Jakarta, ICMES. Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh membenarkan bahwa empat kapal tanker yang muatannya disita oleh Amerika Serikat (AS) pada bulan lalu saat dalam perjalanan menuju Venezuela memuat bensin dari Iran.
Parlemen Tunisia mengutuk deklarasi normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel, dan menyebutnya pelanggaran hak rakyat Palestina dan ancaman terbuka bagi konsensus Arab dan Islam.
Pasukan Zionis Israel menembak mati seorang pria Palestina di Quds (Yerussalem) Timur yang diduduki oleh Israel dengan dalih bahwa pria itu berusaha melakukan serangan penikaman.
Tentara Arab Suriah (SAA) dan militer AS terlibat baku tembak di sebuah daerah di wilayah Provinsi Hasakah.
Berita selengkapnya:
Barang Yang Disita oleh AS Diakui Iran sebagai Minyaknya, Namun Ada Tapinya
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh membenarkan bahwa empat kapal tanker yang muatannya disita oleh Amerika Serikat (AS) pada bulan lalu saat dalam perjalanan menuju Venezuela memuat bensin dari Iran.
Namun, dalam konferensi pers saat menanggapi pertanyaan tentang ekspor bahan bakar Iran ke Venezuela, Senin (17/8/2020), Â Zanganeh menjelaskan bahwa muatan yang disita itu adalah bensin Iran yang sudah selesai dijual sebelum ditahan AS.
“Bisnis ini adalah bisnis komersial, dan tidak boleh diubah menjadi konflik politik… Kargo yang disita Amerika, memang benar diangkut dari pelabuhan Iran, tapi bukan di kapal Iran, dan bendera yang dikibarkannyapun bukan bendera Iran,†ungkapnya.
Dia menambahkan, “Muatan itu sudah dijual secara FOB, tapi AS sekarang ingin mendeklarasikan kemenangan.â€
FOB adalah singkatan dari Free On Board, yang mengacu pada metode jual beli di mana biaya angkut barang mulai dari gudang penjual hingga pembeli menjadi tanggung jawab pembeli, dan kepemilikan barangpun menjadi hak pembeli sejak dari tempat penjual.
Departemen Kehakiman AS Jumat lalu mengumumkan bahwa negara ini telah menyita pengiriman bahan bakar Iran dalam perjalanan menuju Venezuela, dan menyebutnya sebagai penyitaan terbesar selama ini atas bahan bakar Iran, yaitu sebesar 1,1 juta barel.
Menanggapi klaim ini, Presiden Iran Hassan Rouhani Sabtu lalu mengatakan, “Kapal-kapal yang disita AS dan diklaim sebagai kapal Iran bukanlah kapal Iran dan tidak pula membawa bendera Iran.”
Dia menambahkan bahwa pemerintah AS sengaja berbohong untuk menutupi rasa malunya di Dewan Keamanan PBB setelah draf resolusinya untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran ditolak. (raialyoum)
Parlemen Tunisia Sebut Normalisasi UEA-Israel Pelanggaran atas Hak Palestina
Parlemen Tunisia mengutuk deklarasi normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel, dan menyebutnya pelanggaran hak rakyat Palestina dan ancaman terbuka bagi konsensus Arab dan Islam.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin (18/8/2020) dewan pimpinan parlemen Tunisia menegaskan pendiriannya yang mendukung penuh perjuangan Palestina dan memandangnya sebagai isu utama dunia Arab dan Islam.
Parlemen Tunisia juga  kebersamaannya dengan; para pendukung kebebasan; para penentang kolonialisme dan pelanggaran terhadap kedaulatan negara; dan para pembela hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
Parlemen Tunisia menyatakan memperbarui “solidaritas mutlakâ€-nya dengan bangsa Palestina dalam perjuangan untuk membebaskan tanah air mereka dan mendirikan negara merdeka dengan Al-Quds Al-Sharif sebagai ibukotanya.
Karena itu, parlemen Tunisia mendesak Parlemen Arab, Persatuan Parlemen Arab, serta parlemen-parlemen regional dan internasional mengutuk langkah UEA tersebut dan menyatakan pendirian yang jelas untuk mendukung hak Palestina.
Parlemen Tunisia mengutuk “prospek buruk gerakan Emirat,” terutama ketika agresi Israel terhadap rakyat Palestina sedang meningkat bersamaan dengan ambisi Zionis untuk melakukan perluasan dan aneksasi lebih banyak tanah Palestina sehingga memungkinkan terbentuknya realitas geografis dan demografis baru yang mengancam eksistensi Palestina. (rtarabic)
Israel Tembak Mati Satu Warga Palestina di Kota Quds
Pasukan Zionis Israel menembak mati seorang pria Palestina di Quds (Yerussalem) Timur yang diduduki oleh Israel dengan dalih bahwa pria itu berusaha melakukan serangan penikaman.
Saksi mata mengatakan kepada kantor berita Palestina, Maan, bahwa petugas keamanan Israel menembak pria itu hingga tewas di tempat di dekat pintu masuk Bab Hutta dan bagian di luar kompleks Masjid Al Aqsa, Senin (18/8/2020).
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengaku timnya dicegah memasuki daerah sekitar Bab Hutta untuk merawat pria itu sebelum dia meninggal akibat luka tembak.
Laporan media lokal mengidentifikasi pria Palestina itu berusia 30 tahun dari kamp pengungsi Shuafat di Quds Timur.
Laporan lain menyebutkan bahwa militer Israel menyatakan telah mengerahkan beberapa tanknya dalam serangan ke posisi-posisi Hamas di Jalur Gaza dengan dalih membalas serangan roket Palestina dan bom balon yang diluncurkan ke Israel selatan.
“Tank menargetkan sejumlah pos pantau militer milik organisasi teror Hamas di Jalur Gaza,” bunyi pernyataan itu, Senin (17/8/2020).
Militer Zionis itu juga menyebutkan bahwa selain ada serangan dengan bahan peledak dan alat pembakar yang digantung di balon, puluhan orang juga “memicu kerusuhan di sepanjang pagar keamanan Jalur Gaza” pada Minggu malam.
Belum ada laporan tentang korban dalam peristiwa itu. (mm/aljazeera)
Tentara Suriah Baku Tembak dengan Pasukan AS
Tentara Arab Suriah (SAA) dan militer AS terlibat baku tembak di sebuah daerah di wilayah Provinsi Hasakah, Senin (17/8/2020).
Menurut laporan lapangan provinsi yang terletak di bagian timur laur Suriah itu, baku tembak itu bermula setelah pasukan AS berusaha melewati “Pos Pemeriksaan Rasho” yang dijaga oleh  SAA, dan SAA memerintakan kepada pasukan AS agar berbalik arah.
Kedua pihak semula hanya saling bertukar kata, tapi berlanjut dengan baku tembak singkat hingga kemudian helikopter militer AS datang menyerang pos di tenggara kota Qamishli tersebut.
Akibat serangan ini, satu anggota SAA terbunuh dan dua lainnya luka-luka. Para korban itu dilarikan ke rumah sakit di Qamishli.
Tidak ada korban yang dilaporkan oleh militer AS, namun para aktivis setempat mengklaim juga jatuh korban di pihak militer AS. (amn/rtarabic)