkannya dari jarak jauh ke sasaran yang diinginkan.

Menurutnya, Fateh menggunakan sistem sonar 380 derajat, dilengkapi peluncur rudal “Jask” dari bawah permukaan, yang “sama sekali tak mungkin tercegat oleh musuh”.

Khanzadi juga menyebutkan bahwa rudal jelajah laut baru Iran yang dinamai “Abu Mahdi” yang berjarak jangkau 1.000 km membuat pasukan Amerika Serikat di kawasan sekitar semakin cemas terhadap daya pertahanan Iran.

“Rudal itu, selain jaraknya yang jauh, juga bisa diprogram. Saya membayangkan bahwa ketika Anda memiliki rudal yang bergerak dari satu sisi ke target yang tidak diharapkan oleh musuh, itu sangat efektif, ”ujarnya.

Dia menambahkan bahwa rudal jelajah laut Abu Mahdi memberi Iran kemampuan khusus ini dan bertindak sebagai perpanjangan tangan Angkatan Laut.

“Jika hari ini pasukan AS berada 800 km dari kami, tentu mereka harus lebih takut karena rudal ini,” sumbarnya.

Angkatan Bersenjata Iran mengggelar latihan perang besar-besaran bersandi “Zolfiqar 99” di Selat Hormuz, Laut Oman, dan Samudera Hindia sejak Kamis lalu selama tiga hari.

Dalam latihan ini beberapa sistem tempur penting juga telah diuji, termasuk rudal jelajah permukaan-ke-permukaan, jelajah pantai-laut, torpedo, rudal udara-ke-permukaan , permukaan-ke-udara,  bawah permukaan ke permukaan, serta peluncur rudal dari kapal perang, kapal selam, unit penerbangan, dan drone.

Unit-unit pasukan yang berpartisipasi dalam manuver militer itu melaksanakan rencana taktis ofensif dan defensif untuk melindungi perairan teritorial dan jalur transportasi laut di area seluas dua juta kilometer persegi, mulai dari Selat Hormuz dan Laut Oman hingga utara Samudra Hindia. (raialyoum/fna)

Saudi Masih Terapkan Beberapa Ketentuan Bagi Kedatangan Jemaah Umrah

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengkonfirmasi pengecualian untuk memungkinkan penunaian ibadah umrah dari perintah kerajaan yang mencakup pencabutan sepenuhnya larangan meninggalkan Saudi dan kembali ke sana.

Dalam sebuah pernyataannya yang dirilis Ahad (13/9/2020), kementerian itu menyebutkan, “Rencana untuk memperbolehkan kembali pelaksanaan umrah akan diumumkan secara bertahap, berdasarkan apa yang diputuskan kemudian dalam hal ini secara independen, mengingat perkembangan terkait pandemi.”

Kementerian ini menekankan bahwa “mengizinkan masuk dan keluar akan dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan rencana tertentu.”

Arab Saudi hari itu juga mengumumkan bahwa pihaknya telah memberlakukan sejumlah tindakan yang memungkinkan masuknya warga negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) non-Saudi ke Saudi, sesuai dengan kontrol kesehatan preventif dan prosedur yang diikuti untuk mencegah penyebaran infeksi Covid-19.

Otoritas Saudi mengumumkan, “Syarat pertama adalah memberikan bukti bebas dari infeksi Covid-19 berdasarkan analisis PCR yang belum lewat 48 jam. Syarat kedua adalah bahwa badan-badan analisis yang diperlukan berasal dari otoritas yang dipercaya Arab Saudi di negara asal mereka.”

Pengumuman ini keluar setelah ada persetujuan untuk mengambil tindakan terkait perjalanan ke luar negeri, membuka pelabuhan dan bandara sepenuhnya, mulai dari awal tahun depan kalender Masehi, dan mengizinkan keluar masuk Saudi untuk warga negara GCC non-Saudi yang memperoleh visa keluar dan pulang, bekerja, tinggal atau kunjung. (rta)

Menlu UEA Tiba Di Washinghton untuk Penandatanganan Perjanjian  Damai dengan Israel

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed Al- Nahyan tiba di Washington DC, Amerika Serikat (AS), selaku ketua delegasi resmi yang mencakup sejumlah pejabat senior.

Kedatangannya ke AS adalah dalam rangka berpartisipasi apa yang telah ramai diberitakan belakangan ini, yaitu upacara penandatanganan “perjanjian perdamaian bersejarah” antara UEA dan Israel yang akan digelar di Gedung Putih dan dihadiri Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Selasa (15/9/2020).

Kantor berita UEA, WAM, pada Minggu malam (13/9/2020), melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Abdullah bin Zayed Al- Nahyan tiba di Washington atas nama Presiden UEA Khalifa bin Zayed Al Nahyan untuk berpartisipasi dalam upacara penandatanganan yang akan berlangsung atas undangan Presiden AS Donald Trump.

Pada tanggal 13 Agustus, Trump mengumumkan bahwa Israel dan UEA telah mencapai kesepakatan untuk pemulihan hubungan antara keduanya. Kesepakatan ini membuat UEA mendapat kecaman selain publik Arab juga dari pemerintah Turki, Iran, serta pemerintah dan berbagai faksi pejuang Palestina. (raialyoum)

Serangan Udara Saudi Tewaskan Empat Warga Sipil Yaman

Sedikitnya empat warga sipil Yaman tewas dan beberapa lainnya menderita luka-luka akibat serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap sebuah truk di jalan umum di daerah permukiman di provinsi Marib, demikian dilaporkan reporter RT Arabic, Ahad (13/9/2020).

Dia  juga melaporkan bahwa pasukan koalisi itu melancarkan dua kali serangan ke sebuah instalasi proyek kebersihan di Sanaa, ibu kota Yaman, namun tidak menyebutkan dampak serangan itu.

Sementara itu, sumber militer di Sanaa mengumumkan bahwa jumlah serangan udara yang dilancarkan jet-jet tempur koalisi ke berbagai kawasan di Yaman dalam 24 jam terakhir meningkat menjadi 58 serangan.

Sumber-sumber kelompok Ansarullah (Houthi) sebelumnya menyatakan, “Jet-jet tempur koalisi Arab yang dipimpin Saudi pada hari Ahad melancarkan 31 serangan ke provinsi Marib dan Al-Jawf.”

Pasukan koalisi itu sendiri tidak memberikan pernyataan resmi mengenai eskalasi serangan udara tersebut. (rta)