Jakarta, ICMES. Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menerima kunjungan Wasekjen Hizbullah, Syeikh Naim Qassem, dan Sekjen Gerakan Jihad Islam, Ziad Al-Nakhalah, ke Republik Islam Iran dalam rangka menghadiri upacara pelantikan Pezeshkian.
Sayap militer Hamas,Brigade Al-Qassam, mengirimkan pesan kepada Hizbullah sembari memperlihatkan klip kompilasi video kendaraan lapis baja dan tank-tank Israel dan di kota Rafah Jalur Gaza selatan.
Media Israel menyebut ancaman Rezim Zionis terhadap Hizbullah Lebanon “tidak berbobot,” dan tidak membuahkan hasil apa pun.
Berita selengkapnya:
Presiden Baru Iran: Mendukung Poros Resistensi adalah Kewajiban Syar’i
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menerima kunjungan Wasekjen Hizbullah, Syeikh Naim Qassem, dan Sekjen Gerakan Jihad Islam, Ziad Al-Nakhalah, ke Republik Islam Iran dalam rangka menghadiri upacara pelantikan Pezeshkian.
Dalam pertemuannya dengan Syeikh Qassem, Pezeshkian menekankan bahwa mendukung Poros Resistensi merupakan “kewajiban syar’i dan salah satu kebijakan dasar Iran,” dan bahwa memperkuat hubungan dengan negara-negara Islam merupakan salah satu prioritas pemerintahannya.
Dia memuji perlawanan gagah berani Hizbullah terhadap serangan Rezim Zionis.
Presiden Pezeshkian juga mengutuk kejahatan Israel terhadap warga Palestina, “yang dilakukan dengan dukungan Amerika Serikat,” dan menganggapnya sebagai “aib bagi pihak-pihak yang mengklaim melindungi hak asasi manusia.”
Dia menyerukan persatuan negara-negara Islam karena, menurutnya, jika hal ini terjadi, maka“entitas Zionis tidak akan berani melakukan kejahatan yang fatal.”
Di pihak lain, Syeikh Qassim menekankan bahwa kekalahan entitas Israel tidak akan tercapai tanpa dukungan Republik Islam Iran, dan bahwa perlawanan rakyat Gaza telah membuat Israel kembali mengalami kekalahan telak.
Dia berterima kasih atas tanggapan Presiden Iran terhadap pesan Sekjen Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah, yang “mencerminkan persaudaraan antara kedua belah pihak.”
Dia juga menyebutkan bahwa Israel tidak akan mampu mencapai tujuannya meskipun terdapat “kejahatan besar yang dilakukan dan kerugian yang ditimbulkannya di Jalur Gaza.”
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Al-Nakhalah, Presiden Iran menyebut pertemuan ini membawa pesan penting bagi mereka yang berupaya menjauhkan Iran dari gerakan-gerakan perlawanan.
Dia menegaskan bahwa pendirian Iran dalam masalah Palestina dan dukungannya terhadap perjungan pembebasan Al-Quds (Yerusalem) tidak akan berubah melalui pergantian pemerintahan.
“Tak ada yang dapat menghalangi kami untuk terus mendukung perlawanan,” tandasnya.
Dia menekankan bahwa Iran akan melakukan lebih banyak upaya untuk mencapai persatuan dan keharmonisan di antara negara-negara Islam “untuk memberikan tekanan pada entitas Zionis dan menghentikan kejahatannya.”
Di pihak lain, Al-Nakhalah mengapresiasi pertemuan Presiden Iran dengan para pemimpin gerakan-gerakanan perlawanan pada hari-hari pertama menjabat sebagai Presiden Republik Islam Iran, dan menekankan bahwa pertemuan ini “membawa pesan penting bagi kawasan dan dunia.”
Dia menekankan bahwa rakyat Palestina tidak akan pernah melupakan dukungan Iran, dan bahwa kredibilitas Iran memainkan “peran penting dalam memperkuat mental resistensi rakyat Palestina dalam pertempuran ini.”
Dia menyebutkan bahwa rakyat Palestina di Jalur Gaza “berada di garis depan dalam konfrontasi dengan rezim otoriter internasional dan agen-agennya di kawasan.”
Al-Nakhalah mengecam penutupan semua jalur penyaluran bantuan untuk rakyat Palestina, termasuk bahan makanan dan obat-obatan, dan pembukaan semua jalur pemasokan senjata kepada Rezim Zionis Israel.
Al-Nakhalah menegaskan kembali pernyataannya bahwa “kekuatan perlawanan rakyat Palestina telah melampaui semua harapan.”
Upacara pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian akan dilaksanakan pada hari Selasa (30/7) di hadapan anggota parlemen, anggota Dewan Garda Konstitusi dan kepalada Badan Yudikatif di gedung parlemen Dewan Permusyawaratan Islam, yang juga akan dihadiri oleh dari 70 delegasi dari beberapa negara sahabat, menurut Deputi Eksekutif Parlemen, Ali Reza Sharifi. (raialyoum)
Al-Qassam Berpesan kepada Hizbullah Sembari Tunjukkan Kehancuran Tank-Tank Israel
Sayap militer Hamas,Brigade Al-Qassam, mengirimkan pesan kepada Hizbullah sembari memperlihatkan klip kompilasi video kendaraan lapis baja dan tank-tank Israel dan di kota Rafah Jalur Gaza selatan.
Video itu disiarkan oleh Al-Qassam di akun Telegramnya pada hari Senin (29/7) di tengah kekhawatiran internasional akan kemungkinan berubahnya eskalasi militer antara Israel dan Hizbullah menjadi perang regional yang komprehensif.
Al-Qassam memulai klip tersebut dengan petikan pernyataan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant kepada tentaranya pada awal Juli, yang mengancam Hizbullah Lebanondengan bersumbar bahwa “sebuah tank yang muncul dari Rafah dapat mencapai Sungai Litani di Libanon selatan. “
Mengomentari pernyatan Galant itu, Al-Qassam berpesan kepada Hizbullah: “Ini adalah kendaraan lapis baja Gallant yang keluar dari Rafah, dan kami yakin Anda akan menuntaskan misi ini.”
Klip tersebut memperlihatkan berbagai adegan operasi penargetan dan pemboman kendaraan dan tank Israel di garis depan pertempuran di kota Rafah, tempat pasukan Zionis memulai operasi darat sejak 7 Mei dan sampai sekarang tak kunjung berhasil menuntaskannya akibat sengitnya perlawanan dari faksi-faksi pejuang Palestina.
Al-Qassam mengakhiri klip itu dengan memperdengarkan suara yang berbunyi “Kalian (Israel) tidak akan memiliki tank yang tersisa,” yaitu suara yang diucapkan sekitar dua minggu sebelumnya oleh Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah, yang mengancam Israel jika berani melancarkan operasi darat di wilayah Libanon selatan.
Kekhawatiran akan pecah besar skala besar antara Hizbullah dan Israel meningkat drastis menyusul peristiwa serangan roket misterius yang menewaskan 12 warga Druze, termasuk anak-anak, di lapangan sepak bola di kota Majdal Shams di wilayah pendudukan Dataran Tinggi Golan Suriah.
Israel menuduh Hizbullah berada di balik insiden serangan itu dan berjanji untuk membalas, sementara Hizbullah menepis keras tuduhan tersebut.
Terdapat dugaan bahwa serangan roket itu dilakukan oleh Israel sendiri untuk memfitnah Hizbullah, namun penduduk Druze tidak percaya kepada klaim-klaim Israel dan malah menganggap rezim Zionis sebagai penjahat perang. Kunjungan sejumlah pejabat tinggi Israel ke kota Majdl Shams, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, pasca insiden tersebut mendapat aksi protes keras dari penduduk setempat. (raialyoum)
Media Israel Sebut Ancaman terhadap Hizbullah Omong Kosong
Media Israel menyebut ancaman Rezim Zionis terhadap Hizbullah Lebanon “tidak berbobot,” dan tidak membuahkan hasil apa pun.
Dikutip Rai Al-Youm, Senin (29/7), pengamat militer di saluran Kan Israel, Roi Sharon, mengatakan bahwa ancaman Israel “tidak bekerja”. Dia mengeluhkan “ancaman kosong” yang telah dibuat oleh para pemimpin pendudukan selama berbulan-bulan.
Menurutnya, ancaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan Kepala Staf Herzi Halevi untuk “mengembalikan Lebanon ke Zaman Batu dan membuat mereka menyesali hari kelahiran mereka tidak ada gunanya.”
Roi Sharon menyatakan demikian di tengah ancaman yang dilaporkan oleh media Israel untuk “menanggapi” apa yang diklaim oleh Israel sebagai “serangan Hizbullah” terhadap kota Majdal Shams di wilayah pendudukan Golan Suriah yang diduduki. Hizbullah membantah keras tuduhan itu.
Masyarakat Golan sendiri menentang Netanyahu, dan berusaha mencegah kedatangannya ke Majdal Shams, dan menyebutnya sebagai “fasis dan kriminal.”
Keluarga para korban tewas di Majdal Shams menolak bertemu Netanyahu, dan masyarakat Majdal juga memrotes para menteri dan anggota parlemen Knesset Israel.
Masyarakat Majdal Shams berduka atas ledakan misil yang diduga kuat sebagai misil pencegat Israel sendiri, yang jatuh tepat di lapangan sepak bola Sabtu lalu. Misil itu diperkirakan diluncurkan dari platform Iron Dome. Sebanyak 11 penduduk Majdal Shams tewas, dan sekitar 30 orang lainnya luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis. (raialyoum)
……….