Jakarta, ICMES. Tentara Israel mengakui pihaknya menderita kekurangan tank dan kendaraan dalam jumlah yang signifikan akibat banyaknya kendaraan militernya yang rusak dalam perang Gaza.
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pelaksanaan tiga operasi militer baru bela Palestina, termasuk bekerja sama dengan pejuang anti-teror Irak.
Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa kelompok pejuang Hizbullah melancarkan serangan dengan puluhan roket.
Berita selengkapnya:
Pertama Kali, Tentara Israel Akui Kekurangan Kendaraan Militer Akibat Perang Gaza
Tentara Israel mengakui pihaknya menderita kekurangan tank dan kendaraan dalam jumlah yang signifikan akibat banyaknya kendaraan militernya yang rusak dalam perang Gaza.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menyebutkan tentara Israel menunda pelatihan bagi tentara wanita di angkatan darat karena banyak tank yang rusak akibat perang, dan juga kekurangan senjata.
Surat kabar itu menambahkan bahwa kepala staf militer Israel memutuskan untuk menunda pelatihan untuk mengintegrasikan rekrutan perempuan ke dalam angkatan darat hingga November tahun depan, karena kekurangan senjata dan tank yang rusak akibat perang yang berkepanjangan.
Menurut Yedioth Ahronoth, ini merupakan pertama kalinya tentara Israel mengakui pihaknya telah kehilangan banyak tank di Gaza, dan mengakui pula kekurangan mortir, tentara dan perwira karena banyak pula tentara yang tewas dan terluka dalam perang Gaza.
Selama perang Israel di Gaza, kubu resistensi Palestina mengumumkan kerusakan dan kehancuran ratusan tank Israel akibat serangan yang dilakukan para pejuang Gaza dengan menggunakan senjata anti-tank, termasuk Al-Yassin 105 dan Kornet. (raialyoum)
Pasukan Yaman Kembali Lancarkan Operasi Militer Anti-Israel
Angkatan Bersenjata Yaman kubu Ansarullah mengumumkan pelaksanaan tiga operasi militer baru bela Palestina, termasuk bekerja sama dengan pejuang anti-teror Irak.
Juru bicara militer Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree pada hari Senin (15/7) mengatakan, “Operasi pertama dilakukan oleh angkatan laut, pasukan rudal, dan angkatan udara dengan menggunakan beberapa kapal drone, drone udara, dan rudal balistik, dengan sasaran kapal ‘Bentley I’ di Laut Merah.”
“Operasi kedua menyasar kapal tanker minyak ‘Chios Lion’ di Laut Merah dengan perahu nirawak, dan tepat mengena target secara langsung,” kata juru bicara tersebut.
Dia mengatakan kapal-kapal itu diserang karena melanggar larangan yang diterapkan militer Yaman bagi pelayaran menuju pelabuhan di wilayah pendudukan Palestina.
Pasukan Israel telah menerapkan larangan tersebut sejak 7 Oktober, ketika rezim Israel mulai melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza.
Serangan brutal Israel sejauh ini telah menggugurkan sedikitnya 38.664 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai 89.097 lainnya.
Yahya Saree menambahkan bahwa operasi militer ketiga dilakukan secara bersama oleh pasukan Yaman dan para pejuang Resistensi Islam Irak (IRI) dengan sasaran yang terletak di Laut Mediterania.
Dia menyebutkan targetnya adalah sebuah kapal bernama “Olvia,” dan memastikan bahwa operasi tersebut telah berhasil mencapai tujuannya.
Saree memberikan spesifikasi kapal tersebut, sementara Vessel Finder, sebuah layanan pelacakan pelayaran, menyebutnya sebagai kapal tanker kimia dan produk minyak berbendera Siprus yang berlabuh di pelabuhan Ashdod di bagian tengah wilayah pendudukan pada 13 Juli sebelum berlayar menuju Mediterania Timur.
Ketiga operasi tersebut, kata juru bicara Saree, dilakukan “demi membela rakyat tertindas Palestina dan sebagai balasan terhadap pembantaian di al-Mawasi .”
Al-Mawasi adalah sebuah kamp pengungsi di dekat kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan, yang menjadi sasaran serangan udara intensif Israel pada hari Sabtu, hingga menyebabkan sedikitnya 90 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, gugur dan lebih dari 300 lainnya terluka.
Israel menggempur kamp itu dengan dalih menyerang para pemimpin Hamas.
Saree mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan bahwa pasukan Yaman akan melanjutkan operasi bela Palestina mereka selama rezim Zionis Israel masih mempertahankan perang dan blokade terhadap Gaza. (presstv)
Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Wilayah Kiryat Shmona
Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa kelompok pejuang Hizbullah melancarkan serangan dengan puluhan roket.
“Sekitar 20 rudal diluncurkan ke arah Kiryat Shmona dalam salvo roket terbaru dari Lebanon,” ungkap surat kabar Israel tersebut, Senin (15/7), sembari menyebutkan bahwa beberapa roket jatuh dan meledak di sekitar Kiryat Shmona, dan sejumlah roket lainnya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara.
Surat kabar Israel lainnya, Haaretz, menyatakan bahwa serangan roket itu terdeteksi di rumah-rumah di Kiryat Shmona, tanpa rincian lebih lanjut.
Pemerintah kota Kiryat Shmona menyatakan, “Setelah roket ditembakkan dari Lebanon ke kota tersebut dalam beberapa menit terakhir, dan karena kekhawatiran akan lebih banyak roket yang diluncurkan, kami meminta penduduk Kiryat Shmona untuk terus berada di dekat kawasan perlindungan.”
Otoritas Penyiaran Israel menyiarkan penggalan rekaman video salah satu roket yang jatuh di sebuah jalan di Kiryat Shmona.
Di pihak lain, Hizbullah sendiri menyatakan para pejuangnya menyerang kawasan Kiryat Shmona dengan puluhan roket Al-Falaq dan Katyusha, “sebagai balasan atas serangan Israel terhadap desa-desa dan rumah-rumah di selatan, terutama pembantaian mengerikan yang dilakukan musuh di kota Bint Jbeil, yang menyebabkan gugurnya warga sipil.”
Sebelumnya pada Senin malam, jet tempur Israel menyerang daerah kota Kfar Kalla dan Bint Jbeil di Lebanon selatan.
Hizbullah mengumumkan satu anggotanya gugur di Lebanon selatan, sehingga jumlah total anggotanya yang gugur sejak Oktober 2023 bertambah menjadi 369 syahid.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah terlibat konfrontasi setiap hari dengan tentara Israel, melintasi “Garis Biru” pemisak, dan menyebabkan ratusan orang tewas dan terluka.
Hizbullah menyatakan akan menyudahi serangannya jika Israel menghentikan agresi militernya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, yang telah menjatuhkan korban jiwa dan luka lebih dari 127.000 orang Palestina, dan menyebabkan korban hilang sebanyak lebih dari 10.000 orang.
Israel melanjutkan perang ini sembari mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB agar Israel segera menghentikannya. Israel juga mengabaikan perintah Mahkamah Internasional agar Israel mengakhiri invasi ke Rafah (Jalur Gaza selatan), serta mengambil tindakan untuk mencegah tindakan genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza. (raialyoum)