Jakarta, ICMES. Pemimpin Besar Iran Ayatullah Khamenei dalam kata sambutannya saat dijumpai ribuan anggota pasukan relawan Basij menyatakan bahwa penangkapan saja tak cukup terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, melainkan harus divonis hukuman mati.
Tentara pendudukan Israel menyiarkan rekaman video amputasi kaki salah satu anggotanya yang terkena sergapan para pejuang perlawanan Palestina di kamp Jabalia di Jalur Gaza utara.
Gerakan perlawanan Hizbollah Lebanon telah memecahkan sejumlah rekor operasi anti-Israel dalam satu hari sejak Oktober lalu, saat mereka mulai mempertahankan wilayah Lebanon dari agresi militer Israel.
Berita selengkapnya:
Ayatullah Khamenei: Netanyahu Ditangkap Saja Tak Cukup, Harus Dihukum Mati
Pemimpin Besar Iran Ayatullah Khamenei dalam kata sambutannya saat dijumpai ribuan anggota pasukan relawan Basij pada hari Senin (25/11) menyatakan bahwa penangkapan saja tak cukup terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, melainkan harus divonis hukuman mati.
“Putusan penangkapan yang mereka (Mahkaman Pidana Internasional) keluarkan untuk Netanyahu tidak cukup, putusan hukuman mati untuknya harus dikeluarkan, putusan hukuman mati untuk para penjahat ini harus dikeluarkan,” ujarnya.
Ayatullah Khamenei memandang Rezim Zionis tidak akan bisa menang di Gaza dan Lebanon meski sudah melakukan segala bentuk kejahatan perang.
“Orang-orang bodoh hendaknya tidak beranggapan bahwa pemboman rumah, rumah sakit dan kerumunan warga sebagai pertanda kemenangan. Tak seorang pun di dunia menganggap hal ini sebagai kemenangan,” ungkapnya.
Pemimpin Besar Iran memastikan bahwa front perlawanan akan meluas. Dia mengatakan, “Para pemuda pemberani Palestina dan Lebanon dari berbagai kalangan, di medan perang maupun bukan, ketika melihat pembombardiran dan terancam kematian, tak menemukan jalan kecuali berjuang dan melawan. Karena itu, para penjahat bodoh pada hakikatnya justru memperluas sendiri front perlawanan.”
Dia menambahkan, “Front perlawanan sekarang sudah meluas, dan selanjutnya akan meluas beberapa kali lipat.”
Dia juga memuji relawan Basij sebagai lawan langsung dari kekuatan hegemonik dunia. Dia menyebutkan bahwa pendiri Revolusi Islam, Imam Khomeini, membentuk pasukan Basij sebagai “benteng” di depan ancaman.
Menurutnya, Basiji tidak terintimidasi oleh propaganda AS dan Israel, dan beberapa ilmuwan terkemuka Iran, yang dibunuh oleh musuh, adalah anggota relawan Basij.
Dia juga mengatakan bahwa Basij pasti akan menghancurkan rezim Zionis dan untuk ini mereka harus memperkuat, memperluas, dan menjaga kesiapan. (alalam/presstv)
Tentara Israel Tayangkan Amputasi Kaki Seorang Anggotanya yang Terkena Serangan di Gaza
Tentara pendudukan Israel pada hari Senin (25/11) menyiarkan rekaman video amputasi kaki salah satu anggotanya yang terkena sergapan para pejuang perlawanan Palestina di kamp Jabalia di Jalur Gaza utara.
Dalam video itu terlihat seorang tentara Israel yang terluka dan bersembunyi di dalam kendaraan militer, dan kemudian dilakukan upaya keras untuk menariknya keluar saat dia mengalami pendarahan.
Di tengah kegelisahan dan kebingungan di kalangan tentara Israel, upaya pertolongan pertama dilakukan terhadap tentara yang terluka tersebut, dan dia kemudian ditandu ke helikopter militer yang mendarat di dekat lokasi.
Media Israel menyebut pertempuran di kamp Jabalia dan Beit Lahia di Jalur Gaza utara sebagai “berbahaya dan sulit.” Surat kabar Yedioth Ahronoth Kamis lalu menyatakan bahwa otoritas sensor militer sejauh ini mengumumkan tewasnya 29 tentara dalam pertempuran di Gaza utara, dan menyatakan bahwa 3 brigade milik Divisi 162 sedang bertempur di Jabalia.
Sejak dimulainya Perang Badai Al-Aqsa, tentara pendudukan mengumumkan terbunuhnya 804 perwira dan tentara, termasuk 378 orang tewas sejak dimulainya operasi darat di Jalur Gaza.
Tentara pendudukan juga mengumumkan bahwa 5.427 tentara terluka dengan kondisi 793 di antaranya parah.
Di lapangan, sayap militer Hamas Brigade al-Qassam pada hari Senin menyatakan pihaknya bertempur dengan pasukan Zionis yang terdiri dari 10 tentara di sebuah rumah. Al-Qassam melawan mereka dengan senapan mesin dan granat, dan berhasil mbunuh dan melukai mereka di dekat Masjid Taiba di tengah kota Beit Lahia , Jalur Gaza utara.
Brigade Al-Qassam juga menyebutkan bahwa tank Zionis Merkvah 4 menjadi sasaran peluru Al-Yassin 105 di Jalan Al-Hatabiya di pusat Beit Lahia, di Jalur Gaza utara.
Selain itu, Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa menggempur posisi komando dan kendali musuh di poros Netzarim dengan mortir kaliber berat.
Disebutkan bahwa pasukan Zionis yang terdiri dari 10 tentara Zionis menjadi sasaran rudal anti-personil di daerah Al-Tawam, barat laut Kota Gaza, hingga menyebabkan beberapa di antaranya tewas dan terluka. (raialyoum)
Hizbullah Pecahkan Rekor Operasi Anti-Israel, 4 Juta Orang Israel Cari Tempat Berlindung
Gerakan perlawanan Hizbollah Lebanon telah memecahkan sejumlah rekor operasi anti-Israel dalam satu hari sejak Oktober lalu, saat mereka mulai mempertahankan wilayah Lebanon dari agresi militer Israel.
“Lima puluh satu operasi telah dilaksanakan, jumlah yang memecahkan rekor, melampaui rekor 48 operasi sebulan lalu,” ungkap berbagai media perlawanan pada hari Senin (25/11) tentang serangan Hizbullah sehari sebelumnya.
Disebutkan bahwa misil Hizbullah “mencapai rekor kedalaman 150 kilometer dengan pengeboman Pangkalan Angkatan Laut Asdod dengan drone dan Pangkalan Palmachim di selatan Tel Aviv dengan rudal”.
Disebutkan pula bahwa “sirene berbunyi 543 kali dari lebih dari 350 roket, membuat empat juta pemukim mendekam ke tempat perlindungan, dan menimbulkan kerusakan serta menjatuhkan korban dalam jumlah yang signifikan.”
Hizbullah juga mengaku akan menyerang target militer di Tel Aviv dengan rudal dan pesawat nirawak, selain Pangkalan Angkatan Laut Haifa, Pangkalan Glilot, Pangkalan Shraga di kota Akka, Pangkalan Dado di kota Safad, dan banyak lokasi lainnya.
Pada hari Senin, Hizbullah juga menyerang pemukiman ilegal rezim di bagian utara wilayah Palestina pendudukan, termasuk Kiryat Shmona, Metulla, Manara, Safad, Maalot-Tarshiha, Meron, dan Avivim.
Di Lebanon selatan, Hizbullah menangkis serangan dan menghadang gerak maju Israel di daerah Bayyada, Deir Mimas, Aita al-Shaab, dan Khiam. Di Khiam, mereka menghancurkan enam tank Merkava canggih Israel, tiga di antaranya dalam satu operasi. Mereka juga mendesak mundur militer Israel dari Bayyada dan Khiam.
“Terakhir, sebuah pesawat nirawak Israel dihadang di Bekaa Barat [yang juga terletak di Lebanon selatan],” simpul kelompok itu.
Hizbullah telah melancarkan ratusan operasi balasan yang berhasil terhadap wilayah pendudukan sejak 7 Oktober 2023, ketika rezim tersebut memulai perang genosida di Jalur Gaza dan mengintensifkan serangan mematikannya terhadap Lebanon.
Perang tersebut telah merenggut nyawa sedikitnya 44.211 warga Palestina, yang sebagian besarnya wanita dan anak-anak, sementara eskalasi telah menewaskan sedikitnya 3.754 orang di Lebanon.
Hizbullah belakangan ini mengumumkan pihaknya telah menewaskan lebih dari 100 tentara Israel dan melukai lebih dari 1.000 lainnya.
Mereka telah berjanji untuk mempertahankan serangannya selama rezim tersebut terus berperang di Gaza dan melakukan agresi terhadap Lebanon. (presstv)