Jakarta, ICMES. Seorang petinggi militer Iran melontarkan peringatan keras ihwal resiko berat bagi negara yang bekerjasama dengan Rezim Zionis Israel, terutama Amerika Serikat (AS), dalam mengancam keamanan nasional Iran.

Mufti Besar Oman Syeikh Ahmad bin Hamad al-Khalili mengecam keputusan pemerintah negaranya untuk membuka zona udara bagi pesawat Israel.
Presiden Suriah Bashar Al-Assad berterima kasih kepada Mesir atas bantuan Negeri Piramida ini kepada Suriah yang terdampak bencana gempa bumi, dan menekankan bahwa Suriah berminat menjalin hubungan erat dengan Mesir.
Berita Selengkapnya:
Jenderal Iran Pastikan Pasukannya akan Gempur Negara yang Bantu Serangan Israel
Seorang petinggi militer Iran melontarkan peringatan keras ihwal resiko berat bagi negara yang bekerjasama dengan Rezim Zionis Israel, terutama Amerika Serikat (AS), dalam mengancam keamanan nasional Iran.
“Kami memperingatkan Amerika bahwa dukungan kepada tindakan entitas Zionis terhadap Iran akan membahayakan kehidupan tentara Amerika di kawasan,” kata Mayjen Ghulam Ali Rashid, di hadapan sejumlah petinggi Angkatan Bersenjata dan Pengawal Revolusi di Markas Besar Khatamul Anbiya, Senin (27/2).
Dia menambahkan, “Negara mana pun yang bekerja sama dengan Rezim Zionis untuk mengancam keamanan nasional Iran akan membayar harga mahal atas tindakannya itu, dan angkatan bersenjata kami yang tangguh akan menyerang tempat asal agresi dan semua pangkalan koordinasi dan kerjasama dalam jalur dan zona udara yang digunakan untuk melintas.â€
Jenderal Rashid menunjukkan bahwa angkatan bersenjata Republik Islam Iran melakukan setidaknya 30 manuver skala besar dan lusinan manuver khusus setiap tahun.
Israel telah berulang kali mengancam tidak akan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir, dan bersumbar bahwa semua opsi ada di atas meja.
Di saat yang sama, Amerika Serikat (AS) juga berulang kali menyatakan dukungan penuhnya atas keamanan Israel, dan kedua negara juga kontinyu melakukan latihan perang bersama.
Sementara itu, Panglima Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigjen Esmail Qaani di hari yang sama menegaskan bahwa Washington memicu konflik di seluruh dunia demi membujuk negara-negara lain agar membeli senjata buatan AS.
Dia mengatakan bahwa demi perang hibrida terhadap Iran, kubu musuh terlibat dalam operasi psikologis intensif.
“Media arus utama sekarang berada di bawah kendali musuh. Musuh akhir -akhir ini melakukan perang hibrida terhadap Republik Islam (Iran) setelah mereka mengalami kekalahan berturut -turut. Karena itu, media memainkan peran yang signifikan dan integral di seluruh kampanye ini dan banyak digunakan untuk tujuan itu,†ujarnya.
Mengenai media yang resisten dan pro-resistensi, dia menyebut mereka “telah berhasil memperkuat kapasitas mereka hari demi hari melalui upaya yang berdedikasi dan tekad yang hebat, meski mendapat segala pembatasan yang ketat.”
Dia menambahkan, “Kemegahan Front Perlawanan telah disorot secara mengagumkan oleh media pro-resistansi, dan telah diperlihatkan bahwa memelihara dan memajukan prinsip-prinsip Islam memerlukan petunjuk Allah Swt dan Nabi Muhammad saw.â€
Komandan Pasukan Quds menepis keyakinan umum yang keliru bahwa persenjataan yang unggul dan sumber daya keuangan yang lebih besar merupakan satu-satunya penunjang kemenangan dalam perang.
“Kubu arogan global, yang dipimpin oleh AS danRezim Zionis, telah telah menebar opini keliru kepada khalayak dunia bahwa siapa pun yang memiliki lebih banyak senjata, peralatan, dan aset dalam perang akan muncul sebagai pemenang. Mereka menyebarkan gagasan itu karena fakta bahwa mereka menghasilkan uang dari kesepakatan senjata,†terangnya.
Dia juga mengatakan, “Untuk menjual senjata, mereka biasa memulai konflik di seluruh dunia. Semua orang yang sebelumnya percaya bahwa peralatan militer dan persenjataan akan memutuskan hasil konflik sekarang mengakui bahwa mereka yang lebih banyak melakukan perlawanan selama konfliklah yang pada akhirnya berjaya. †(fna/tehrantimes)
Mufti Oman Kecam Keputusan Nengaranya Membuka Zona Udara untuk Pesawat Israel
Mufti Besar Oman Syeikh Ahmad bin Hamad al-Khalili mengecam keputusan pemerintah negaranya untuk membuka zona udara bagi pesawat Israel.
Al -Khalili, yang dikenal getol mendukung Palestina, akun di Twitternya, Senin (27/2), menyatakan, “Kami terkejut dengan sesuatu yang tidak terpikir oleh kami sebelumnya berupa keputusan membuka wilayah udara, yang memungkinkan entitas Zionis menggunakannya, dan kami sama sekali tidak menduganya. “
Pada hari Kamis pekan lalu, Oman Otoritas Penerbangan Sipil Oman dalam sebuah pernyataan menyebutkan, “Kami mengkonfirmasi bahwa zona udaraKesultanan Oman terbuka untuk semua alat transportasi yang memenuhi syarat untuk melintasi wilayah udara Oman.â€
Pada hari yang sama, Kemlu Israel mengumumkan bahwa Kesultanan Oman telah mengizinkan penerbangan sipil Israel melewati zona udaranya.
Kemlu Israel menyatakan, “Pengumuman ini terjadi setelah berbulan-bulan pembicaraan antara Kemlu dan pihak berwenang di Amman.”
Al -Khalili dalam cuitannya menyatakan berharap bahwa Oman bersiteguh pada pendiriannya semula yang menolak hubungan apapun dengan Israel.
Dia memperingatkan bahwa “langkah mundur†itu akan menjadi awal dari langkah-langkah mundur lain.
Dia menegaskan, “Siapa pun yang mengambil satu langkah mundur akan segera mengambil langkah-langkah mundur lain.â€
Al-Khalili dikenal sebagai mufti yang getol mengutuk Israel dan menyerukan kepada umat Islam agar memboikot rezim penjajah Palestina itu secara total. Karena itu, dia juga mendesak pemerintah Oman meninjau kembali keputusan tersebut, dan mengingatkan bahwa desakannya itu merupakan “tuntutan nasional yang dipegang teguh oleh semua anak bangsa Oman.†(raialyoum)
Dikunjungi Menlu Mesir, Presiden Suriah Puji Dukungan Kairo kepada Damaskus
Presiden Suriah Bashar Al-Assad berterima kasih kepada Mesir atas bantuan Negeri Piramida ini kepada Suriah yang terdampak bencana gempa bumi, dan menekankan bahwa Suriah berminat menjalin hubungan erat dengan Mesir.
Hal itu dia nyatakan saat menerima kunjungan Menlu Mesir Sameh Shoukry di Damaskus, Senin (27/2).
Pada kesempatan itu, Shoukry menyampaikan pesan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, yang berisi penekanan pada solidaritas Mesir dengan Suriah, dan kesediaan Kairo untuk terus mendukung Suriah dalam mengatasi dampak gempa.
Surat itu juga menyebutkan hasrat Kairo kepada peningkatan hubungan dan pengembangan kerjasama Mesir dengan Suriah.
Presiden Al-Assad berterima kasih kepada Presiden Sisi atas bantuan yang diberikan Mesir untuk mendukung upaya pemerintah Suriah membantu korban gempa bumi.
Dia menegaskan bahwa Suriah juga berhasrat pada hubungannya dengan Mesir, dan menekankan keharusan untuk selalu memandang hubungan Suriah-Mesir dengan perspektif umum dan dalam kerangka natural dan historis.
Al-Assad menilai bahwa bekerja untuk peningkatan hubungan bilateral antara negara-negara Arab merupakan dasar untuk memperbaiki situasi Arab secara umum.
Dia mengapresi sikap Mesir yang, menurutnya, tidak memperlakukan orang Suriah yang menetap di sana selama peristiwa perang terhadap Suriah sebagai pengungsi.
Menlu Mesir menganggap bahwa hubungan Suriah-Mesir merupakan pilar penting dalam upaya melindungi negara-negara Arab.
Dia menekankan bahwa Mesir akan selalu menyertai apapun yang dapat membantu Suriah, dan akan bergerak maju dalam segala hal yang akan melayani kepentingan bangsa Suriah. (raialyoum)