Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 4 Juni 2019

hassan nasrallah lebanonJakarta, ICMES: Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan bahwa perang terhadap Teheran “tidak akan pernah bertahan di perbatasan Iran” melainkan akan berkobar ke seluruh kawasan Timur Tengah.

Konferensi Kerjasama Islam (OKI) di Mekkah al-Mukarromah mengecam Islamfobia, dan menyerukan pemboikotan terhadap negara-negara yang membuka kedutaan besarnya untuk Israel di kota Quds (Yerussalem).

Kementerian Pertahanan Yaman mengumumkan bahwa negara ini berada di tahap transisi dari tahap pertahanan ke tahap serangan.

15 orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka ketika pasukan junta militer transisi di Sudan menyerbu tempat konsentrasi para pengunjuk rasa kota  Khartoum.

Berita selengkapnya:

Sayyid Nasrallah: Perang Terhadap Iran Akan Membakar Seluruh Kawasan

Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan bahwa perang terhadap Teheran “tidak akan pernah bertahan di perbatasan Iran” melainkan akan berkobar ke seluruh kawasan Timur Tengah.

Nasrallah mdalam pidato yang disiarkan televisi dalam rangka memperingati Hari Quds Internasional Yerusalem pada Jumat lalu (31/5/2019) menyerukan perlawanan terhadap prakarsa Amerika Serikat (AS) yang dinamai “Kesepakatan Abad” (Deal of the Century) dan menegaskan bahwa Presiden AS Donald Trump tahu persis bahwa perang terhadap Iran tidak akan berhenti di perbatasan Iran, melainkan akan membakar seluruh kawasan Timur Tengah.

Dia menambahkan bahwa semua kepentingan AS di kawasan akan dihancurkan jika perang itu pecah, dan bahwa pihak yang akan terkena dampaknya terlebih dahulu adalah Israel dan klan al-Saud.

Nasrallah memastikan Iran sebagai “kekuatan nyata,” dan mengatakan bahwa AS di bawah pemerintahan Trump “menghindari” aksi menyulut perang baru dan lebih memilih strategi sanksi ekonomi.

Dia mengatakan bahwa tiga konferensi tingkat tinggi (KTT) Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Liga Arab, dan Konferensi Kerja Sama Islam (OKI) yang diadakan di Mekah al-Mukarromah merupakan seruan “permintaan tolong” dari  Arab Saudi  yang gagal mengandalkan AS dalam upayanya menekan dan memerangi Iran.

Nasrallah juga menyerukan penolakan terhadap Perjanjian Abad Ini dan menyebutnya sebagai “kejahatan moral.”

Dia mengatakan bahwa prakarsa AS untuk penyelesaian konflik Palestina-Israel itu “adalah kesepakatan untuk menyia-nyiakan hak-hak Palestina, Arab, dan Islam; kesepakatan yang membuang kesucian; kesepakatan batil; kesepakatan yang aib dalam sejarah; dan kesepakatan kejahatan historis berdasarkan segala standar yang ada.”

“Tujuannya adalah untuk menutup kasus Palestina… Setiap pembicaraan tentang Quds dan wilayah 1948, Tepi Barat, Jalur Gaza, para pengungsi diaspora Palestina ataupun di negara Palestina mendatang harus diakhiri dan dienyahkan dari perhitungan,” tegasnya.

Beberapa hari sebelumnya, Nasrallah mengingatkan bahwa konferensi ekonomi yang akan diadakan di Bahrain bulan depan sebagai bagian dari rencana perdamaian adalah dalam rangka menempatkan para pengungsi Palestina di negara-negara lain.

Pada 25 dan 26 Juni 2019 AS akan mengadakan konferensi ekonomi di Bahrain yang berfokus pada aspek ekonomi dari rencana perdamaian. Otoritas Palestina menolak rencana itu dan menyatakan memboikot konferensi tersebut. (aljazeera)

OKI Serukan Pemboikotan Negara-Negara Yang Membuka Kedubes di Quds

Konferensi Kerjasama Islam (OKI) di Mekkah al-Mukarromah mengecam Islamfobia, menyerukan pemboikotan terhadap negara-negara yang membuka kedutaan besarnya untuk Israel di kota Quds (Yerussalem), dan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar menetapkan hari peringatan anti “diskriminasi agama”.

Dalam deklarasi sidangnya pada Sabtu lalu (1/6/2019), 57 negara anggota OKI menegaskan, “Islamfobia sebagai salah satu bentuk kontemporer rasisme dan diskriminasi agama masih tumbuh di banyak penjuru dunia, sebagaimana terlihat dari bertambahnya peristiwa-peristiwa intoleransi agama.”

Organisasi terbesar di dunia setelah PBB ini menyerukan kepada negara-negara yang dihuni oleh minoritas Muslim dan imigran agar “menghindari semua kebijakan, statemen, dan praktik yang mengaitkan Islam dengan terorisme atau radikalisme.

Organisasi juga meminta PBB supaya menetapkan tanggal 15 Maret sebagai “hari internasional anti Islamfobia.” Pada 15 Maret lalu telah terjadi serangan teror yang sangat brutal di dua masjid di kawasan Christchurch, Selandia Baru, ketika dua masjid itu sedang menyelenggarakan shalat Jumat. Aksi teror yang dilakukan oleh warga negara Austalia dari kelompok ekstremis kanan ini menjadi tragedi memilukan yang mengugurkan sekira 50 orang.

Lebih jauh, OKI juga menyerukan pemboikotan terhadap negara-negara pembuka kedutaan besarnya untuk Israel di kota Quds, dan mendesak Israel keluar dari wilayah pendudukan tahun 1967 serta mengakui negara Palestina.

OKI mengecam “pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat dan Guatemala ke kota Quds”, dan mengimbau “segenap negara anggota OKI agar memboikot negara-negara yang telah membuka perwakilan diplomatiknya di Quds.”

OKI juga menegaskan, “Perdamaian dan keamanan di kawasan Timteng sebagai opsi strategis tidak akan terwujud kecuali dengan mundurnya Israel secara total dari wilayah negara Palestina yang diduduki sejak tahun 1967.” (raialyoum)

Yaman Tegaskan Peralihan Dari Tahap Pertahanan Ke Serangan

Kementerian Pertahanan Yaman mengumumkan bahwa negara ini berada di tahap transisi dari tahap pertahanan ke tahap serangan, dan bahwa mereka terus mengembangkan dan memproduksi pertahanan udara sehingga akan segera ada kejutan dan pukulan yang menyakitkan bagi pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang menginvasi Yaman.

Menteri Pertahanan negara ini, Mayjen Mohammed Al-Atifi, menegaskan bahwa proses peralihan itu sedang berlangsung melalui pengembangan pertahanan udara untuk kemudian datang kejutan di mana pasukan Yaman  mengambil inisiatif dan mengarahkan serangan telak ke dalam wilayah dan instalasi vital pihak lawan.

“Kami berada di tahap akhir pemulihan dan pengembangan berbagai industri pertahanan, dan kami akan menyentak para agresor bangsa Yaman dengan kejutan-kejutan yang sama sekali tak pernah mereka duga sebelumnya,” tegas al-Atifi, seperti dilansir al-Alam, Senin (3/6/2019).

Pada Sabtu lalu al-Atifi juga menegaskan bahwa Yaman akan memberikan kejutan untuk negara-negara musuhnya.

Al-Alam menyebutkan bahwa penegasan Kementerian Pertahanan Yaman ini menjanjikan tahap baru perkembangan militer, terutama setelah belum lama ini Yaman juga mengumumkan adanya 300 sasaran militer vital serta melancarkan serangan nirawak dalam beberapa serangan khusus ke beberapa posisi di Arab Saudi. (alalam)

Sudan Membara,  15 Orang Tewas

15 orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka ketika pasukan junta militer transisi di Sudan menyerbu tempat konsentrasi para pengunjuk rasa di depan Markas Komando Umum Angkatan Bersenjata di pusat Khartoum, ibu kota negara ini, dan menembaki massa dengan menggunakan peluru tajam serta mengerahkan pasukan secara besar-besaran.

Para saksi dan stasiun televisi mengatakan bahwa pasukan keamanan Sudan menyerbu tempat konsentrasi massa pada dini hari diiring tembakan-tembakan untuk membubarkan konsentarasi massa yang mengadakan aksi duduk di luar Kementerian Pertahanan.

Koresponden al-Alam dari Khartoum melaporkan bahwa sebanyak 15 orang tewas dan lebih dari 60 lainnya cedera dalam upaya pasukan untuk membuyarkan aksi duduk.

Sumber-sumber oposisi menyebutkan bahwa korban tewas berjumlah 14 orang, sedangkan sumber-sumber rumah sakit menyebutkan jumlah sembilan orang.

Kelompok Kebebasan dan Perubahan dalam sebuah statemennya menyerukan kepada warga di seluruh kawasan Khartoum dan daerah sekitarnya agar turun ke jalanan, menggelar pawai, dan bergerak ke lokasi aksi duduk demi membela para pengunjuk rasa dan menjaga apa yang telah dicapai dalam revolusi.

Statamen itu menegaskan bahwa junta militer bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan para pengunjuk rasa.

Hal yang sama juga ditegaskan oleh Asosiasi Profesional Sudan sembari menyerukan kepada “para revolusioner agar tetap konsisten pada aksi damai yang telah menumbangkan thaghut paling berdarah dalam sejarah kita sehingga pasti juga sanggup menumbangkan para ekornya.”  (alalam)