Rangkuman Berita Utama Timteng  Selasa 2 November 2021

Jakarta, ICMES. Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, menyatakan bahwa situasi semakian keruh antara Palestina dan Rezim Zionis Israel, terutama berkaitan dengan nasib para tahanan Palestina.

Sebuah sumber militer Yaman mengungkap bahwa tentara Yaman bersama pasukan Lijan Shaabiya (Ansarullah/Houthi) telah membebaskan beberapa kawasan penting di selatan kota Ma’rib dan menerapkan kesepakatan dengan kelompok-kelompok adat setempat.

Wakil Menlu Iran Urusan Kebijakan, Ali Bagheri, menyatakan negaranya sependapat dengan China mengenai sanksi-sanksi yang diterapkan secara sepihak oleh Amerika Serikat (AS).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyatakan bahwa perundingan Teheran dengan Riyadh masih berlanjut dan telah menghasilkan beberapa kesepakatan awal.

Berita Selengkapnya:

Hamas: Keadaan Semakin Menjurus pada Eskalasi Palestina-Israel

Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, menyatakan bahwa situasi semakian keruh antara Palestina dan Rezim Zionis Israel, terutama berkaitan dengan nasib para tahanan Palestina.

Anggota Biro Politik Hamas dan penanggung jawab urusan tahanan Palestina, Zahir Jabarin, Senin (1/11), mengatakan, “Urusan secara bertahap banyak mengarah pada eskalasi dengan rezim pendudukan Israel.”

Mengenai tahanan Palestina dia mengatakan, “Kondisi para tahanan sangat kritis sejak peristiwa Gilboa (kabur dan tertangkapnya kembali beberapa tahanan Palestina), urusan secara bertahap banyak mengarah kepada eskalasi dengan rezim pendudukan, dan para tahanan dapat merebut kembali haknya dari pihak administrasi tahanan Israel.”

Jabarin mengimbau kepada bangsa Palestina untuk menjadi “bendungan pencegah” di depan Israel dan terus bersimpati kepada saudara-saudara mereka yang mendekam dalam penjara-penjara Israel.

“Kami sebagai kubu resistensi memantau semua yang terjadi di dalam penjara dan di semua level pimpinan. Semua negara yang terjalin hubungan dengan kami memberitahu kami bahwa masalah ini dapat meledakkan situasi. Kami sebagai kubu resistensi dan bangsa Palestina tak dapat berdiam diri ketika para tahanan mendapat gangguan apapun,” terangnya. (alalam)

Ansarullah Bebaskan Beberapa Kawasan dan Kamp Militer di Sekitar Kota Ma’rib

Sebuah sumber militer Yaman mengungkap bahwa tentara Yaman bersama pasukan Lijan Shaabiya (Ansarullah/Houthi) telah membebaskan beberapa kawasan penting di selatan kota Ma’rib dan menerapkan kesepakatan dengan kelompok-kelompok adat setempat.

Dikutip situs 26 September Net, Senin (1/11), sumber itu mengatakan, “Pasukan Yaman telah membebaskan sejumlah kawasan penting di sekitar Al-Jowba yang bersebelahan dengan kota Ma’rib dari arah selatan dan barat daya.”

Sumber anonim itu menyebutkan bahwa kawasan-kawasan yang telah direbut Ansarullah itu ialah Al-Ya’rah, Al-Sawad dan Al-Hujairah, dan setelah itu Ansarullah menjalin beberapa kesepakatan dengan kabilah-kabilah setempat untuk pengosongan beberapa kamp militer yang semula digunakan oleh pasukan lawan.

Sumber itu memastikan bahwa Ansarullah telah mencetak beberapa prestasi besar dengan mempertemukan jalur front Sarwah dari arah barat Ma’rib dengan jalur pergerakan maju mereka dari arah selatan kota ini.

Sementara itu, di kota Aden terjadi kontak senjata sengit dengan menggunakan berbagai jenis senjata di salah satu militer milisi Dewan Transisi Selatan (STC), salah satu kelompok yang memusuhi Ansarullah dan bersekutu dengan Uni Emirat Arab.

Tanpa menyebutkan dampaknya, sumber-sumber lokal menyebutkan bahwa kontak senjata itu terjadi dengan menggunakan berbagai jenis senjata sedang dan berat di antara kelompok milisi itu sendiri di dalam kamp militer Khafr Al-Sawahil.

Kecamuk pertempuran dan suara-suara ledakan menimbulkan ketakutan pada penduduk setempat, sementara puluhan milisi juga terlihat berjaga-jaga di jalanan serta mendirikan pos-pos pemeriksaan mobil di Jawlah Al-Arish. (alalam)

Iran Mengaku Sependapat dengan China Mengenai Sanksi AS

Wakil Menlu Iran Urusan Kebijakan, Ali Bagheri, menyatakan negaranya sependapat dengan China mengenai sanksi-sanksi yang diterapkan secara sepihak oleh Amerika Serikat (AS).

“Iran dan China sebagai dua negara yang sangat terpercaya memiliki pendirian yang sama mengenai ilegalitas sanksi-sanksi sepihak AS dan keharusan pemenangan undang-undang dalam hubungan internasional,” ungkap Bagheri di Twitter, Senin (1/11).

Dia menyebutkan bahwa percakapan telefon dirinya dengan sejawatnya dari China berlangsung dengan sangat akrab dan bermanfaat.

“Dalam komunikasi ini saya mengungkapkan apresiasi saya atas pendirian positif Beijing dan interaksinya yang konstruktif,” lanjutnya.

Dia juga menyebutkan bahwa dalam percakapan itu keduanya mendesak supaya AS mencabut sanksi terhadap sejumlah orang dan lembaga Iran serta pihak ketiga, dan menjamin agar tindakan sepihak sedemikian rupa tidak terulang lagi.

Ali Bagheri menyatakan bahwa Iran dan China akan terus mengadakan pembicaraan bilateral mengenai sejumlah isu, terutama internasional.

Sementara itu, di hari yang sama Jubir Kemlu China Wang Wenbin menyatakan negaranya mendukung pemulihan perjanjian nuklir Iran dengan sejumlah negara dunia, sembari menekankan keharusan AS mengoreksi kebijakan “tekanan maksimum”-nya terhadap Iran.

Dikutip Global Times, saat ditanya mengenai ancaman terbaru tiga negara terkemuka Eropa mengenai proyek nuklir Iran, Wenbin mengatakan, “Implementasi aktif perjanjian nuklir adalah satu-satunya jalan yang benar untuk penyelesaian masalah proyek nuklir Iran, dan China sangat mendukung pengembalian secepatnya perjanjian nuklir itu ke jalurnya yang benar.”

Inggris, Prancis dan Jerman dalam sebuah statemen di akhir KTT G-20 di Roma, Italia, mengaku cemas terhadap proyek pengayaan uranium Iran dan menegaskan tidak membuang-buang waktu dalam upaya mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Mengenai kebijakan AS terhadap Iran, Wenbin mengatakan, “AS sebagai pihak utama yang bersalah dalam krisis nuklir Iran dewasa ini hendaknya mengoreksi semua kebijakan kelirunya berupa tekanan maksimum terhadap Iran, sebagaimana Iran juga berkewajiban kembali sepenuhnya kepada janji-janjinya dalam kesepakatan nuklir, dan pihak-pihak lainpun (Rusia, China, Inggris, Prancis dan Jerman) hendaknya memainkan peran yang konstruktif dalam hal ini.” (alalam)

Iran Capai Kesepakatan Kesepakatan Awal dengan Arab Saudi

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyatakan bahwa perundingan Teheran dengan Riyadh masih berlanjut dan telah menghasilkan beberapa kesepakatan awal.

 â€œTeheran telah mengadakan empat putaran perundingan dengan Saudi di Baghdad,” ungkap Khatibzadeh  dalam wawancara dengan Mehr, Senin (1/11).

Dia juga menyebutkan bahwa komunikasi antara kedua pihak “sama sekali tidak terputus”, dan bahkan telah “memperoleh kesepakatan-kesepakatan awal”.

Namun demikian, dia juga menilai apa yang sudah diperoleh dalam perundingan itu masih jauh dari langkah pertukaran kembali kedua besar antara Teheran dan Riyadh.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Roma, Italia, pada Sabtu lalu menyataan bahwa perundingan negaranya dengan Iran berlangsung “ramah namun tidak mencapai kemajuan besar”.

Beberapa laporan media pada bulan lalu menyebutkan bahwa Iran meminta Saudi membuka kembali konsulat jenderalnya di Iran dan memulihkan hubungan diplomatiknya dengan Iran di tengah santernya pemberitaan mengenai perundingan antara keduanya untuk menyudahi permusuhan yang sudah berlangsung selama beberapa tahun.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa perundingan tersebut bisa jadi merupakan pendahuluan untuk penghentian perang di Yaman, yang penjadwalannya tampak masih menjadi titik perselisihan utama dalam perundingan yang dimediasi oleh Irak tersebut.

Kabar lain tentang Iran menyebutkan bahwa angkatan laut negara ini telah menggagalkan serangan kawanan perompak terhadap kapal tanker Iran di Teluk Aden, Senin.

Televisi resmi Iran menyebutkan bahwa sebelum kapal itu melintasi di Selat Bab Al-Mandab, sebanyak empat perahu kawanan bersenjata mencoba mendekati kapal itu namun gagal melancarkan serangan setelah kapal patroli Angkatan Laut Iran yang menyertainya melepaskan beberapa tembakan peringatan.

Dalam beberapa tahun terakhir ini Angkatan Laut Iran memperluas penyebaran pasukannya dengan mengirim armadanya ke Samudera Hindia dan Teluk Aden untuk melindungi kapal-kapal Iran dari serangan kawanan bajak laut Somalia. (raialyoum)