Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato yang oleh berbagai media Iran disebut “penting†karena menyinggung gelombang demo rusuh yang sempat melanda berbagai kota Iran selama berhari-hari menyusul kematian wanita muda Mahsa Amini saat berada dalam proses pembinaan oleh polisi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menepis laporan media Barat dan klaim pemerintah Ukraina bahwa Iran telah mengirim drone tempur ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suriah mengumumkan bahwa Angkatan Udara Rusia telah menggempur posisi-posisi kelompok teroris Front Al-Nusra di provinsi Idlib, Suriah, hingga menewaskan 13 militan, termasuk dua komandannya.
Berita Selengkapnya:
Petikan Pidato Ayatullah Khamenei Mengenai Gelombang Kerusuhan di Iran
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato yang oleh berbagai media Iran disebut “penting†karena menyinggung gelombang demo rusuh yang sempat melanda berbagai kota Iran selama berhari-hari menyusul kematian wanita muda Mahsa Amini saat berada dalam proses pembinaan oleh polisi.
Dalam pidato pada upacara kelulusan bersama taruna akademi angkatan bersenjata Iran, Senin (3/10), secara blak-blakan dia menyebut AS dan Israel sebagai dalang kerusuhan.
Berikut ini adalah beberapa petikan pidatonya:
“Dalam peristiwa ini, lembaga kepolisian negara, pasukan relawan Basij dan rakyat Iran adalah pihak yang paling dizalimi. Namun, sebagaimana dalam peristiwa-peristiwa lain, rakyat terlihat sepenuhnya tangguh, dan di masa mendatangpun juga akan demikian. Di masa mendatang, di manapun musuh hendak menciptakan kekacauan, rakyat Iran yang pemberani dan berimanlah yang akan pasang badang lebih dari yang lain.â€
“Sebagaimana Amirul Mukminin Ali as, bangsa Iran tertindas tapi tangguh. Dalam peristiwa ini, seorang gadis telah meninggal dan kita semuapun prihatin. Namun, reaksi yang dilakukan terhadap peristiwa ini dimana sejumlah orang -dengan tanpa pendalaman dan alasan yang gamblang- turun ke jalanan dan mengacaukan keamanan, membakar Al-Quran, menarik hijab dari kepala perempuan, membakar masjid, Husainiyah dan mobil warga, adalah reaksi yang tak biasa dan wajar.â€
“Seandainya tak ada kasus tentang gadis inipun, mereka tetap akan mengadakan dalih lain supaya tahun ini, di awal bulan Mehr, mereka dapat menimbulkan kekacauan dan kerusuhan.â€
“Dengan terus terang saya mengatakan bahwa kerusuhan dan kekacauan ini telah dirancang oleh AS dan rezim perampas dan palsu Zionis serta orang-orang bayaran mereka, dan beberapa orang Iran pengkhianat di luar negeri telah membantu mereka.â€
“Sebagian orang, ketika disebutkan bahwa suatu peristiwa adalah rancangan dan ulah musuh, merasa sensitif dan pasang badan demi membela badan intelijen AS dan Zionis, dan juga menggunakan analisa dan ungkapan-ungkapan falasi untuk mengatakan tak ada ulah asing.â€
“Di dunia ini banyak terjadi kerusuhan, di Eropa, terutama Perancis dan Paris. Meski di sana sesekali terjadi kerusuhan panjang, apakah selama ini presiden dan DPR AS pernah mendukung para perusuh dan membuat pernyataan? Pernahkah mereka membuat pernyataan ‘kami mendukung kalian’? Pernahkah media yang berafiliasi dengan kapitalis AS dan para antek mereka semisal pemerintah beberapa negara regional, termasuk Saudi, mendukung para perusuh di negara-negara ini? Pernahkah AS mengatakan ‘kami sediakan perangkat keras ataupun piranti lunak untuk para perusuh agar mereka gampang berkomunikasi.â€
“Adapun di Iran, dukungan seperti ini telah berulang kali terjadi. Lantasmengapa sebagian orang tak melihat adanya tangan asing? Bagaimana orang yang cerdas tak merasa bahwa di balik peristiwa ini ada tangan-tangan lain yang bermain?â€
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menyinggung kemajuan Iran di semua sektor dan kemampuan negara republik Islam menghadapi sanksi Barat.
“Mereka (musuh) tidak ingin kemajuan seperti itu terjadi di negara ini, dan telah merencanakan untuk menutup universitas, menciptakan ketidakamanan di jalanan, dan melibatkan pejabat negara dengan masalah baru di sisi barat laut dan tenggara negara ini untuk menghentikan pertumbuhan,†ujarnya.
Dia memastikan musuh salah besar dalam membuat perhitungan sehingga plot mereka terhadap Iran tidak akan menghasilkan apa-apa. (fna)
Teheran Sebut Laporan Suplai Drone Iran untuk Rusia “Tak Berdasarâ€
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menepis laporan media Barat dan klaim pemerintah Ukraina bahwa Iran telah mengirim drone tempur ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
“Republik Islam Iran menganggap laporan-laporan tentang pengiriman drone ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina tidak berdasar, dan tidak mengkorfirmasi semua itu, ” katanya, Senin (3/10).
“Sejak awal konflik, kami telah menyuarakan kebijakan prinsipal dan gamblang kami tentang netralitas dan oposisi aktif terhadap perang, sambil menekankan perlunya kedua belah pihak menyelesaikan masalah mereka melalui cara-cara politik yang bebas dari kekerasan,†imbuhnya.
Menurut Kanaani, pada beberapa bulan terakhir dan dalam berbagai kontak dan pertemuan dengan sejawatnya dari Rusia dan Ukraina, menteri luar negeri Iran telah menyoroti perlunya menyelesaikan perbedaan melalui cara damai dan melalui dialog, dan telah menyatakan kesiapan Teheran untuk membantu proses ini.
Sebelumnya di hari yang sama, militer Ukraina kembali melontarkan klaim bahwa Rusia telah menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran untuk menyerang wilayah Mykolaiv, dan bahwa Angkatan Udara Ukraina telah menembak jatuh lima di antara tujuh drone tipe tersebut.
Teheran sudah pernah membantah ketika tersiar klaim bahwa Iran berencana menjual “ratusan” drone ke Rusia dan melatih pilot Rusia tentang cara menggunakannya. Saat itu Iran juga mengaku tidak akan membantu pihak manapun yang terlibat dalam perang di Ukraina.
Pada 11 Juli, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengklaim Washington telah menerima “informasi” yang menunjukkan bahwa Iran sedang bersiap memberi Rusia “hingga beberapa ratus UAV (pesawat nirawak/drone), termasuk UAV berkemampuan senjata pada waktu yang dipercepat” untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Akhir bulan lalu, Ukraina mengumumkan akan menarik akreditasi duta besar Iran, dan secara signifikan mengurangi jumlah staf diplomatik di kedutaan Iran di Kiev sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya keputusan “tak bersahabat” Teheran menyuplai pasukan Rusia dengan drone.
Jubir Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani lantas menyebut keputusan Ukraina itu “berdasarkan laporan yang belum dikonfirmasi dan dihasilkan dari hiperbola media oleh pihak asing.†Dia juga menekankan bahwa Iran akan mengambil “tindakan proporsional” dalam hal ini. (presstv)
Rusia Gempur Idlib, 13 Teroris Al-Nusra Tewas, Termasuk Dua Komandan
Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suriah mengumumkan bahwa Angkatan Udara Rusia telah menggempur posisi-posisi kelompok teroris Front Al-Nusra di provinsi Idlib, Suriah, hingga menewaskan 13 militan, termasuk dua komandannya.
Wakil direktur Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suriah, Oleg Yegorov, dalam sebuah siaran persnya menyatakan, “Angkatan Udara Rusia di zona de-eskalasi di Idlib telah menghancurkan situs-situs organisasi teroris Jabhat al-Nusra, yang menjadi ancaman bagi keamanan bagi militer Rusia dan tentara Suriah.”
Dia menambahkan bahwa serangan udara terhadap tempat-tempat persembunyian bawah tanah telah menewaskan 13 militan, termasuk dua komandan lapangan, Abu Yousef Al-Shami dan Khaled Al-Yousef, serta melukai 22 militan Al-Nusra lainnya.
Pada bulan lalu, Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suriah mengumumkan bahwa Angkatan Udara Rusia telah membombardir sebuah kamp militan di daerah Sheikh Yusef di kota Idlib, Suriah, hingga menewaskan lebih dari 120 militan.
Beberapa hari setelah itu, pusat tersebut juga mengumumkan, “Angkatan udara Rusia melancarkan serangan udara ke markas organisasi teroris Jabhat al-Nusra di provinsi Idlib, Suriah, yang mengakibatkan terbunuhnya 45 anggota organisasi tersebut, termasuk satu komandan.†(raialyoum)