Jakarta, ICMES. Ali Akbar Velayati, penasihat Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei untuk urusan internasional menyebut Armenia menduduki sebagian wilayah Azerbaijan dan karena itu harus mundur darinya tanpa penyelesaian secara militer.
Republik Artsakh atau yang semula dikenal dengan Republik Nagorno-Karabakh, yang tak tak diakui oleh internasional namun didukung oleh pasukan Armenia, menyatakan pasukannya sedang melakukan penarikan taktis dari beberapa daerah konflik, terutama di selatan.
Seorang pemuda Palestina gugur diterjang peluru tentara Zionis Israel di dekat permukiman Zionis Einaf di timur kota Tulkarm, Tepi Barat.
Kesultanan Oman mengirim duta besarnya ke Suriah, dan dengan demikian ia menjadi negara Arab pertama di kawasan Teluk Persia yang melakukannya setelah negara-negara itu mengurangi atau menutup misi diplomatik mereka di Damaskus pada tahun 2012.
Berita selengkapnya:
Penasehat Ayatullah Khamenei: Armenia Harus Keluar dari Wilayah Azerbaijan yang Didudukinya
Ali Akbar Velayati, penasihat Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei untuk urusan internasional menyebut Armenia menduduki sebagian wilayah Azerbaijan dan karena itu harus mundur darinya tanpa penyelesaian secara militer.
“Armenia telah menduduki sebagian tanah Azerbaijan, dan harus menyingkir dan kembali ke perbatasan internasional. Armenia harus meninggalkan wilayah Azerbaijan yang diduduki, tapi ini tidak dapat dilakukan dengan cara militer,†ujar Velayati dalam jumpa pers, Senin malam (5/10/2020).
Velayati mengingatkan bahwa lebih dari satu juta orang Azerbaijan mengungsi akibat pendudukan wilayah mereka oleh Armenia.
“Sikap kami terhadap pendudukan Armenia atas tanah Azerbaijan adalah seperti pendirian kami terhadap pendudukan Rezim Zionis (Israel) atas tanah Palestina,†tegasnya.
Dia menjelaskan bahwa selain Nagorno-Karabakh juga ada tujuh wilayah Azerbaijan lain yang diduduki oleh Armenia, dan semua wilayah itu harus dilepas oleh Azerbaijan sesuai ketentuan internasional.
Meski demikian, dia juga menekan, “Tak ada solusi militer bagi Karabakh, solusi harus berjalan melalui kanal politik, karena itu kami menentang segala tindakan militer dari pihak manapun di antara keduanya.â€
Mantan menteri luar negeri Iran ini memperingatkan bahwa perang di Karabakh selain menyalahi kepentingan rakyat Armenia dan Azerbaijan sendiri juga membahayakan keamanan regional.
Lebih lanjut, Velayati menyebut Israel “campur tangan dan melakukan provokasi dalam perang di Karabakh “, dan menekankan bahwa Israel tak berhak hadir di wilayah Karabakh atau mengungkapkan pandangannya tentang konflik antara Azerbaijan dan Armenia.
Mengenai campur tangan Turki dalam konflik Karabakh, Velayati bersaran supaya Ankara membantu menyelesaikannya melalui jalur damai dengan cara yang tidak memperparah keadaan.
“Kami menyarankan kepada teman-teman kami di Turki agar berkontribusi dalam pembebasan wilayah Azerbaijan yang diduduki itu daripada menuangkan bensin ke api konflik. Kami mengimbai Turki untuk bersama negara-negara di kawasan membantu melindungi orang-orang yang tertindas di Azerbaijan dan membebaskan tanah mereka,†ujarnya.
“Turki hendaknya tidak menjadikan pertumpahan darah sebagai tebusan untuk pembebasan wilayah pendudukan Azerbaijan,†lanjutnya.
Dia kemudian mengecam Prancis dengan menyebut negara ini ” juga tidak berhak campur tangan dalam konflik†antara Azerbaijan yang Muslim dan Armenia yang Kristen.
Mengenai negaranya sendiri, Velayati memastikan bahwa meletusnya perang antara dua negara jirannya itu sama sekali tidak mendatangkan kemaslahatan apapun bagi Iran.
“Muslim dan Kristen di kedua negara itu harus hidup dalam keamanan dan stabilitas penuh,†pungkasnya. (mm/rta)
Perang Karabakh, Pasukan Armenia Mundur dari Sejumlah Area
Republik Artsakh atau yang semula dikenal dengan Republik Nagorno-Karabakh, yang tak tak diakui oleh internasional namun didukung oleh pasukan Armenia, menyatakan pasukannya sedang melakukan penarikan taktis dari beberapa daerah konflik, terutama di selatan.
“Di beberapa area di depan, untuk tujuan taktis, ADA (Pasukan Pertahanan Artsakh) menarik pasukannya demi menghindari kerugian yang tak perlu dan lebih merusak musuh,” kata sekretaris pers Republik Nagorno-Karabakh, Senin (5/10/2020).
Dia menekankan bahwa para komandan militer Artsakh terus mengatur pertempuran dengan terampil, tak jauh beda dengan hari ketika “pasukan musuh akan mulai mundurâ€.
Sebelumnya di hari yang sama juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia, Shushan Stepanyan, mengumumkan bahwa militer Azerbaijan secara intensif membom kota Stepanakert, ibu kota Republik Karabakh.
“Saat ini, musuh meluncurkan serangan rudal ke Stepanakert dengan intensitas tinggi,” kata Stepanyan.
Kantor berita RIA Novosti  milik Rusia mencatat terjadi sekira 20 serangan artileri ke arah Stepanakert.
Sehari sebelumnya, Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengumumkan pasukan negaranya telah merebut kota Gabriel dan sejumlah desa tetangga dari pasukan Armenia.
“Hari ini tentara Azerbaijan membebaskan kota Gabriel dan beberapa desa di provinsinya dari pendudukan. Puji tentara Azerbaijan! Karabakh adalah bagian dari Azerbaijan! †ungkap Aliyev di halaman Twitter-nya.
Di pihak lain, Kementerian Pertahanan Republik Nagorno-Karabakh membantah pernyataan Aliyev bahwa pasukan Azerbaijan telah mengambil alih desa Madaghiz di wilayah Tartar.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian itu menekankan bahwa konfrontasi terus berlanjut di sepanjang garis kontak antara kedua pihak yang berkonflik, dan bahwa pertempuran paling sengit terjadi di front utara dan selatan.( amn)
Satu Pemuda Palestina di Tulkarm Gugur Ditembak Pasukan Israel
Seorang pemuda Palestina gugur diterjang peluru tentara Zionis Israel di dekat permukiman Zionis Einaf di timur kota Tulkarm, Tepi Barat.
Koresponden RT melaporkan bahwa pemuda itu terbunuh setelah ditembak karena diduga melemparkan bom molotov.
Kantor Berita Palestina, Wafa, menyebutkan pemuda itu  terluka oleh peluru pasukan Israel di pos pemeriksaan Enab di timur Tulkarm pada Senin malam (5/10/2020).
Wafa mengutip keterangan para saksi mata bahwa mereka melihat seorang pemuda terkapar bersimbah darah di dekat pos pemeriksaan itu, dan identitasnya belum diketahui.
Mereka menambahkan bahwa pasukan Israel menutup pos pemeriksaan dari dua arah, dan mencegah kendaraan melintas hingga menyebabkan kepadatan dan kemacetan lalu lintas di sana. (rta)
Oman, Negara Teluk Pertama yang Kirim lagi Dubesnya ke Suriah
Kesultanan Oman mengirim duta besarnya ke Suriah, dan dengan demikian ia menjadi negara Arab pertama di kawasan Teluk Persia yang melakukannya setelah negara-negara itu mengurangi atau menutup misi diplomatik mereka di Damaskus pada tahun 2012.
Kesultanan Oman adalah satu di antara sedikit negara Arab yang mempertahankan hubungan diplomatiknya dengan pemerintah Suriah setelah negara yang dipimpin Presiden Bashar Assad ini dilanda pemberontakan dan terorisme sejak tahun 2011, meskipun Oman mendapat tekanan dari Amerika Serikat dan negara-negara Teluk lain sekutunya.
Kantor Berita Oman, ONA, melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Suriah pada Ahad lalu (4/10/2020) telah menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Oman untuk Suriah, Turki bin Mahmoud Al-Busaidi, yang ditunjuk untuk jabatan itu berdasarkan keputusan Oman pada Maret lalu.
Sebagaimana Bahrain, Oman tetap membuka kedutaan besarnya di Damaskus..
Sultan Haitham bin Tariq, setelah mengambil alih kekuasaan di Oman pada Januari lalu, berjanji untuk terus menjalin hubungan persahabatan dengan semua negara.
Uni Emirat Arab membuka kembali misinya di Damaskus pada akhir 2018.
Kuwait menyatakan akan membuka kembali misinya di Damaskus jika mendapat persetujuan di Liga Arab, yang menangguhkan keanggotaan Suriah pada 2011. (rta)
Â