Jakarta, ICMES. Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah membalas ancaman Rezim Zionis Israel dengan menegaskan bahwa pihaknya akan mengembalikan Israel ke zaman batu.

Iran menangkap delapan tersangka dalam peristiwa serangan teror yang terjadi pada hari Ahad lalu di sebuah komplek makam suci Shahceragh di kota Shiraz, dan bahwa semua tersangka itu adalah warga negara asing.
Berita Selengkapnya:
Sekjen Hizbullah: Kami akan Kembalikan Israel ke Zaman Batu
Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah membalas ancaman Rezim Zionis Israel dengan menegaskan bahwa pihaknya akan mengembalikan Israel ke zaman batu.
Dalam pidato pada acara peringatan ke-17 kemenangan Hizbullah dalam Perang Juli 2006 melawan Israel, Senin (15/8), dia mengatakan, “Musuh (Israel) dapat memperkirakan berapa rudal presisi yang diperlukan oleh kubu resistensi (Hizbullah) untuk menghancurkan insfrastruktur utama Israel. Jika perang berkembang menjadi perang (Israel) melawan Poros Resistensi maka tak akan ada lagi sesuatu yang bernama Israel. Musuh, Israel, sekarang jauh lebih lemah dari semula, sedangkan resistensi dan porosnya sekarang jauh lebih kuat dari semula.â€
Sayid Nasrallah menyebutkan bahwa 17 tahun setelah perang dengan Libanon “Israel belum mampu membangun kembali citra militer mereka yang rusak.â€
“Militer Israel saat ini berada pada kondisi terburuknya dibandingkan dengan masa lalu … (dan inilah mengapa) musuh telah berpindah dari posisi ofensif ke posisi defensif,†ujarnya.
Nasrallah menambahkan bahwa Poros Resistensi saat ini berada di atas angin di semua wilayah, sementara Israel bersembunyi di balik tembok.
“Poros Resistensi telah mengambil inisiatif dengan persentase yang besar, dan hari ini Israel bersembunyi di balik tembok. Kami akan mengembalikan Israel ke zaman batu jika mereka berperang dengan Lebanon, dan tentara Israel berada dalam kondisi yang terburuk di banding masa lalu,†tegasnya.
Pemimpin Hizbullah memastikan perlawanan terhadap Israel semakin intensif baik di Lebanon maupun di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, terutama Tepi Barat, sementara kondisi di Israel semakin memburuk.
Sayid Nasrallah mengatakan otoritas Israel mengadakan manuver militer setiap tahun untuk memperkuat front dalam wilayah mereka, tapi mereka telah mencapai kesimpulan bahwa front ini belum siap untuk perang.
“Mata rantai yang hilang di front Israel adalah ketidakpercayaan (pada komandan militer dan pemimpin politik Israel). Para penjajah tidak siap berkorban dan menerima konsekuensi perang. Sejak perang 33 hari, citra tak terkalahkan tentara Israel telah hancur dan militer rezim menjadi lemah dan tidak berdaya,†ungkapnya. (raialyoum/presstv)
Iran Cokok Delapan Tersangka Serangan Teror di Makam Suci Shiraz
Seorang pejabat tinggi kehakiman Iran mengkonfirmasi pada hari Senin (14/8) bahwa aparat negara ini telah menangkap delapan tersangka dalam peristiwa serangan teror yang terjadi pada hari Ahad lalu di sebuah komplek makam suci Shahceragh di kota Shiraz, dan bahwa semua tersangka itu adalah warga negara asing.
Ketua Kehakiman provinsi Fars Kazem Mousavi mengatakan kepada kantor berita Mizan, yang berafiliasi dengan Kehakiman Iran, bahwa pelaku utama diidentifikasi sebagai warga negara Tajikistan bernama Rahmatullah Norozov. Kewarganegaraan para tersangka lainnya masih belum diungkap.
Dia menambahkan bahwa polisi Iran telah menemukan rumah persembunyian para teroris.
Sementara itu, seorang sumber informasi mengatakan bahwa pelaku utama insiden tragis tersebut telah mendapatkan pelatihan di Afghanistan.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi mengatakan kepada TV pemerintah bahwa teroris itu bekerja sama dengan “jaringan yang beroperasi” di luar Iran.
Dia mengecam organisasi-organisasi internasional dan apa yang disebut pembela HAM karena bungkam tak mengutuk aksi teror mematikan tersebut.
Vahedi menyatakan bahwa musuh Iran secara keliru berpikir bahwa mereka dapat mengacaukan keamanan dan stabilitas negara dengan aksi “pengecut” mereka.
Vahidi bersumpah akan memberikan hukuman berat terhadap mereka yang bekerja sama, mendukung, dan terlibat dalam serangan tersebut.
Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk keras serangan teror tersebut ,
“Tindakan yang menargetkan situs keagamaan, (dan) tempat ibadah sangat menjijikkan,” katanya.
Sekjen PBB menekankan bahwa para pelaku tindak pidana terhadap warga sipil, yang menggunakan hak mereka untuk menjalankan agama mereka secara bebas, harus diadili.
Sedikitnya dua orang dilaporkan tewas dan 10 lainnya luka-luka akibat serangan teror pada Ahad malam tersebut.
Pelaku utama serangan ini segera ditangkap dan diserahkan kepada penyidik untuk diinterogasi dan penyelidikan lebih lanjut.
Presiden Iran Seyed Ebrahim Rayeesi telah memerintahkan penyelidikan dan berjanji untuk membawa para pelaku ke pengadilan.
Komplek bangunan makam Shahceragh sebelumnya juga pernah menjadi sasaran serangan serupa pada akhir Oktober 2022, yang menewaskan 15 peziarah, termasuk wanita dan anak-anak, serta melukai puluhan lainnya sebelum pelaku ditembak dan dilukai oleh pasukan keamanan, dan tewas di rumah sakit akibat luka-lukanya.
Dua rekan pelaku dieksekusi pada bulan lalu, setelah divonis hukuman mati.
Iran telah menjadi sasaran serangan teror yang menewaskan ribuan warganya dalam beberapa dekade terakhir. Para pejabat Iran menekankan bahwa negara ini adalah korban terorisme. Mereka mengatakan bahwa Teheran telah kehilangan lebih banyak orang daripada negara lain dalam perang melawan terorisme, dan mereka juga mengkritik negara-negara Barat atas sikap standar ganda mereka dalam masalah terorisme. (fna)