Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 23 Juni 2020

foto kapal induk AS oleh drone IranJakarta, ICMES. Sebuah insiden berbahaya terjadi antara pasukan Amerika Serikat (AS) dan Iran terkait dengan pelayaran kapal tanker minyak Iran ke Venezuela, demikian dikatakan oleh Sekretaris Dewan Kebijaksanaan Iran Mohsen Rezai.

Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan niatnya mendirikan pangkalan militer permanen di Samudra Hindia pada tahun mendatang.

Kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Libanon merilis video yang memperlihatkan rudal-rudal berpresisi tinggi yang dimilikinya dan target-target yang terjangkau oleh senjata mematikan itu di wilayah Israel.

Lembaga Fatwa Mesir (Darul Ifta’ al-Mashriyyah) mendukung keputusan otoritas Arab Saudi memberlakukan pembatasan ekstra ketat jumlah jemaah haji dari berbagai negara pada tahun ini.

Berita selengkapnya:

Pesawat Iran Peringatkan Kapal Perang AS untuk Tidak Cegat Kapal Tanker Iran

Sebuah insiden berbahaya terjadi antara pasukan Amerika Serikat (AS) dan Iran terkait dengan pelayaran kapal tanker minyak Iran ke Venezuela, demikian dikatakan oleh Sekretaris Dewan Kebijaksanaan Iran Mohsen Rezai.

Dalam pidatonya di Teheran, Ahad (21/6/2020), Rezai mengatakan, “Selama perjalanan kapal-kapal tanker minyak Iran baru-baru ini ke Venezuela, Amerika berniat menghambat pergerakan tanker-tanker kami. Tapi kami mengirim pesawat-pesawat pengintai di atas kapal-kapal Amerika, dan kami mengeluarkan peringatan kepada mereka. Berkat ancaman ini, tanker kami tiba di Venezuela. ”

Tanpa mengungkap rincian lebih lanjut mengenai insiden itu, dia menambahkan bahwa Iran telah menangkap gambar-gambar detail AS dan Israel melalui pencitraan satelit militer “Noor 1” yang diorbitkan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) pada bulan Mei lalu.

Dia mengatakan bahwa negaranya memantau atmosfer kedua negara.

“Itu berada di luar pengawasan kami terhadap gerakan mereka di Suriah dan Irak,” lanjutnya.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Mohammad Bagheri, mengungkapkan bahwa AS berupaya memasang beberapa jebakan untuk mencegah kapal tanker Iran mencapai Venezuela.

Iran membantu dan menyuplai jutaan barel bensin dan produk minyak Bumi lain ke Venezuela yang dilanda krisis bahan bakar akibat blokade AS. Suplai itu dikirim Iran dengan lima kapal tanker yang semuanya sekarang sudah meninggalkan Venezuela.

Kapal ke-6 Masuki Perairan Venezuela

Satu lagi kapal tanker Iran yang menjadi kapal ke-6 berhasil mencapai perairan Venezuela untuk pasokan minyak dan kebutuhan lain.

Menurut laporan pelacakan maritim terbaru, kapal tanker “Golsan” berbendera Iran telah memasuki perairan Venezuela dan diperkirakan akan mencapai tujuannya dalam beberapa jam mendatang.

Selain memuat bahan bakar, Golsan juga dilaporkan mengangkut peralatan dan suku cadang untuk perbaikan kilang minyak Venezuela. (raialyoum/amn)

Eksis di Laut Lepas, Pasukan Iran akan Bangun Pangkalan Militer Permanen di Samudera Hindia

Pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan niatnya mendirikan pangkalan militer permanen di Samudra Hindia pada tahun mendatang, dengan tujuan menjamin keamanan di perairan Teluk Oman dan Samudra Hindia serta melindungi para nelayan dan kapal dagang dari perompakan.

Komandan Angkatan Laut IRGC, Laksamana Ali Reza Tangsiri, dalam sebuah pernyataan pers, Senin (22/6/2020), mengatakan bahwa IRGC memiliki arahan dari Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei untuk eksis di laut lepas secara permanen.

Tangsiri mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata dan IRGC sebelumnya telah mengirim armada ke laut lepas, dan armada lain juga akan dikirim di masa mendatang.

Tangsiri juga menyebutkan bahwa nelayan dan kapal dagang Iran mendapat gangguan bajak laut di Teluk Oman dan Samudra Hindia sehingga diperlukan kehadiran IRGC secara permanen di dua kawasan perairan tersebut demi mencegah gangguan dan serangan di masa mendatang. (raialyoum/amn)

 Pasukan Hizbullah Pertontonkan Target-Target Incarannya di Israel

Kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Libanon merilis video yang memperlihatkan rudal-rudal berpresisi tinggi yang dimilikinya dan target-target yang terjangkau oleh senjata mematikan itu di wilayah Israel alias Palestina pendudukan tahun 1948.

Video yang beredar di media sosial sejak Ahad (21/6/2020) itu memperlihatkan koordinat posisi-posisi strategis Israel yang berada dalam jangkauan rudal Hizbullah, dengan latar belakang musik dan suara orasi  Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah.

“Kita sekarang tidak hanya bisa menyasar kota Tel Aviv melainkan juga – insya Allah dan dengan kekuatan-Nya- sanggup mencapai target yang sangat tepat di Tel Aviv dan di mana saja di wilayah pendudukan Palestina,” bunyi orasi itu.

Video pendek berdurasi 32 detik itu diakhiri dengan sesumbar Sayid Nasrallah: “Segala cara sudah dilakukan untuk menghalangi jalan ini, tapi perkara sudah berakhir dan terlaksana.”

Pada Ahad lalu Iran mengaku telah mengambil gambar-gambar detail AS dan Israel melalui pencitraan satelit militer “Noor 1” yang diorbitkan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) pada bulan Mei lalu. Iran mengatakan bahwa negaranya kontiny memantau atmosfer kedua negara.

Dengan dukungan Iran, Hizbullah didirikan di Libanon menyusul peristiwa invasi militer dan pendudukan Israel atas Libanon selatan pada tahun 1982.

Sejak itu, gerakan perlawanan anti-Israel yang bersekutu dengan Iran ini tumbuh menjadi kekuatan militer yang tangguh dalam meladeni agresi militer Israel, termasuk dalam perang 33 hari pada Juli 2006 di mana Hizbullah berhasil meruntuhkan mitos kedigdayaan pasukan negara Zionis ilegal tersebut.  (presstv/raialyoum)

Lembaga Fatwa Mesir: Pembatasan Haji Ekstra Ketat oleh Saudi Sesuai dengan Tujuan Syariat

Lembaga Fatwa Mesir (Darul Ifta’ al-Mashriyyah) mendukung keputusan otoritas Arab Saudi memberlakukan pembatasan ekstra ketat jumlah jemaah haji dari berbagai negara pada tahun ini, yang hanya memperkenankan para pemukim di Saudi sendiri demi memutus mata rantai penularan virus corona (Covid-19).

Lembaga itu, Senin (22/6/2020), menegaskan bahwa keputusan otoritas Saudi tersebut “sesuai dengan hukum dan maqashid (maksud dan tujuan) syari’ah Islam demi melindungi jiwa dan keselamatan jemaah haji dan para tamu Sang Maha Pengasih”.

Lembaga Fatwa Mesir juga menyatakan bahwa otoritas Saudi mengerahkan segenap upayanya dalam memfasilitasi para jemaah haji.

Lembaga ini lantas menyerukan kepada segenap negara dunia untuk bersatu bekerjasama melawan pandemi Covid-19 dan berusaha keras memberantas penyakit mematikan ini secepat mungkin.

Sebelumnya di hari yang sama, otoritas Saudi memutuskan untuk mengatur penyelenggaraan ibadah tahun ini dengan menetapkan jumlah yang “sangat terbatas”. Tanpa menyebutkan angka, keputusan itu menyatakan bahwa yang diperkenankan hanyalah warga negara Saudi dan warga asing yang bermukim di Saudi.

Kementerian Haji Saudi mengumumkan; “Mengingat pandemi yang berkelanjutan, bahaya merebaknya infeksi dalam perkumpulan dan kerumunan manusia, pergerakan antarnegara dunia, dan meningkatnya infeksi di dunia, telah diputuskan penyelenggaraan ibadah haji  tahun ini dalam jumlah yang sangat terbatas bagi orang-orang ingin menunaikan manasik haji dari berbagai bangsa yang ada di dalam wilayah kerajaan (Saudi) ini. ”

Kementerian ini menjelaskan bahwa keputusan ini diambil “demi memastikan penyelenggaraan syi’ar secara aman dan sah, serta memenuhi protokol pencegahan dan social distancing yang diperlukan untuk memastikan keselamatan manusia dan melindunginya dari ancaman pandemi ini, serta untuk mencapai tujuan hukum Islam dalam melindungi jiwa manusia”. (rt/sna)