Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 14 Mei 2019

fujairah emiratJakarta, ICMES: Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan bahwa empat kapal komersial terkena serangan “sabotase” di perairannya, beberapa jam setelah negara ini menyangkal laporan mengenai adanya ledakan di terminal kapal tanker minyak.

Pemerintah Iran menyatakan prihatin atas laporan adanya ledakan pada beberapa kapal di kawasan lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA), dan menyebutnya sebagai  “petualangan para pemain asing”.

Satuan Pasukan Arab Suriah (SAA) telah menghancurkan markas kelompok teroris yang menamakan dirinya “Ansar al-Tauhid” di sebuah daerah di timur distrik Hawiz di bagian barat laut provinsi Hama, Suriah.

Kelompok besar pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi menyatakan bahwa pasukannya akan berada di suatu kawasan luas di provinsi Nineveh, Irak utara, dan mengumumkan rencana pengerahan pasukan di sana.

Berita selengkapnya:

Ledakan Menghantam Empat Kapal Komersial Di Selat Hormuz

Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan bahwa empat kapal komersial terkena serangan “sabotase” di perairannya, beberapa jam setelah negara ini menyangkal laporan mengenai adanya ledakan di terminal kapal tanker minyak. Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serika (AS) dan Iran.

Kementerian Luar Negeri UEA, Minggu (11/5/2019), menyatakan keempat kapal itu menjadi sasaran “operasi sabotase” di perairan dekat pelabuhan Fujairah, UEA. Tidak ada korban yang dilaporkan, sebagaimana juga tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai sabotase yang dimaksud serta negara asal kapal yang menjadi sasaran serangan.

“Menundukkan kapal komersial pada operasi sabotase dan mengancam nyawa awak mereka dianggap sebagai perkembangan berbahaya,” ungkap Kementerian itu dalam sebuah pernyataannya, sembari menambahkan bahwa pihaknya sedang menyelidiki peristiwa ini.

Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah otoritas Fujairah membantah laporan bahwa sebuah ledakan telah mengguncang terminal minyak di pelabuhan UEA tersebut.

TV Libanon Mayadeen adalah media yang pertama kali melaporkan ledakan itu, yang kemudian dikutip oleh Press TV milik Iran. Pejabat di Fujairah meminta media untuk “menyelidiki secara akurat dan mengandalkan sumber-sumber resmi.”

Petinggi parlemen Iran Heshmatollah Falahatpisheh di halaman Twitter-nya menyatakan, “Ledakan di Fujairah menunjukkan bahwa keamanan di selatan Teluk Persia (rentan) seperti kaca.”

Fujairah berada di kawasan Teluk Oman di sisi selatan Selat Hormuz.  Dengan keberadaan UEA dan Arab Saudi di satu sisi dan Iran di sisi lain maka sepertiga dari total minyak dunia di laut melintasi Selat Hormuz yang lebarnya hanya 39 kilometer.

UEA tidak secara langsung menyalahkan Iran atas dugaan sabotase, namun insiden ini terjadi beberapa hari setelah Administrasi Maritim AS mengklaim bahwa “Iran dan atau proxy regionalnya dapat mengambil tindakan terhadap kepentingan AS dan sekutunya, termasuk infrastruktur produksi minyak” di wilayah. (rt)

Iran Sebut Peledakan Di Perairan UEA “Permainan Asing”

Pemerintah Iran menyatakan prihatin atas laporan adanya ledakan pada beberapa kapal di kawasan lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA), dan menyebutnya sebagai  “petualangan para pemain asing”.

Dalam sebuah pernyataannya, Senin, (12/5/2019), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Moussavi menyebut insiden itu “menyedihkan” dan “mengkhawatirkan” serta menyerukan penyelidikan secara menyeluruh.

Dia juga memperingatkan negara-negara tetangganya di kawasan Teluk Persia agar mewaspadai “para pencari penyakit.”

Pernyataan itu muncul tak lama setelah Kementerian Luar Negeri UEA mengkonfirmasi terjadinya “sabotase” terhadap setidaknya empat kapal komersial di dekat perairan dekat pelabuhan Fujairah, UEA.

Televisi Libanon al-Mayadeen Minggu lalu melaporkan bahwa setidaknya tujuh kapal tanker hancur dilalap api di pelabuhan strategis Al-Fujairah, salah satu situs bunker minyak terbesar di dunia di dekat Selat Hormuz. Laporan ini menyebutkan bahwa beberapa ledakan kuat juga terdengar di pelabuhan.

Penyebab ledakan belum dipastikan dan belum ada klaim tanggung jawab, sementara spekulasi yang ada berkisar mulai dari serangan drone atau rudal dari Yaman, hingga kemungkinan penjatuhan bom oleh pasukan Amerika Serikat (AS) untuk memicu ketegangan di Teluk Persia.

Ekspor minyak dihentikan untuk sementara waktu dari UEA, yang membangun fasilitas penyimpanan minyak mentah terbesar di dunia di Fujairah, yang mampu menyimpan hingga 14 juta barel minyak, di luar Teluk Persia dan Selat Hormuz.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi di hari yang sama mengutuk ” sabotase” itu dan menyatakan solidaritasnya dengan UEA.

Sebelumnya,  Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih menyebut serangan itu sebagai upaya untuk “merusak kebebasan navigasi maritim, dan keamanan pasokan minyak untuk konsumen di seluruh dunia.” (presstv/cnn)

SAA Hancurkan Markas Teroris “Ansar al-Tauhid”

Satuan Pasukan Arab Suriah (SAA) telah menghancurkan markas kelompok teroris yang menamakan dirinya “Ansar al-Tauhid” di sebuah daerah di timur distrik Hawiz di bagian barat laut provinsi Hama, Suriah.

Kamera kantor berita Sputnik milik Rusia merekam operasi militer SAA saat menggempur markas itu dan terlihat serangan artileri SAA berhasil menghancurkannya.

Organisasi Ansar al-Tauhid adalah nama baru kelompok “Jund al-Aqsa” yang beraliran Salafi/Wahhabi dan berafiliasi dengan organisasi teroris Negara Islam Irak dan Suriah (IS/ISIS/ISIL/DAESH).  Kelompok bersenjata yang berada di bawah komando gembong teroris terkenal Abu Abdul Aziz al-Qatari itu aktif di kawasan timur provinsi Hama sebelum kemudian dikalahkan oleh SAA.

Pada akhir tahun lalu, kelompok “Haras al-Din” menggabungkan dua kelompok bersenjata “Ansar al-Tauhid”  di  wilayah kontrolnya di Hama utara  dan selatan Idlib selatan serta melindungi  militan yang berasal dari negara-negara Arab, sementara militan ISIS lain dari Ansar al-Tauhid yang berasal dari Asia Tengah bergabung ke barisan “Partai Islam Turkestan, yang mengendalikan bagian barat daya provinsi Idlib dan bagian timur laut provinsi Lattakia yang berbatasan dengan Turki. (alalam)

Pasukan Relawan Irak Dikerahkan Lagi Ke Provinsi Nineveh

Kelompok besar pasukan relawan Irak al-Hashd al-Shaabi menyatakan bahwa pasukannya akan berada di suatu kawasan luas di provinsi Nineveh, Irak utara, dan mengumumkan rencana pengerahan pasukan di sana.

“Berdasarkan perjanjian sebelumnya dengan komando operasi gabungan dan komando operasi militer Nineveh telah dikoordinasikan dengan mereka untuk penetapan rencana baru penyebaran satuan-satuan keamanan yang berlokasi di provinsi itu.  Ada pembagian operasi pada badan-badan keamanan lain dan al-Hashd al-Shaabi, ” ungkap Pusat Media Perang Irak mengutip pertanyaan komandan operasi al-Hashd al-Shaabi, Raid al-Karawi, Minggu (12/5/2019).

Al-Karawi menambahkan, “Satuan-satuan pasukan al-Hashd al-Shaabi eksis di Sinjar, Tal Afar dan Al-Hadar di samping daerah dataran Nineveh.” Dia menyangkal laporan beberapa media bahwa ada penarikan satuan-satuan pasukan al-Hashd al-Shaabi dari Nineveh.

Dia juga mengatakan, “Sesuai rencana, akan ada pengerahan lagi al-Hashd al-Shaabi sambil mempertahankan pasukan cadangan dan menetapkan beberapa unit pada pelatihan dengan kehadiran mereka di kawasan luas di barat Nineveh.” (alalam)