Jakarta, ICMES. Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam kunjungannnya ke Turki menyebut Rezim Zionis Israel musuh nomor wahid bagi Dunia Islam.
Sekjen Kongres Nasional Arab (Arab National Conference /ANC) yang berbasis di Mesir, Hamdeen Sabahi, memuji perjuangan Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah dan menyebut Israel sebagai rezim yang dibenci di Mesir dari dulu sampai sekarang.
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengecam keras upaya-upaya agresif Turki terhadap Suriah, dan menyatakan bahwa “mimpi keji†Turki terhadap Suriah tak akan pernah menjadi kenyataan.
Berita Selengkapnya:
Berkunjung ke Turki, Menlu Iran Sebut Israel Musuh Nomor Wahid Dunia Islam
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam kunjungannnya ke Turki menyebut Rezim Zionis Israel musuh nomor wahid bagi Dunia Islam.
“Kami menganggap rezim palsu Israel sebagai musuh nomor satu umat Islam dan dunia Islam,†kata Amir-Abdollahian dalam konferensi pers bersama sejawatnya dari Turki, Mevlut Cavusoglu, di Ankara, Senin (27).
Dia kemudian memuji dukunganTurki kepada Palestina, dengan mengatakan, “Kami yakin bahwa Turki tidak pernah menjauhkan diri dari dukungan kepada Palestina, kepada pembebasan al-Quds dan Masjid al-Aqsa.â€
Dia menambahkan, “Kami dengan jelas menyuarakan kepekaan dan pertimbangan kami ihwal gerak-gerik rezim Zionis dan fakta bahwa ke mana pun mereka pergi, Zionis menjadi sumber krisis dan ketidakamanan.â€
Mengenai isu nuklir Iran, Amir-Abdollahian mengatakan, “Saya memberi tahu saudara saya Bapak Cavusoglu tentang kunjungan ke Teheran oleh Bapak Josep Borrell, perwakilan tinggi kebijakan luar negeri Uni Eropa dan kesepakatan kami untuk melanjutkan negosiasi penghapusan sanksi (anti-Iran).â€
Dia menambahkan, “Kami berharap dalam putaran baru negosiasi antara Iran dan pihak-pihak yang berseberangan, kami akan mencapai kesepakatan akhir, jika Amerika Serikat (AS) dan tiga negara Eropa bertindak secara realistis.â€
Juru bicara baru Kementerian Luar Negeri Iran, Naser Kan’ani, mengatakan bahwa putaran berikutnya dari negosiasi yang dihentikan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran tahun 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), akan dibuka di ibukota Qatar, Doha pada hari Selasa (28/6).
Dia menambahkan bahwa negosiator utama Iran Ali Bagheri Kani dan timnya akan berangkat ke Doha untuk menghadiri pembicaraan.
Dalam konferensi pers bersama dengan Borrell, menteri luar negeri Iran mengatakan Teheran siap melanjutkan pembicaraan untuk menghidupkan kembali JCPOA yang ditinggalkan AS.
Amir-Abdollahian tiba di Turki dalam kunjungan resmi pada hari Senin untuk membahas promosi hubungan bilateral, dengan fokus pada peta jalan kerjasama jangka panjang.
Pada Ahad lalu, Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi mengatakan bahwa normalisasi hubungan Israel dengan beberapa negara Arab tidak akan pernah memberikan keamanan bagi Israel, dan malah akan menambah masalah regional.
“Upaya yang dilakukan oleh rezim Zionis untuk menormalkan hubungan dengan negara-negara regional sama sekali tidak akan membawa keamanan bagi rezim ini,†katanya dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi di Teheran.
Dia juga mengatakan, “Kami dan Irak percaya bahwa perdamaian dan ketenangan di kawasan bergantung pada semua pejabat regional yang menunaikan andilnya, dan normalisasi dengan rezim Zionis serta kehadiran pihak asing di kawasan tidak akan menyelesaikan masalah rakyat di kawasan.†(presstv/fna)
Sekjen Kongres Nasional Arab Puji Perjuangan Pemimpin Hizbullah Lebanon
Sekjen Kongres Nasional Arab (Arab National Conference /ANC) yang berbasis di Mesir, Hamdeen Sabahi, memuji perjuangan Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah dan menyebut Israel sebagai rezim yang dibenci di Mesir dari dulu sampai sekarang.
“Israel dibenci di Mesir sebagaimana dahulu sebelum Perjanjian Camp David. Ketika (Presiden AS Joe) Biden nanti berkunjung ke musuh, Zionis, kemudian ke Tepi Barat dan Arab Saudi, dan lalu mengadakan pertemuan dengan kelompok 6+3, yaitu negara-negara Teluk plus Irak, Yordania dan Mesir, maka yang akan mengemuka dan beredar adalah deklarasi aliansi militer,†paparnya dalam wawancara dengan saluran Al-Mayadeen, yang disiarkan pada hari Senin (27/6), seperti dikutip Rai Al-Youm, yang menyebut Sabahi telah membuat pernyataan yang “berani†dalam wawancara ini.
Dia mengatakan bahwa setiap orang yang punya kepedulian pastilah mengharapkan pulihnya peran Mesir di tengah umat Arab serta dukungan Mesir kepada resistensi anti-Israel.
Karena itu, dia menambahkan bahwa aliansi militer yang juga melibatkan Israel itu justru menjadi kendala bagi pemulihan peran Mesir.
“Ancaman terbesar bagi peran dan posisi Mesir ialah berdirinya aliansi NATO Arab dibawah pimpinan Israel untuk mempertahankan eksistensi dan keamanan Israel. Ini akan memudahkan Israel menempati posisi Mesir di negeri-negeri Arab,†terangnya.
Dia menegaskan, “Setiap umat yang tak berani melawan adalah umat yang terancam kalah, dan kubu resistensi adalah pihak yang paling bijak di tengah umat kita.â€
Hamdeen Sabahi memuji Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah dengan mengatakan, “Ketika Sayid Hassan Nasrallah mengangkat senjata melawan musuh, Zionis, sungguh dia mengangkat bendera Gamal Abdel-Nasr.â€
Gamal Abdul Nasir adalah presiden kedua Mesir, yang tercatat sebagai salah seorang negarawan Arab terkemuka dalam sejarah Arab karena getol menentang penjajahan dan kekuasaan asing.
Mengenai krisis Suriah dia mengatakan, “Ketika tuntutan rakyat di Suriah berubah menjadi konflik yang mengancam keutuhan Suriah, kami memutuskan untuk berpihak kepada keutuhan Suriah.â€
Sekjen ANC juga menyorot Arab Saudi dengan tatapan prihatin. Dia mengatakan, “Seandainya apa yang dibelanjakan Saudi untuk senjata dipakai untuk proyek-proyek pertumbuhan maka kehidupan Arab akan lebih baik.â€
Hamdeen Sabahi adalah jurnalis dan politisi Mesir yang beberapa hari lalu terpilih sebagai Sekjen ANC dalam sidangnya yang digelar di Beirut, ibu kota Lebanon.
ANC merupakan lembaga nasionalis Arab yang popular di dunia Arab. Selama tiga dekade terakhir lembaga ini berhasil membingkai ulang narasi nasionalis Arab dan mendefinisikan kembali konsep nasionalisme Arab. Posisi dan pernyataan ANC disebut-sebut sebagai kunci kebangkitan nasionalisme Arab dan pemahaman tentang peristiwa yang sedang terjadi di tanah air Arab. (raialyoum/researchgate)
Menlu Suriah: Mimpi Keji Turki tak akan Menjadi Kenyataan
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengecam keras upaya-upaya agresif Turki terhadap Suriah, dan menyatakan bahwa “mimpi keji†Turki terhadap Suriah tak akan pernah menjadi kenyataan.
“Tindakan Turki di Suriah adalah contoh nyata pengabaian terhadap nilai-nilai moral yang terendah sekalipun, dan terhadap hukum internasional dan Piagam PBB, dan situasi di Suriah utara berada di ambang bencana,” kata Mekdad kepada kantor berita Sputnik Rusia, Senin (27/6).
Dia mengatakan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang mengupayakan pembersihan etnis dan penciptaan pemukiman baru di Suriah utara, dan bahwa kehadiran Turki di Suriah adalah pendudukan dan jika Erdogan bersikeras melakukan operasi itu maka itu akan menjadi bencana.
Dia lantas menegaskan, “Mimpi keji rezim Turki tidak akan menjadi kenyataan, karena rakyat Suriah bersatu untuk menghadapi bahaya yang diserukan Erdogan.â€
Dia menambahkan, “Siapapun yang menemukan pembenaran atas serangan Turki dan Barat terhadap Suriah maka dia hendaklah mengacu ke hati nurani dan perasaannya, karena acuan ini membuka solusi dukungan kepada Suriah, pengusiran rezim okupasi Turki dan gerakan ke arah solusi politik.â€
Menurut Mekdad, sebagaimana di era Ottoman dulu, Turki di masa sekarang telah merampas hasil-hasil pertanian Suriah, membabat pepohonan di Suriah, dan menjarah persediaan air Suriah.
“Pendudukan tanah-tanah Suriah oleh Turki dan AS adalah pelanggaran atas kedaulatan Suriah dan bertentangan dengan hukum internasional dan resolusi-resolusi Dewan Keamanan,†tegasnya.
Beberapa waktu lalu Erdogan mengumumkan bahwa Turki bermaksud membangun zona aman di kedalaman 30 km di utara Suriah dan membersihkan daerah-daerah seperti Tel Rifat dari “terorisâ€. Dia beralasan bahwa dengan langkah ini, Ankara akan memasuki fase baru.
Baghdad dan Damaskus mengecam serangan udara militer Turki di wilayah Irak dan Suriah, menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorial. Kementerian Luar Negeri Irak bahkan mengaku telah menyampaikan pengaduan resminya ke PBB atas serangan udara Turki. (fna)