Rangkuman Berita Utama Timteng  Selasa 5 November  2024

Jakarta, ICMES. Para pejuang Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, terus memperlihatkan kehebatannya dalam berlaga melawan pasukan Zionis Israel di Jalur Gaza, sebagaimana terlihat dalam video gempuran terbarunya yang dahsyat.

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth (YA) menyatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membutuhkan “segera” 7.000 personil baru, sementara mereka baru dapat berharap bisa merekrut 3.000 orang Yahudi agamis, yang menolak wajib militer.

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon membantah klaim Israel bahwa Abu Ali Ridha, komandan Hizbullah  di daerah Baraashit di Lebanon selatan, terbunuh,

Berita selengkapnya:

Pejuang Al-Qassam Ledakkan Tank Merkava di Tengah Kerumunan Tentara Zionis

Para pejuang Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, terus memperlihatkan kehebatannya dalam berlaga melawan pasukan Zionis Israel di Jalur Gaza, sebagaimana terlihat dalam video gempuran terbarunya yang dahsyat.

Dalam video yang dirilis pada hari Senin (4/11), terlihat mereka berhasil mendokumentasikan aksi mereka meledakkan tank Merkava yang berada di dekat empat tentara Zionis di kamp Jabalia.

Menariknya lagi, dalam video itu sebelum menembakkan peluru terhadap tank dan tentara nahas itu, pejuang Al-Qassam membaca doa: “Ya Tuhan, terimalah ini dari kami, dan teguhkan kami dengan pertolonganMu dan dengan orang-orang yang beriman dari Mesir dan Yordania, dan janganlah Engkau mencegah mereka dari pahala jihad di jalanMu. Bismillah, Allahu Akbar.”

Usia membaca doa tersebut, muncul empat tentara Zionis mengendap ke belakang tank sehingga terdengar pekikan suara pejuang lain, “Ledakan, ledakkan, ledakkan!” Tank itupun lantas meledak, dan kemudian terdengar suara takbir pejuang dengan nada puas atas keberhasilan serangan tersebut.

Terkait dengan heroisme para pejuang Palestina di Gaza, seorang warga Libya memajang di pintu masuk kota Zawiya di Libya barat sebuah baleho bertuliskan: “Kalaupun kita tidak hidup di zaman Mukhtar, kita hidup di era Sinwar.”

Youmna El-Kholy, Profesor Filsafat di Universitas Kairo, mengatakan sejak awal tahun ini, potret Sinwar menghiasi sudut-sudut perpustakaannya. (raialyoum)

Media Israel: Situasi Sangat Sulit, IDF Harus Segera Merekrut 7000 Personil

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth (YA) menyatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membutuhkan “segera” 7.000 personil baru, sementara mereka baru dapat berharap bisa merekrut 3.000 orang Yahudi agamis, yang menolak wajib militer.

YA pada hari Senin (4/11) menyebutkan, “Kenyataan di lapangan sulit: IDF sangat membutuhkan 7.000 tentara. IDF mengklaim bahwa mereka akan dapat merekrut 3.000 orang Yahudi agamis pada bulan Agustus lalu, namun pada tahun wajib militer sebelumnya, hanya 1.200 yang direkrut dari sekitar 13.000 calon wajib militer.”

Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant pada Juli lalu menyetujui dimulainya perekrutan Yahudi agamis (Haredim) oleh IDF mulai Agustus 2024 karena faktor “kebutuhan operasional,” menurut laporan YA  saat itu.

Pada tahap pertama, selama tahun 2024, seharusnya 3.000 Haredim muda direkrut, dengan rencana rekrutmen 4.800 orang pada masing-masing tahun 2025 dan 2026, namun sedikit dari mereka  yang memenuhi perintah perekrutan.

Mahkamah Agung Israel (badan peradilan tertinggi) pada tanggal 25 Juni memutuskan untuk mengenakan wajib militer pada Haredim dan  mencegah bantuan keuangan kepada lembaga-lembaga keagamaan yang siswanya menolak dinas militer.

YA melaporkan, “Tentara Israel menyadari bahwa dengan jumlah tersebut mereka tidak akan mencapai tujuan meskipun seandainya mereka mengeluarkan perintah kepada 9.000 orang Yahudi agamis seperti yang direncanakan, dan karena itu merekomendasikan peningkatan kuota sebanyak beberapa ribu.”

Dalam hal ini, YA mencatat bahwa “tentara Israel mengalami kekurangan tentara yang besar.”

Menurut YA, selain penurunan perekrutan umat Yahudi agamis, terdapat peningkatan jumlah warga Israel yang dibebaskan dari wajib militer karena berbagai alasan.

 “Dalam beberapa tahun terakhir, 33 persen, yaitu satu dari setiap tiga pria yang ingin wajib militer (tidak termasuk masyarakat Arab), tidak datang ke kantor wajib militer, dan 15 persen meninggalkan wajib militer, sementara jumlah mereka yang dibebaskan karena alasan medis atau mental melonjak dari 4 persen menjadi 8 persen sebelum wajib militer dan selama wajib militer, yang merupakan persyaratan pembebasan yang paling umum,” ungkap YA.

Sementara itu, surat kabar Israel Calcalist mengatakan: “Tentara Israel membutuhkan ribuan tentara. Sejak awal perang, sekitar 780 tentara terbunuh, sekitar setengahnya sejak dimulainya serbuan darat di Gaza, yang dimulai pada 27 Oktober 2023.”

Calcalist menambahkan, “Sejak 7 Oktober tahun lalu, sekitar 12 ribu tentara pria dan wanita terluka. Tingkat cederanya luar biasa setiap bulannya, dan rata-rata ada sekitar seribu orang baru yang terluka di front selatan (Gaza) dan  utara (Lebanon). Banyak di antara mereka tidak akan kembali bertempur.”

Surat kabar itu juga menyebutkan, “Neraka ini tidak akan berakhir, pemuda Haredim terus menghindar, dan menyatakan bahwa mereka akan mati dan tidak akan memenuhi wajib militer.” (raialyoum)

Hizbullah Bantah Klaim Israel bahwa Abu Ali Ridha Terbunuh

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon membantah klaim Israel bahwa Abu Ali Ridha, komandan Hizbullah  di daerah Baraashit di Lebanon selatan, terbunuh,

 “Tidaklah benar klaim Zionis bahwa Mujahid Haji Abu Ali Ridha terbunuh, dia sehat dan bugar,” ungkap Hizbullah dalam sebuah pernyataan pada Senin malam (4/11).

Abu Ali Ridha adalah komandan Unit Badr, salah satu formasi militer paling terkemuka di Hizbullah.

Sebelumnya, tentara Israel dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di  platform  X  mengklaim bahwa jet tempur Angkatan Udara Israel, “di bawah arahan Divisi ke-36 (divisi lapis baja reguler yang berafiliasi dengan Komando Utara), menyerang dan membunuh teroris Abu Ali Ridha, komandan Hizbullah di situs Baraashit.”

Tentara Israel menambahkan bahwa Ridha “mengarahkan dan memimpin peluncuran roket dan rudal anti-tank ke arah pasukan militer, dan memimpin kegiatan militer Hizbullah di wilayah tersebut.”

Ini adalah kedua kalinya Hizbullah menyangkal keterbunuhan Ridha, setelah media Israel, termasuk radio militer, pada bulan September lalu mengklaim bahwa dia terbunuh di pinggiran selatan Beirut.

Konfrontasi militer Israel dengan Hizbullah dimulai sehari setelah Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, yang menjatuhkan korban jiwa dan luka lebih dari 145.000 warga Palestina sejak 23 September lalu.

Tentara Israel memperluas cakupan genosida hingga meliputi sebagian besar wilayah Lebanon, termasuk ibu kota, Beirut, melalui serangan udara, dan juga memulai invasi darat di Lebanon selatan.

Agresi Israel terhadap Lebanon mengakibatkan total 2.986 korban gugur dan 13.402 korban luka, termasuk sejumlah besar anak-anak dan perempuan, serta sekitar 1.400.000 orang yang mengungsi, setelah 23 September, menurut data resmi terbaru Lebanon. (raialyoum)