Jakarta, ICMES. Tentara Arab Suriah (SAA) merebut kembali jalan raya utama di dekat kota Hama di utara serta semua kota dan desa di sekitarnya, dan membunuh puluhan militan teroris takfiri lain yang berusaha membangkitkan kembali gelombang terorisme di wilayah utara Suriah.
Tim penasihat Iran tiba di ibu kota Suriah, Damaskus, sebagai bagian dari kerja sama militer, keamanan dan politik untuk membantu Suriah menghadapi serangan teroris yang sedang terjadi di Suriah utara.
Tentara Zionis Israel mengaku telah menyerang puluhan sasaran Hizbullah di Lebanon pada hari keenam penerapan gencatan senjata.
Tentara Israel berbangga memamerkan aksi bejatnya membakar persediaan makanan dan minuman yang diberikan kepada warga Palestina Jalur Gaza di lingkungan Shujaiya, sembari mengembangkan senyum lebar.
Berita selengkapnya:
Mendapat Bantuan dari Sekutunya, Suriah Rebut Kembali Jalan Raya Utara, Puluhan Militan Terbunuh
Tentara Arab Suriah (SAA) merebut kembali jalan raya utama di dekat kota Hama di utara serta semua kota dan desa di sekitarnya, dan membunuh puluhan militan teroris takfiri lain yang berusaha membangkitkan kembali gelombang terorisme di wilayah utara Suriah.
Media Suriah pada hari Senin (2/12) melaporkan bahwa SAA merebut kembali jalan raya yang menghubungkan kota Mahardeh dan Suqaylabiyah di dekat Hama, dan semua kota dan desa yang berdekatan, termasuk Karnaz, Tal Malah, al-Jalamah, Jabbin, Hayalin, dan Sheikh Hadid,.
Mereka juga merebut kembali beberapa kota lain yang sempat dikuasai militan takfiri.
Sekitar 80 teroris lainnya, termasuk tokoh terkemuka kelompok teroris Takfiri Hayat Tahrir al-Sham (HTS), juga dieliminasi dalam operasi militer SAA di pinggiran Hama serta pedesaan Aleppo dan Idlib, dua kota besar utara lainnya.
Sebelumnya, televisi pemerintah Suriah mengatakan bahwa sekitar 320 teroris tewas di pedesaan Hama sebagai bagian dari serangan gabungan SAA dan Rusia.
Serangan hari Senin juga mengakibatkan hancurnya 12 lokasi dan depot amunisi yang digunakan oleh para teroris, selain mengakibatkan jatuhnya salah satu pesawat nirawak mereka.
Menurut sumber-sumber lokal, sekitar 15.000 relawan telah bergabung dengan barisan SAA di Hama dalam beberapa jam.
SAA juga dilaporkan diperkuat oleh pejuang perlawanan dan antiteror dari gerakan perlawanan regional, termasuk yang berasal dari negara tetangga Irak.
Teroris Bermaksud Gunakan Zat Beracun
Sumber-sumber Rusia melaporkan bahwa HTS tengah mempersiapkan diri untuk menyebarkan zat-zat beracun di Aleppo dan Idlib, sebuah praktik yang berulang kali terjadi setelah pecahnya terorisme takfiri di Suriah pada tahun 2014, dan digunakan oleh AS, Inggris, dan Prancis sebagai dalih untuk menyerang Suriah dengan serangan rudal yang intensif dan mematikan pada beberapa kesempatan.
Sumber-sumber itu mengatakan bahwa bahan-bahan beracun telah diangkut ke Aleppo dan Idlib menggunakan mobil-mobil ambulan yang dioperasikan oleh White Helmets, sebuah kelompok bantuan yang didukung oleh Barat dan Israel.
Tim Penasehat Militer Iran Tiba di Damaskus
Tim penasihat Iran tiba di ibu kota Suriah, Damaskus, sebagai bagian dari kerja sama militer, keamanan dan politik untuk membantu Suriah menghadapi serangan teroris yang sedang terjadi di Suriah utara.
Sumber mengatakan kepada Unews bahwa salah satu tokoh paling menonjol yang tiba bersama tim penasihat militer Iran di Damaskus adalah Brigjen Jawad Ghaffari, yang sebelumnya memimpin pertempuran pembebasan Aleppo dari tangan militan teroris takfiri pada akhir tahun 2017 serta berkontribusi memimpin pertempuran pembebasan di Damaskus, Palmyra, Gurun Sham, Deir ez-Zor, dan Al-Bukamal.
Awal minggu ini, anggota HTS menyerbu banyak wilayah yang dikuasai pemerintah dan menewaskan puluhan anggota SAA di Suriah utara.
Namun, kemudian dilaporkan juga bahwa tentara Suriah telah menggagalkan operasi teroris skala besar di Provinsi Aleppo melalui serangan pendahuluan.
Kelompok-kelompok pemberontak dan teroris serta sekutu Barat mereka meluncurkan kampanye media skala penuh setelahnya dengan tujuan mencoreng keberhasilan gerakan kontraterorisme militer Suriah, termasuk dengan menebar rumor bahwa SAA telah mundur dari pedesaan Hama.
Namun, militer Suriah kemudian menepis rumor tersebut, menganggapnya sebagai bagian dari “perang media” yang bertujuan merusak citra perjuangan antiteror Damaskus. (alalam/presstv)
Israel dan Hizbullah Kembali Saling Gempur
Tentara Zionis Israel mengaku telah menyerang puluhan sasaran Hizbullah di Lebanon pada Senin malam (2/12), pada hari keenam penerapan gencatan senjata.
Dalam sebuah pernyataan, mereka mengaku “baru saja menyerang penyabot dan puluhan platform rudal serta infrastruktur milik Hizbullah di seluruh Lebanon,” menyusul pengumuman Hizbullah menggempur situs-situs Israel, dalam serangan pertamanya sejak perjanjian gencatan senjata mulai berlaku.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan bahwa setidaknya sembilan orang gugur pada Senin malam akibat dua serangan Israel terhadap dua kota di Lebanon selatan. Jumlah korban tersebut merupakan yang terberat akibat serangan sejak pemberlakuan perjanjian gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hizbullah pekan lalu.
Kementerian itu menyatakan bahwa menurut jumlah awal, “serangan musuh, Israel, di kota Haris, menurut perkiraan awal, menyebabkan kematian lima orang dan melukai dua orang,” sementara “serangan Israel di kota Talusah menyebabkan kematian empat orang dan melukai satu orang”.
Tentara Israel pada Senin malam juga mengumumkan pencegatan sebuah drone di atas Laut Merah yang lepas landas dari timur, sebelum memasuki wilayah udara Israel.
Di platform X, tentara Israel menyatakan: “Beberapa waktu yang lalu, sebuah kapal rudal milik Angkatan Laut (Israel) mencegat sebuah drone yang diluncurkan dari timur (Irak) di wilayah Laut Merah.”
Mereka menambahkan, “Drone dicegat sebelum mencapai wilayah Israel, dan sesuai dengan kebijakan (diikuti ketika mencegat sasaran udara di luar wilayah udara Israel), tidak ada sirene yang diaktifkan.”
Kelompok-kelompok Irak yang didukung Iran belum mengaku bertanggung jawab, namun sebuah kelompok yang menamakan dirinya Resistensi Islam Irak (IRI) kerap melesatkan drone terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza.
Dengan dukungan AS, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan lebih dari 149.000 warga Palestina gugur dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 10.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang menewaskan puluhan anak-anak dan lansia.
Israel terus melakukan pembantaian, mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk segera mengakhiri pembantaian tersebut, dan perintah Mahkamah Internasional untuk mengambil tindakan guna mencegah tindakan genosida dan memperbaiki situasi bencana kemanusiaan di Gaza. (raialyoum)
Bejat, Tentara Israel Pamer Aksi Pembakaran Bantuan Kemanusiaan di Gaza
Tentara Zionis Israel berbangga memamerkan aksi bejatnya membakar persediaan makanan dan minuman yang diberikan kepada warga Palestina Jalur Gaza di lingkungan Shujaiya, sembari mengembangkan senyum lebar.
Aksi keji itu mereka lakukan di depan kamera, dan rekaman videonya kemudian beredar di media sosial. Mereka terlihat membakar kotak-kotak kerdus dalam truk berisi bantuan makanan yang diberikan kepada penduduk Gaza yang menderita krisis kelaparan dan kekurangan pangan selama berbulan-bulan.
Di tengah memburuknya kelaparan di Jalur Gaza, Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, pada Ahad lalu (1/12) mengumumkan penangguhan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui penyeberangan Kerem Shalom, koridor utama, ke Jalur Gaza.
Penjabat Direktur Kantor Media UNRWA di Gaza, Enas Hamdan, mengatakan keputusan penangguhan itu terjadi karena adanya pencurian dan kondisi tidak aman saat truk bantuan masuk, serta sedikitnya jumlah truk yang masuk.
Hamdan dalam pernyataan pers menekankan bahwa UNRWA perlu memberikan perlindungan bagi tim kemanusiaan, dan bahwa mereka berupaya mencari solusi alternatif untuk mendatangkan bantuan.
Dia menjelaskan bahwa “sekitar 2 juta warga di Gaza bergantung pada bantuan”. Dia membenarkan laporan internasional yang menyebutkan semakin dekatnya kelaparan di Jalur Gaza.
Untuk hari ke-423 berturut-turut, pasukan pendudukan Israel melanjutkan perang genosida di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan puluhan ribu orang gugur, terluka dan hilang. (raialyoum)