Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 13 Juli 2021

erdogan dan isaac herzogJakarta, ICMES. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan kontak telefon dengan Presiden Israel Isaac Herzog dan menyatakan bahwa hubungan antara Turki dan Israel penting bagi Timur Tengah dan terbuka kemungkinan bagi kerjasama antara keduanya.

Menteri Pertahanan Yaman kubu Sanaa, ibu kota Yaman, Mohammad Nasser Al-Atifi, menegaskan bahwa pihaknya memiliki strategi militer baru yang sejalan dengan perkembangan situasi Yaman, dan bahwa tak ada jalan bagi Arab Saudi kecuali mengakui kekalahannya dalam Perang Yaman.

Berita Selengkapnya:

Erdogan Sebut Hubungan Turki-Israel Penting Timur Tengah, Ini Komentar Pedas Publik Arab

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan kontak telefon dengan Presiden Israel Isaac Herzog dan menyatakan bahwa hubungan antara Turki dan Israel penting bagi Timur Tengah dan terbuka kemungkinan bagi kerjasama antara keduanya.

Kantor Kepresiden Turki, Senin malam (12/7), menyebutkan bahwa dalam percakapan telefon itu Erdogan mengucapkan selamat atas pelantikan Herzog sebagai presiden Israel, sembari menekankan bahwa hubungan antara Turki dan Israel “sangat penting bagi keamanan dan stabilitas Timur Tengah.”

Presiden Turki juga menggaris bawahi perlunnya menjaga komunikasi dan dialog Turki-Israel meski terdapat perselisihan antara keduanya.

Menurut Erdogan, Turki dan Israel sama-sama memiliki potensi besar di berbagai bidang, terutama energi, pariwisata dan teknologi.

Dia juga memastikan kepada Herzog bahwa langkah-langkah positif akan diambil untuk penyelesaian krisis Palestina-Israel, yang juga akan berkontribusi dalam proses hubungan Turki-Israel pada  “tren positif”.

Berita ini di situs berita berbahasa Arab Rai Al-Youm yang berbasis di London, Inggris, mendapat banyak komentar kecaman terhadap Erdogan.

Ridhwan, salah satu komentator, menyatakan, “Si Ottoman Erdogan ini tidaklah aneh berbicara demikian, sebab Dinasti Ottoman dulu memang telah menjajah dunia Arab dan menyebabkannya mundur di semua bidang kehidupan, dan menggiring orang-orang Arab kepada peperangan Ottoman yang sia-sia di luar perbatasan mereka.”

Dia lantas menyebutkan, “Ottoman mendukung negara Yahudi dan mengakuinya sejak awal kemunculan negara ini. Ottoman bahkan merupakan salah penyebab kemunculan negara ini. Erdogan dan Yahudi bertemu dalam kebencian kepada umat Arab dan upaya melemahkannya.”

Komentator lain bernama Amir menuliskan, “Turki dan Emirat telah menjadi lebih berbahaya dari pendudukan Israel sendiri bagi umat Arab. Sebab Israel adalah musuh nyata yang tak disaksikan lagi oleh orang yang berakal. Sedangkan Emirat mengenakan gaun Arab tapi sembari mendukung sepenuhnya pendudukan Israel atas Arab dan Muslimin. Turki mengenakan pakaian Islam, tapi juga menyokong pendudukan Israel atas Arab dan Muslimin. ”

Amir menambahkan, “Sudah terungkap kaki tangan AS dan Zionis internasional di kawasan Arab. Sejak itu, siapa beritikad baik dalam berinteraksi dengan para antek ini kalau bukan lalai maka dia juga merupakan antek AS dan Israel”. (raialyoum)

Menhan Yaman: Tak Ada Jalan bagi Saudi Kecuali Mengakui Kekalahannya

Menteri Pertahanan Yaman kubu Sanaa, ibu kota Yaman, Mohammad Nasser Al-Atifi, menegaskan bahwa pihaknya memiliki strategi militer baru yang sejalan dengan perkembangan situasi Yaman, dan bahwa tak ada jalan bagi Arab Saudi kecuali mengakui kekalahannya dalam Perang Yaman.

“Yaman memiliki fasilitas defensif dan ofensif di berbagai level pendidikan, persenjataan dan taktik. Manajemen perang bersejarah dan determinan ini tak lagi di tangan agresor, melainkan tangan para komandan dan pemimpin revolusioner Yaman yang lebih tinggi,” ungkap Al-Atifi kepada kantor berita Yaman, Saba, Senin (12/7).

Dia memperingatkan bahwa jika koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab (UEA) terus memaksakan kehendak mereka terhadap Yaman maka mereka harus membayar mahal.

“Kami tekankan sekali lagi, babak permusuhan berbahaya sudah kami lewati, dan fakta di lapangan mengatakan bahwa tak ada jalan keluar bagi agresor kecuali menerima kekalahan dan keluar dari Yaman,” tegasnya.

Menhan Yaman memastikan tak ada tempat bagi kebercokolan pasukan asing di tanah air Yaman karena “kehendak bangsa Yaman tak akan pernah terpatahkan, dan merupakan bagian dari tekad umat Islam, terutama Poros Resistensi”.

Menurut Al-Atifi, isu perdamaian dimainkan oleh koalisi hanya sebagai bahan propaganda, sementara kontinyuitas blokade dan agresi mereka di Yaman adalah ancaman terbesar bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.

Di bagian akhir dia menyebutkan bahwa koalisi Saudi-UEA memanfaatkan kawanan teroris dalam menjalankan aksinya di Yaman sehingga menandai kekalahan telak mereka dan kandasnya peran AS. (fna)