Rangkuman Berita Utama Timteng Senin 14 Agustus 2023

Jakarta, ICMES. Teroris bersenjata melancarkan serangan brutal di tempat ziarah Hazrat Shah Cheragh di mana penyerang berusaha masuk melalui sebuah pintu namun dihadang oleh petugas keamanan, Ahad (13/8). Kelompok teroris ISIS mengaku bertanggungjawab atas serangan ini.

Rezim Zionis Israel menolak gagasan pengadaan basis diplomatik di kota Al-Quds (Yerussalemen) yang diajukan oleh utusan Arab Saudi untuk Palestina, yang baru-baru ini menyerahkan mandatnya kepada Otoritas Palestina (PA).

Kepala Kantor Hubungan Internasional Hamas, Musa Abu Marzook, menyatakan Hamas akan membuka kembali kantornya di Damaskus, dan akan memiliki perwakilan dalam waktu dekat.

Berita Selengkapnya:

Tempat Ziarah Diserang Teroris di Iran, Sejumlah Orang Terbunuh

Teroris bersenjata melancarkan serangan brutal di tempat ziarah Hazrat Shah Cheragh di mana penyerang berusaha masuk melalui sebuah pintu namun dihadang oleh petugas keamanan, Ahad (13/8). Kelompok teroris ISIS mengaku bertanggungjawab atas serangan ini.

Laporan awal menunjukkan bahwa dua penjaga  terbunuh, dan sedikitnya lima orang lain terluka dengan kondisi tiga antaranya parah.

Pasukan keamanan menangkap salah satu pelaku serangan, dan saat ini tempat ziarah itu ditutup untuk sementara wantu di bawah kendali pasukan keamanan, yang  juga sedang memburu penyerang lain yang berhasil melarikan diri.

Gubernur provinsi Fars Mohammad Hadi Imaniyeh mengatakan kepada TV nasional bahwa serangan itu terjadi hampir pukul 19:00.

Seorang komandan IRGC di Provinsi Fars mengatakan bahwa seorang teroris telah ditangkap di lokasi oleh pasukan keamanan.

Foto yang dipublikasikan di situs jejaring sosial dilaporkan sebagai foto teroris yang ditangkap dan di berada rumah sakit.

Saksi mata juga memposting video diri mereka secara online mengatakan bahwa mereka telah mendengar suara tembakan diikuti dengan sirene ambulans yang datang ke lokasi.

Tempat ziarah yang ikonik itu sebelumnya juga diterjang serangan teroris pada 26 Oktober 2022, yang menewaskan 13 orang.

Presiden Iran Ebrahim Raisi telah mengarahkan Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi dan Gubernur Provinsi Fars Mohammad Hadi Imaniyeh untuk segera mengidentifikasi dan menghukum para pelaku serangan teroris di Shah Cheragh.

Dalam panggilan telepon  terpisah, Raisi, yang juga ketua Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC), mendesak kedua pejabat tersebut untuk sepenuhnya memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk merawat para korban luka.

Presiden Iran memerintahkan Vahidi untuk segera menyelidiki dimensi keamanan insiden tersebut dan melaporkan hasilnya.

Dia  menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang berduka.

Kelompok teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan itu.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengutuk keras serangan itu sembari memperingatkan “akhir yang menyakitkan” bagi para pelaku dan pendukung kejahatan keji itu.

“Operasi teroris di tempat suci Hazrat Shah Cheragh sangat dikutuk,” tulis Amir-Abdollahian dalam sebuah postingan di akun sebuah media sosial miliknya.

Pada awal Juni, Iran mengeksekusi dua pria yang telah melakukan kontak dengan operasi ISIS di negara tetangga Afghanistan yang memberikan senapan kepada pria bersenjata  dan membawanya ke lokasi penembakan.

Tiga orang lagi juga diadili dan dijatuhi hukuman penjara mulai dari lima hingga 25 tahun karena bekerja sama dengan kelompok bersenjata tersebut. (alalam/mna/aljazeera)

Israel Tolak Gagasan Pengadaan Basis Diplomatik Saudi di Al-Quds

Rezim Zionis Israel menolak gagasan pengadaan basis diplomatik di kota Al-Quds (Yerussalemen) yang diajukan oleh utusan Arab Saudi untuk Palestina, yang baru-baru ini menyerahkan mandatnya kepada Otoritas Palestina (PA).

Menurut kantor berita Palestina Wafa, penasihat diplomatik Presiden Palestina Mahmoud Abbas Majdi al-Khalidi menerima salinan surat kepercayaan Duta Besar Nayef al-Sudairi sebagai utusan non-residen di Yordania pada hari Sabtu (12/8).

Menanggapi perkembangan tersebut, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen  pada hari Ahad (13/8) mengatakan bahwa rezim Tel Aviv tidak akan mengizinkan pembukaan misi diplomatik Saudi di al-Quds.

“Ini (Al-Sudairi) bisa menjadi delegasi yang akan bertemu dengan perwakilan di Otoritas Palestina,” kata Cohen.

Dia menambahkan, “Kami tidak akan mengizinkan pembukaan misi diplomatik apa pun di Yerussalem. Apakah akan ada pejabat yang secara fisik duduk di al-Quds? Ini tidak akan kami izinkan.”

Israel mengklaim menduduki al-Quds sebagai ibu kotanya sendiri, status yang diakui oleh Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump pada tahun 2017, namun ditolak  oleh negara-negara lain di dunia. Otoritas Israel melarang aktivitas diplomatik Palestina di kota itu.

Para pejabat Palestina telah menyambut duta besar pertama Arab Saudi. Duta Besar Palestina untuk Riyadh, Bassam Al-Agha,  menyebut penunjukan al-Sudairi sebagai penegasan Saudi atas kenegaraan Palestina dan “penolakan atas apa yang telah diumumkan oleh mantan Presiden AS Trump”.

“Ini berarti kelanjutan dari pendirian Arab Saudi,” tambah al-Agha

Penunjukan duta besar dilakukan di tengah laporan bahwa Saudi sedang mempertimbangkan prospek penjalinan hubungan diplomatik formal dengan Israel di bawah tekanan AS.

Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan kesepakatan mungkin akan tercapai setelah pembicaraan antara penasihat keamanan nasionalnya dengan pejabat Saudi di Jeddah yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan antara Arab Saudi dan Israel.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan juga telah mengunjungi Arab Saudi dan mengadakan pembicaraan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Para pejabat AS sejak beberapa bulan lalu berusaha menengahi apa yang akan menjadi perjanjian bersejarah antara Israel dau Saudi, tapi Saudi sejauh ini tetap menolak.

Meskipun ada kunjungan pejabat tinggi AS, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, ke Saudi  dalam beberapa bulan terakhir, namun AS telah gagal mendapatkan jaminan apa pun dari sekutu Arabnya itu mengenai masalah normalisasi hubungan Riyadh dengan Tel Aviv. (presstv)

Hamas akan Segera Buka Kantornya di Ibu Kota Suriah

Kepala Kantor Hubungan Internasional Hamas, Musa Abu Marzook, menyatakan Hamas akan membuka kembali kantornya di Damaskus, dan akan memiliki perwakilan dalam waktu dekat.

Dia menyebutkan bahwa Hamas juga berkomunikasi dengan para pejabat di Irak untuk kunjungan delegasi Hamas ke Bagdad, dan berharap kontak tersebut akan membuahkan hasil dalam waktu dekat.

Abu Marzook menambahkan bahwa hubungan Hamas dengan Kerajaan Arab Saudi berkembang, terutama setelah Hamas melakukan beberapa kunjungan baru-baru ini.

Sehubungan dengan masalah yang mendera Jalur Gaza dan upaya Hamas untuk menyelesaikannya, Abu Marzouk mengatakan, “Semua masalah Gaza adalah tanggung jawab kami untuk menyelesaikannya sejauh yang kami bisa.”

Dia menyebutkan bahwa Hamas telah melakukan upaya besar untuk menyelesaikan banyak krisis, khususnya listrik dan air, namun otoritas keberatan dan menghentikan proyek-proyek ini, meskipun dana tersedia. (raialyoum)