Jakarta, ICMES. Sistem pertahanan udara Suriah merespon serangan udara Israel di angkasa pinggiran selatan Damaskus, ibu kota Suriah.

Wakil Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qasim menegaskan kesiapan kelompok pejuang yang berbasis di Lebanon ini untuk menanggapi ulah rezim Zionis Israel di perairan Lebanon di Laut Mediterania.
Teheran akan memberikan tanggapan “proporsional” terhadap tindakan apapun terhadap program nuklir Iran yang akan diambil oleh Dewan Gubernur Badan Tenaga Atom Internasional.
Arab Saudi terlibat dalam “pembicaraan serius” dengan Israel mengenai pembangunan hubungan bisnis dan penguatan koordinasi keamanan.
Berita Selengkapnya:
Israel Serang Pinggiran Damaskus, Suriah Aktifkan Pertahanan Udara
Beberapa media Arab pada dini hari Selasa (7/6) melaporkan telah terdengar suara-suara ledakan keras dari angkasa Damaskus. Kantor berita Suriah, SANA, mengkonfirmasi laporan itu dan mengabarkan bahwa sistem pertahanan udara Suriah merespon serangan udara Israel di angkasa pinggiran selatan Damaskus, ibu kota Suriah.
Website Yedioth Ahronoth milik Israel juga turut melaporkan pengaktifan pertahanan udara Suriah terhadap serangan rudal Israel.
Kantor berita Sputnik milik Rusia memberitakan bahwa menurut laporan awal pertahanan udara Suriah telah mencegat tiga rudal, sementara beberapa sumber mengatakan sedikitnya satu rudal telah menghantam lokasi yang disasar.
Sebuah sumber Arab mengutip laporan televisi Suriah bahwa pertahanan udara telah merontokkan delapan rudal yang mengarah ke pangkalan-pangkalan militer di kawasan Al-Kiswah.
Jurnalis Yedioth Ahronoth di Twitter mencuit; “Serangan baru Israel ke target-target di Suriah. Angkatan Udara meningkatkan tekanan dan tak ada batasan apapun dari pihak Rusia. Bersamaa operasi MOSSAD di wilayah Iran, ini merupakan salah satu periode yang paling ofensif bagi MOSSAD dan tentara Israel terhadap Poros Resistensi. Tentara Israel juga melanjutkan operasi udara, siber dan daratnya.â€
Sumber-sumber lokal Suriah mengatakan bahwa serangan Israel terhenti setelah setengah jam.
Mengutip keterangan sumber militer Suriah, SANA melaporkan; “Pada Senin malam (6/6) pukul 23.18 waktu setempat Israel melancarkan serangan udara dari wilayah pendudukan Golan Suriah ke sejumlah titik lokasi di selatan Damaskus. Pertahanan udara kita menghadapi rudal-rudal penyerang dan merontokkan sebagian besar di antaranya, dan telah jatuh kerugian materi.â€
Beberapa sumber mengatakan bahwa serangan itu kemungkinan ditujukan ke beberapa titik di sekitar Bandara Internasional Damaskus serta daerah-daerah di Dataran Tinggi Al-Kiswah di mana beberapa gudang senjata tentara Suriah berada di pinggiran selatan Damaskus.
Serangan tersebut merupakan kelanjutan dari serangan-serangan udara Israel yang biasa dilakukan terhadap Suriah dengan menggunakan zona udara Lebanon ataupun dataran tinggi Golan. (fna)
Wasekjen Hizbullah Tegaskan Kesiapan Menghadapi Agresi Israel di Perairan Lebanon
Wakil Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qasim menegaskan kesiapan kelompok pejuang yang berbasis di Lebanon ini untuk menanggapi ulah rezim Zionis Israel di perairan Lebanon di Laut Mediterania.
“Begitu ada pengumuman mengenai agresi Israel ke perairan dan minyak kita di Laut Mediterania kami siap menunaikan peran kami untuk tekanan dan pencegahan di depan Israel,†tegasnya, Senin (6/6).
Dia memastikan kesiapan Hizbullah menggunakan sarana yang sesuai, termasuk kekuatan militer, demi membela hak Lebanon.
“Dalam masalah pemetaan perbatasan maritim, jika ada kebuntuan dalam perundingan maka hendaklah diumumkan bahwa perundingan membentur jalan buntu dan berakhir. Kami tidak menetapkan tenggat waktu untuk pemerintah, sebab dalam keputusan demikian kami ada di bawahnya, tapi kami menganjurkan percepatan,†lanjutnya.
Pada Ahad pagi lalu beberapa sumber melaporkan bahwa kapal Israel memasuki ladang Karesh, dan melintasi Jalur 29 sehingga berjarak sekira 5 km dari Jalur 23 di daerah yang disengketakan dengan Lebanon.
Aksi Israel itu dinilai bertujuan menjarah kekayaan gas dan minyak Lebanon sehingga Israel mendapat kecaman dari para pejabat dan berbagai kelompok di Lebanon. (almayadeen)
Iran akan Berita Tanggapan Proporsional atas Tindakan Dewan Gubernur IAEA
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyatakan Teheran akan memberikan tanggapan “proporsional” terhadap tindakan apapun terhadap program nuklir Iran yang akan diambil oleh Dewan Gubernur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Â yang sedang melangsungkan pertemuan.
“Kami tidak akan memberikan penilaian sebelumnya, tapi kami akan memberikan jawaban kami, sebanding dengan setiap tindakan yang diambil,†ujar Khatibzadeh dalam wawancara televisi, Senin (6/6), ketika ditanya mengenai kemungkinan adopsi resolusi anti-Iran dalam pertemuan Dewan Gubernur IAEA.
Dia menyayangkan Dirjen IAEA Rafael Grossi yang dalam presentasinya ke Parlemen Eropa telah mengeluarkan laporan “tergesa-gesa” tentang Iran.
Dia menilai laporan itu “tidak akurat†dan “mengabaikan semua tindakan dan tanggapan yang telah diberikan Iran dengan tepat dan secara teknis.â€
Khatibzadeh menambahkan bahwa negaranya tidak menerima laporan IAEA maupun upaya Amerika Serikat (AS) dan tiga penandatangan Eropa pada kesepakatan tahun 2015 (Prancis, Inggris dan Jerman/E3) untuk mendorong resolusi anti-Iran di Dewan Gubernur “yang bertentangan dengan prinsip-prinsip diplomasi dan menyimpang dari perkembangan yang sedang berlangsungâ€.
Menurutnya, Iran tidak menganggap resolusi AS-E3 sebagai konstruktif, dan percaya bahwa resolusi itu akan berdampak buruk pada kerja sama Iran-IAEA serta negosiasi antara Teheran dan kelompok negara-negara P4+1 (Inggris, Prancis, Rusia dan China plus Jerman) yang bertujuan merevitalisasi kesepakatan tahun 2015, yang lazim disebut sebagai Rencana Aksi Komprehensif  Bersama (JCPOA).
Khatibzadeh mengingatkan bahwa pihak-pihak yang mensponsori resolusi demikian harus tahu bahwa Iran tidak akan menerimanya dan mendesak semua anggota dewan itu agar mewaspadai dan menolak terhadap iktikad buruk Israel.
Dalam kasus seperti itu, lanjutnya, “jendela yang telah dibuat Iran untuk diplomasi akan tetap terbuka.”
IAEA memulai pertemuan Dewan Gubernur reguler di Wina, Senin, dan masalah nuklir Iran dan kerjasama Teheran dengan badan tersebut diharapkan menjadi pusat perhatian.
Iran telah berulang kali memperingatkan bahwa jika badan tersebut menyimpang dari sifat teknisnya dan membuat keputusan politis terkait dengan program nuklir damai Iran, maka Teheran akan merespon dengan cara yang sama. (presstv)
Media AS: Saudi Makin Mendekati Normalisasi Hubungan dengan Israel
Arab Saudi terlibat dalam “pembicaraan serius” dengan Israel mengenai pembangunan hubungan bisnis dan penguatan koordinasi keamanan, demikian laporan surat kabar Amerika Serikat (AS) Wall Street Journal (WSJ), Senin (6/6),
Saudi sejauh ini masih keberatan mengikuti langkah Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menormalisasi hubungan diplomatik dengan rezim Zionis tersebut. Riyadh beberapa kali menyatakan bahwa normalisasi demikian bergantung pada penyelesaian masalah Palestina.
Namun, menurut laporan WSJ, yang juga dikutip oleh media Iran dan media Israel, pemerintahan Presiden AS Joe Biden secara aktif memediasi antara Yerusalem dan Riyadh untuk normalisasi hubungan di tahap selanjutnya.
WSJ menyebutkan bahwa Saudi dan Israel, melalui mediasi pemerintahan Presiden AS Joe Biden, berusaha mencapai kesepakatan yang memungkinkan pesawat komersial menggunakan wilayah udara Israel.
Sumber-sumber informasi mengatakan kepada WSJ bahwa perjanjian itu juga akan memungkinkan Arab Saudi untuk menguasai dua pulau strategis di Laut Merah. Pada saat yang sama, Riyadh telah memungkinkan sejumlah pengusaha Israel untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi.
UEA dan Bahrain pada 2020 menandatangani Kesepakatan Abraham dengan Israel di bawah mediasi presiden AS saat itu Donald Trump. Maroko dan Sudan kemudian bergabung dalam pakta tersebut.
Menurut WSJ, Kerajaan Saudi “merasakan perubahan” di publiknya untuk menjalin hubungan resmi dengan Israel.
Dalam sebuah wawancara dengan WSJ, beberapa sumber informasi mengklaim bahwa Pangeran Khalid bin Salman, putra Raja Salman, dalam kunjungannya baru-baru ini ke Washington mengatakan kepada pejabat AS bahwa jajak pendapat menunjukkan bahwa penduduk Saudi, terutama yang berusia di bawah 30 tahun, mendukung hubungan dengan Israel telah berubah.
WSJ menilai bahwa meskipun pengumuman hubungan diplomatik masih dapat memakan waktu beberapa tahun lagi namun langkah-langkah politik, militer dan ekonomi baru-baru ini dapat mempercepat upaya lama untuk mengakhiri ketegangan antara keduanya.
WSJ juga mencatat bahwa dialog antara Saudi dan Israel merupakan salah satu komponen kunci untuk perbaikan hubungan Washington-Riyadh.
Presiden AS Joe Biden mengkritik Riyadh dalam berbagai isu semisal HAM dan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Namun, belakangan ini terjadi pemulihan hubungan antara Washington dan Riyadh, sebagaimana ditandai oleh laporan-laporan mengenai kemungkinan kunjungan Biden ke Saudi bulan depan. (fna/i24news)