Rangkuman Berita Utama Timteng  Selasa 24 September 2024

Jakarta, ICMES. Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon menyatakan  petingginya yang bernama Ali Karaki selamat dari sergapan maut setelah sumber keamanan mengatakan bahwa dia menjadi sasaran dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon.

Tentara Israel melancarkan gelombang serangan baru di kedalaman wilayah Lebanon, sementara laporan lain menyebutkan jumlah korban serangan udara Israel sejauh ini telah menggugurkan sebanyak hampir 500 orang.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa Israel memprovokasi Iran dan ingin menyeret Timur Tengah ke dalam perang total setelah berkobar konflik antara Israel dan Hizbullah yang telah berlangsung selama hampir satu tahun.

Ulama Syiah terkemuka Irak, Ayatullah Ali al-Sistani menyerukan upaya mendesak untuk menghentikan agresi brutal Israel di Lebanon.

Berita selengkapnya:

Petinggi Hizbullah Ali Karaki Lolos dari Sergapan Maut Serangan Udara Israel

Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon menyatakan  petingginya yang bernama Ali Karaki selamat dari sergapan maut setelah sumber keamanan mengatakan bahwa dia menjadi sasaran dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis beberapa jam setelah serangan udara terhadap sebuah markas Hizbullah di dekat Beirut, kelompok ini pada hari Senin malam (23/9), menyatakan Ali Karaki “baik-baik saja,” dan “telah pindah ke tempat yang aman.”

Pada Senin malam, tentara Israel mengumumkan pelaksanaan operasi serangan masif di Beirut, dan media Israel melaporkan bahwa serangan itu menyasar lingkungan Madi, Haret Hreik, dan Bir al-Abd di pinggiran selatan Beirut.

Sumber-sumber Israel melaporkan bahwa serangan Israel di Beirut membidik orang nomor tiga Hizbullah Ali Karaki.

Media memberitakan bahwa Ali Karaki dan Talal Hamiyah pada Sabtu, 21 September, telah dipilih untuk memimpin operasi militer Hizbullah pada tahap selanjutnya.

Menurut sumber-sumber Israel, Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah menunjuk Ali Karaki untuk menggantikan Fouad Shukr, yang terbunuh dalam serangan Israel Juli lalu.

Karaki adalah komandan Front Selatan Hizbullah, dan Tel Aviv berusaha membunuhnya pada Februari 2024 dengan mengebom sebuah mobil di kota Nabatieh, namun dia tidak ada dalam mobil yang menjadi sasaran.

Karaki dianggap sebagai tokoh yang dominan dan berkuasa dalam perang melawan Israel karena   bertanggung jawab atas sektor selatan, tempat sebagian besar pejuang Hizbullah tersebut berasal.

Karaki dianggap sebagai komandan militer berpangkat tertinggi di partai tersebut, dan dia juga merupakan anggota  Dewan Jihad, sayap militer dan keamanan Hizbullah.

Adapun Talal Hamiyah adalah orang yang menjabat sebagai komandan  Unit 910 , yang merupakan unit operasi dan serangan eksternal Hizbullah.

Menurut Kemlu AS, Talal Hamiyah, yang juga dikenal sebagai Ismat Mizrani,  adalah kepala Organisasi Keamanan Eksternal Hizbullah, yang mengorganisir sel-sel di seluruh dunia.

Intensitas konfrontasi Israel dengan Hizbullah meningkat dengan level dan kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak minggu lalu, menyusul serangkaian pemboman pada hari Selasa dan Rabu pekan lalu, yang mempengaruhi ribuan perangkat komunikasi yang digunakan oleh anggota Hizbullah, dan menggugurkan 39 orang dan melukai 2.931 orang, menurut kepada Kementerian Kesehatan Lebanon.

Hizbullah juga mendapat serangan sengit pada hari Jumat ketika Israel mengebom sebuah bangunan di pinggiran selatan Beirut yang menjadi tempat pertemuan pimpinan Pasukan Radwan, unit elitnya. Serangan ini mengakibatkan kematian sekitar 50 orang, termasuk dua komandan militer terkemuka dan sejumlah orang yang mengawal keduanya.

Intensitas pemboman Israel di Lebanon meningkat pada hari Senin, ketika Israel melakukan sekitar 100 serangan di kota-kota selatan. Pemboman tersebut juga menyasar wilayah Bekaa dan kota Jbeil untuk pertama kalinya. (raialyoum)

Gelombang Baru Serangan Udara di Lebanon Gugurkan Hampir 500 Orang

Media Israel  pada Senin malam (23/9) melaporkan bahwa tentara Israel melancarkan gelombang serangan baru di kedalaman wilayah Lebanon, sementara laporan lain menyebutkan jumlah korban serangan udara Israel sejauh ini telah menggugurkan sebanyak hampir 500 orang.

Saluran swasta Channel 12 Israel menyatakan: “Tentara Israel melancarkan gelombang serangan baru jauh ke dalam Lebanon,” tanpa rincian lebih lanjut.

Kantor Berita resmi Lebanon pada Senin malam memberitakan bahwa pinggiran kota Mifidoun, kota Zawtar di timur, dan ketinggian Jabal al-Rayhan di selatan negara itu menjadi sasaran serangan udara Israel.

Tentara Israel menyatakan bahwa Kepala Staf Herzi Halevy menamai operasi militer yang sedang berlangsung terhadap Hizbullah sebagai “Panah dari Utara.”

Sebelumnya pada Senin malam, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa jet tempur Israel melancarkan 1.300 serangan terhadap sasaran Hizbullah di seluruh Lebanon.

Sejak Senin pagi, tentara Israel melancarkan gelombang serangan  paling kejam, terluas dan paling intensif di Lebanon dalam konfrontasinya dengan  Hizbullah  yang dimulai sejak sekira setahun lalu.

Gelombang serangan udara itu menggugurkan sedikitnya 492 orang dan melukai 1.645 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, menurut jumlah korban sementara yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari menyatakan tidak tertutup kemungkinan akan adanya serangan darat ke Lebanon. “Kami akan melakukan segala yang diperlukan untuk memulangkan penduduk wilayah utara ke rumah mereka,” ujarnya.

Hagari menambahkan, “Masih banyak tugas yang harus kami selesaikan. Kami memiliki sandera yang ditahan di Gaza dan kami harus mengembalikan mereka serta memastikan keamanan warga Israel.”

Surat kabar Israel Haaretz  mengutip pernyataan tentara Israel  bahwa  Hizbullah  telah meluncurkan 210 rudal dari Lebanon menuju Israel sejak Senin pagi. (raialyoum)

Presiden Iran dan Ayatullah Sistani Angkat Bicara Soal Serangan Israel di Lebanon

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa Israel memprovokasi Iran dan ingin menyeret Timur Tengah ke dalam perang total setelah berkobar konflik antara Israel dan Hizbullah yang telah berlangsung selama hampir satu tahun. Bersamaan dengan ini, ulama Syiah terkemuka Irak, Ayatullah Ali al-Sistani menyerukan upaya mendesak untuk menghentikan agresi brutal Israel di Lebanon.

Kepada wartawan setelah tiba di New York untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB, Masoud Pezeshkian, pada hari Senin (23/9),  mengatakan, “Kami tidak ingin menjadi penyebab instabilitas di Timur Tengah karena konsekuensinya tidak dapat diubah.”

Dia menambahan, “Kami ingin hidup damai dan tidak ingin perang. Israellah yang berupaya menciptakan konflik menyeluruh ini.”

Pezeshkian menyayangkan kebungkaman khalayak internasional terhadap genosida yang dilakukan oleh Israel di Gaza.

Menanggapi pertanyaan apakah Iran akan terlibat dalam konflik antara Israel dan Hizbullah, dia mengatakan, “Kami akan membela kelompok mana pun yang membela hak-haknya dan dirinya sendiri.”

Ketika ditanya apakah Iran akan menanggapi pembunuhan pemimpin  Hamas  Ismail Haniyeh, Pezeshkian mengatakan, “Kami akan merespons pada waktu dan tempat yang tepat, dan di waktu yang tepat. cara yang tepat.”

Sementara itu, Ulama Syiah terkemuka Irak, Ayatullah Ali al-Sistani, di hari yang sama menyatakan solidaritasnya dengan Lebanon dan menyerukan upaya mendesak untuk menghentikan agresi brutal rezim Zionis tersebut dan melindungi warga sipil Lebanon.

“Selama masa-masa sulit ini, bangsa Lebanon yang mulia semakin menjadi sasaran berbagai bentuk agresi Israel, termasuk peledakan sejumlah besar perangkat komunikasi pribadi dan serangan terhadap lingkungan pemukiman padat penduduk,” ungkap Ayatullah al-Sistani.

Dia menambahkan, “Serangan udara intensif telah dilakukan terhadap puluhan desa dan kota di Lebanon selatan serta Lembah Bekaa, mengakibatkan gugurnya sejumlah besar pejuang perlawanan dan warga sipil tak berdosa lainnya, serta menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi dari rumah mereka.”

Ayatollah Ali al-Sistani menyerukan pelaksanaan segala upaya yang memungkinkan untuk menghentikan agresi Israel serta membela dan melindungi rakyat Lebanon dari dampaknya yang menghancurkan.

Menanggapi seruan ini, Ketua Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) , Faleh al-Fayyad, mengumumkan kesiapan dan mobilisasi penuh pihaknya untuk memberikan segala bentuk bantuan kepada Lebanon. (raialyoum/presstv/alalam)