Jakarta, ICMES: Televisi Iran melaporkan bahwa Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran telah memasukkan tentara Amerika Serikat dan pasukan pendukungnya di Timteng dalam daftar organisasi teroris setelah Presiden AS Donald Trump secara resmi menyatakan berniat mencantumkan pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam dalam daftar organisasi teroris asing.
Rezim Zionis Israel dan rezim Bahrain menyambut gembira keputusan Presiden Amerika Serika (AS) Donald Trump mencantumkan pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam daftar organisasi teroris versi Washington.
Pemerintah Suriah dan kelompok pejuang Jihad Islam Palestina mengecam keras keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) menggolongkan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) sebagai organisasi teroris.
Berita selengkapnya:
Ketegangan Meningkat, AS Cantumkan IRGC Dalam Daftar Teroris, Iran Membalas
Televisi Iran melaporkan bahwa Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran telah memasukkan tentara Amerika Serikat (AS) dan pasukan pendukungnya di kawasan Asia Barat (Timteng) dalam daftar organisasi teroris, Senin (8/4/2019), setelah Presiden AS Donald Trump secara resmi menyatakan berniat mencantumkan pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam daftar organisasi teroris asing.
Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menegaskan bahwa pemerintah AS adalah rezim pendukung terorisme, dan bahwa Komando Pusat AS (CENTCOM) dan semua pasukan yang terkait dengannya adalah teroris. CENTCOM merupakan komando militer AS yang meliputi sejumlah zona perang antara lain Irak, Suriah, Yaman, dan Afghanistan.
Dewan ini menekankan bahwa Washington menanggung konsekuensi serius tindakannya yang “berbahaya dan ilegal” memasukkan IRGC dalam daftar teroris, dan bahwa AS bersama sekutunya di kawasan menyokong terorisme dan kelompok takfiri.
Dewan ini menambahkan bahwa sikap AS terhadap IRGC merupakan ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan regional serta pelanggaran terhadap Piagam PBB.
Sebelumnya, sebagai reaksi atas keputusan AS tersebut, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam suratnya kepada Presiden Iran Hassan Rouhani merekomendasi pencantuman pasukan AS yang ada di Timteng, Asia Tengah, dan Tanduk Afrika dalam daftar teroris.
Sedangkan di Twitter Javad Zarif menyebut AS sengaja mengambil keputusan itu menjelang pemilihan umum yang akan diikuti Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Lagi-lagi hadiah sebelum pemilu yang salah untuk Netanyahu. Langkah berbahaya AS untuk kawasan,” tulis Zarif.
Kementerian Luar Negeri Iran menyampaikan nota protes diplomatik terhadap keputusan AS tersebut.
Juru bicara Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Iran Ali Najafi Khashroudi dalam sebuah pernyataan pers, Senin, mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Iran telah mengirimkan notaprotes kepada Kantor Kepentingan AS di Swiss.
Khashrodi menambahkan bahwa Zarif menyebut keputusan AS itu berbahaya, dan menekankan bahwa Teheran akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melawannya.
Pentagon mengumumkan bahwa pihaknya sedang bersiap mengimplementasikan keputusan Trump mengenai IRGC tersebut, sebagaimana dinyatakan oleh juru bicara CENTCOM Rebecca Rebarich.
“Pentagon akan menerjemahkan keputusan pencantuman ini di lapangan,” kata Rebarich, tanpa mengungkap penyesuaian militer AS di kawasan maupun langkah-langkah perlindungan dan keamanan yang harus ditempuh.
Dia juga mengatakan Pentagon akan berhati-hati dalam menerapkan langkah-langkah baru untuk melindungi pasukan AS di kawasan dan dunia.
Trump dalam sebuah pernyataan resminya menyebutkan bahwa langkah “yang belum pernah terjadi sebelumnya” itu menegaskan “fakta bahwa Iran tidak hanya negara yang mendanai terorisme, melainkan juga bahwa IRGC aktif membiayai terorisme dan mempromosikannya sebagai alat pemerintah.” Dia kemudian menegaskan bahwa keputusannya itu memungkinkan peningkatan “tekanan” terhadap Iran.
Trump menambahkan bahwa “dengan itu (AS) mengirim pesan yang jelas kepada pemerintah di Teheran bahwa dukungannya bagi para teroris akan memiliki dampak serius.”
Presiden AS mengklaim IRGC sebagai “alat terpenting bagi pemerintah Iran untuk mengarahkan serangan teror internasionalnya dan melaksanakan serangan ini,” dan mengatakan pemerintahnya terus memperketat kebijakannya terhadap Iran yang oleh AS dianggap sebagai “rezim keji”. (raialyoum/alalam)
Israel Dan Bahrain Sambut Gembira Keputusan AS Terhadap IRGC
Rezim Zionis Israel dan rezim Bahrain menyambut gembira keputusan Presiden Amerika Serika (AS) Donald Trump mencantumkan pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam daftar organisasi teroris versi Washington.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan menjelang malam pemilu parlemen di mana ia berharap menang di wilayah kelima, Senin (8/4/2019) memuji keputusan AS itu dengan mengatakan, “Presiden Donald Trump telah menanggapi permintaan saya.”
Dia melanjutkan, “Terima kasih, teman baik saya, Presiden Donald Trump, atas keputusan Anda untuk menggolongkan IRGC sebagai organisasi teroris. Terima kasih Anda telah menanggapi permintaan penting lain yang melayani kepentingan negara kami dan negara-negara lain.”
Sambutan baik untuk keputusan AS tersebut juga dinyatakan oleh Kementerian Luar Negeri Bahrain yang gencar menumpas gerakan rakyatnya untuk reformasi sembari menuding Iran berada di balik gerakan ini.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengingatkan kepada semua “perusahaan dan bank di seluruh dunia” agar tidak berurusan dengan IRGC setelah pasukan elit Iran dimasukkan oleh Washington dalam daftar organisasi teroris.
“Perusahaan dan bank di seluruh dunia memiliki tanggung jawab yang jelas untuk memastikan bahwa semua lembaga yang melakukan transaksi keuangan dengan mereka tidak memiliki hubungan material dengan IRGC,” kata Pompeo.
Dia menambahkan bahwa pemerintah Iran “tidak hanya mendukung terorisme”, melainkan juga terlibat dalam aksi-aksi teror”. (raialyoum)
Suriah Dan Jihad Islam Palestina Kutuk Keputusan AS Soal IRGC
Pemerintah Suriah dan kelompok pejuang Jihad Islam Palestina mengecam keras keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) menggolongkan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) sebagai organisasi teroris.
Kementerian Luar Negeri Suriah menyebut keputusan Presiden AS Donald Trump itu diambil hanya demi melayani “rezim pendudukan Israel” dan proyek kolonial Barat untuk berdominasi di kawasan Timteng.
“Republik Arab Suriah sangat mengutuk keputusan pemerintah AS terhadap IRGC, yang merupakan serangan terang-terangan terhadap kedaulatan Republik Islam Iran,” ungkap sumber resmi di Kementerian Luar Negeri Suriah, Senin (8/4/2019)
Sumber itu juga menegaskan, “Tindakan tak bertanggung jawab pemerintah AS itu adalah dalam rangka perang yang tak diumumkan namun dilakukan oleh AS terhadap Iran dan menjadi dasar bagi rezim pendudukan Israel dan proyek kolonial Barat untuk mendominasi kawasan, yang membuat pemerintahan AS saat ini paling Zionis dalam sejarah AS.”
Dia menambahkan, “Tindakan AS itu merupakan lencana kehormatan dan pengakuan akan peran utama IRGC dalam membela kedaulatan Republik Islam Iran dan keputusan nasionalnya yang independen serta peran penting Poros Resistensi dalam perlawanan terhadap kecenderungan hegemoni dan arogansi AS serta terhadap agresi dan ekspansionis Zionis atas negara-negara dan bangsa-bangsa di kawasan.”
Kutukan terhadap keputusan Trump itu juga dinyatakan oleh faksi Jihad Islam Palestina dengan menyebutnya kelanjutan dari politik-politik agresif AS.
Faksi ini menegaskan bahwa AS sendiri merupakan negara sponsor terorisme serta sumber perang dan konflik di dunia, dan bahwa dukungan AS kepada terorisme merupakan saksi hidup kejahatan terhadap kemanusiaan.
Presiden AS Donald Trump dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin kemarin secara resmi menyatakan bahwa pemerintahannya akan memasukkan IRGC dalam daftar organisasi terorisnya. (alalam/raialyoum)