Jakarta, ICMES. Media Israel melaporkan bahwa Israel telah menaikkan tingkat kewaspadaan karena khawatir akan pembalasan Iran, menyusul serangan drone yang gagal dikaitkan dengan Rezim Zionis di Isfahan, Iran.

Rezim Zionis Israel dilaporkan telah menyerang konvoi truk pembawa bahan makanan di Al-Bukamal, Suriah, hingga menyebabkan tiga di antara kendaraan yang masuk dari wilayah Irak itu rusak.
Korban tewas akibat ledakan yang menyasar masjid di dalam markas polisi di barat laut Pakistan bertambah menjadi 61 orang.
Berita Selengkapnya:
Terkait Serangan Drone di Isfahan, Israel Khawatirkan Balasan Iran
Media Israel melaporkan bahwa Israel telah menaikkan tingkat kewaspadaan karena khawatir akan pembalasan Iran, menyusul serangan drone yang gagal dikaitkan dengan Rezim Zionis di Isfahan, Iran.
Saluran Kan milik Israel, Senin (30/1), menyebutkan, “Sebuah diskusi telah berlangsung di institusi keamanan dan militer dalam beberapa hari terakhir mengenai waktu pembalasan Iran.â€
Media Israel itu menambahkan bahwa Iran bersumpah membalas serangan drone kecil itu, dan serangan udara terhadap truk di dalam wilayah Suriah, “ini tentu meningkatkan kewaspadaan di Israel untuk mengantisipasi kemungkinan pembalasan.â€
“Tentara Israel telah meningkatkan tingkat kewaspadaan karena takut akan pembalasan Iran,†kata Roei Sharon, seorang analis urusan militer di saluran Kan.
Dia menjelaskan, “Di antara skenario yang harus diperhitungkan adalah peluncuran drone, roket, atau rudal dari Yaman, Suriah, atau Irak. Juga, tentu saja, drone kamikaze adalah salah satu kemungkinannya.â€
Peringatan Israel dinaikkan setelah para pejabat AS mengkonfirmasi bahwa Israel melakukan serangan yang gagal di sebuah komplek milik Kementerian Pertahanan Iran di Isfahan.
Televisi Iran Ahad lalu menayangkan klip video dari kompleks Kementerian Pertahanan Iran yang menjadi target serangan. Video itu memperlihatkan adanya sedikit kerusakan pada langit-langit, dan aktivitasnya di dalam komplek itu masih berjalan normal.
Kesiapan Israel juga terjadi setelah dua hari berturut-turut menyerang truk yang membawa peralatan medis dan bahan makanan di kota Al-Bukamal Suriah, dan datang dari Irak. Serangan ini menyebabkan satu sopir truk menderita luka.
Or Heller, koresponden urusan militer untuk Saluran 13 Israel, mengatakan bahwa di badan keamanan dan militer Israel terjadi interaksi serius mengenai ancaman pembalasan Iran, dan bahwa “ketegangan antara Israel dan Iran sangat tinggi.”
Senada dengan ini, Nir Dvori, seorang koresponden urusan militer untuk Saluran 12 Israel, mengatakan, “Israel bermain di setiap arena dalam upaya untuk mengekang posisi Iran di seluruh Timur Tengah, dan di pihak lain, Teheran mengancam untuk merespon. “
Dia menambahkan, “Telah ada kewaspadaan yang sangat tinggi dalam institusi keamanan dan militer sepanjang waktu untuk waktu yang sangat lama, pertama dalam hal sumber daya intelijen untuk mengetahui perkembangan ancaman terhadap Israel ini. Juga, pesawat tempur selalu waspada untuk masalah ini.â€
Mengenai serangan terhadap konvoi di Suriah, dia mengatakan, “Iran sedang mencoba untuk mentransfer ke Suriah dua jenis senjata tempur, yaitu baterai anti-pesawat yang diproduksi olehnya, dan yang kedua adalah drone serang, untuk mencoba membalas.â€
Koresponden militer untuk saluran Kan, Itay Blumenthal, menuturkan, “Selain target di Israel, Iran dapat melakukan pembalasan di tempat lain. Karena itu, ada kemungkinan kedutaan atau pejabat kami di luar negeri menjadi sasaran, dengan kemungkinan Teheran mencoba merusak kapal-kapal Israel di perairan internasional.â€
Dia juga mengatakan, “Banyak sakit kepala akan menimpa badan keamanan dan militer Israel, dalam beberapa hari mendatang, karena takut akan pembalasan Iran.â€
Sementara itu, Danny Yatom, mantan kepala dinas intelijen Mossad, kepada Radio Militer Israel mengatakan, “Apa yang membuat pabrik yang diserang itu unik adalah, menurut media, rudal hipersonik sedang dikembangkan di dalamnya.”
Dia menambahkan, “Rudal-rudal itu akan sangat cepat sehingga sistem pertahanan udara negara-negara maju akan kesulitan memukulnya.â€
Yatom mengatakan demikian setelah otoritas Israel menahan diri untuk mengomentari laporan Barat yang mengatakan bahwa Tel Aviv memiliki andil dalam serangan yang terjadi di Isfahan (raialyoum)
Soal Serangan di Suriah, Sumber Iran: Israel akan Segera Menanggung Akibatnya
Rezim Zionis Israel dilaporkan telah menyerang konvoi truk pembawa bahan makanan di Al-Bukamal, Suriah, hingga menyebabkan tiga di antara kendaraan yang masuk dari wilayah Irak itu rusak.
“Tidak ada yang terbunuh dalam tindakan agresi ini, dan hanya satu pengemudi Suriah yang terluka, dan dia sedang dirawat,” ujar sumber informasi Iran, Senin (30/1).
Sumber itu lantas menekankan bahwa “Israel” akan segera menanggung akibat dari agresi ini.
Sehari sebelumnya, pesawat udara Israel dilaporkan menyerang satu di antara enam truk yang memasuki pintu perbatasan Al-Bukamal, hingga truk itu hangus terbakar.
Selanjutnya, pada hari Senin, pesawat Israel kembali mengincar konvoi truk yang melintas di perlintasan Al-Qaim dan memasuki perlintasan Al-Bukamal, saat dilanjutkan kembali proses pengiriman 25 truk bermuatan bantuan kemanusiaan berupa bahan makanan.
Truk-truk itu memasuki wilayah Suriah setelah menyelesaikan semua persetujuan dari pihak Suriah dan Irak, dengan membawa tepung, beras, dan beberapa bahan makanan lainnya. Bantuan akan disalurkan kepada penduduk. (raialyoum)
Serangan terhadap Masjid di Markas Polisi Pakistan Tewaskan 61 Orang
Korban tewas akibat ledakan yang menyasar masjid di dalam markas polisi di barat laut Pakistan bertambah menjadi 61 orang , menurut sumber medis.
“Sejauh ini, kami telah menerima 61 jenazah dan 60 luka-luka menerima perawatan. Ada puluhan orang terluka lainnya yang dikirim ke dua rumah sakit lain di kota itu,†kata Muhammad Asim Khan, juru bicara Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar.
Seorang pejabat di sebuah rumah sakit Pakistan mengatakan bahwa sebuah ledakan terjadi di sebuah masjid pada hari Senin (30/1), menewaskan sedikitnya 61 jemaah dan melukai puluhan lainnya di kota Peshawar, dan banyak di antara korban tewas adalah polis.
Polisi mengatakan bahwa masjid tersebut terletak di dekat kompleks perumahan bagi para anggotanya dan menjadi ruang bagi sekitar 260 orang pada saat ledakan terjadi.
Siddique Khan, seorang pejabat polisi, mengatakan penyerang meledakkan dirinya saat berada di antara jamaah. Pihak berwenang mengatakan 27 dari yang tewas adalah petugas polisi
Sarbakaf Mohmand, seorang komandan Taliban Pakistan (Tehreek-e-Taliban/ TTP), awalnya mengaku bertanggung jawab atas serangan itu di Twitter.
Namun beberapa jam kemudian, juru bicara TTP Mohammad Khurasani menepis keterlibatan kelompok ini, dan mengatakan bahwa bukan kebijakannya untuk menyasar masjid, pesantren, dan tempat-tempat keagamaan. Dia tidak menyinggung mengapa seorang komandan TTP mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.
“Tehreek-e-Taliban tidak ada hubungannya dengan serangan ini,” kata pernyataan TTP.
Masjid ini terletak di dalam kompleks berbenteng tinggi yang mencakup markas besar kepolisian provinsi dan departemen kontraterorisme.
Pihak berwenang mengatakan sebagian bangunan runtuh dan banyak orang dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan.
Kepala Polisi Peshawar Muhammad Ijaz Khan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi mengatakan bahwa kapasitas aula utama masjid hampir mencapai 300 orang dan “hampir penuh” pada saat ledakan terjadi.
Masjid tersebut berada di dalam Garis Polisi Peshawar, area yang merupakan bagian dari zona merah kota tempat sejumlah instalasi penting pemerintah berada, termasuk Gedung Menteri Utama, Gedung Gubernur, dan gedung majelis provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Pembom bunuh diri dilaporkan duduk di barisan depan salat berjamaah di dalam masjid. (raialyoum/aljazeera)