Jakarta, ICMES. Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengumumkan pengunduran diri dan pemerintahannya menyusul langkah sama oleh sejumlah menterinya di tengah maraknya aksi protes yang melanda negara ini menyusul tragedi ledakan dahsyat yang terjadi di pelabuhan Beirut.
Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, di Jalur Gaza telah melesatkan rentetan rudal ke arah laut Mediterania sebagai peringatan baru bagi Israel perihal aksi blokade dan agresinya terhadap salah satu wilayah Palestina tersebut.
Para pejuang Ansarallah (Houthi) mencetak kemajuan baru dalam pergerakan militernya di wilayah Provinsi Al-Bayda setelah belakangan ini terlibat pertempuran sengit melawan pasukan loyalis presiden pelarian Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi yang didukung pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.
Kementerian Luar Negeri Turki bersumbar bahwa negara ini sanggup mengalahkan apa yang disebutnya “aliansi jahat†di Laut Mediterania.
Berita selengkapnya:
Buntut Ledakan Beirut, PM Libanon Mengudurkan Diri
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengumumkan pengunduran diri dan pemerintahannya menyusul langkah sama oleh sejumlah menterinya di tengah maraknya aksi protes yang melanda negara ini menyusul tragedi ledakan dahsyat yang terjadi di pelabuhan Beirut.
Dalam pidato siaran langsung televisi, Senin (10/8/2020), Diab mula-mula mengutuk ledakan itu dan menilainya sebagai konsekuensi dari salah urus akibat “korupsi endemik”.
“Hari ini kami mengikuti keinginan masyarakat dalam tuntutan mereka untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang yang bertanggung jawab atas bencana yang telah bersembunyi selama tujuh tahun, dan keinginan mereka untuk perubahan nyata,” ungkapnya.
Dia menambahkan, “Menghadapi kenyataan ini, hari ini saya mengumumkan pengunduran diri pemerintahan ini… Semoga Allah menyelamatkan Lebanon, semoga Allah menyelamatkan Lebanon, semoga Allah menyelamatkan Lebanon.â€
Di bagian lain dalam pidatonya, Diab mengecam para aktor politik korup yang dinilainya telah mendistorsi kebenaran untuk merusak upaya pemerintahannya menciptakan perubahan untuk memenuhi tuntutan rakyat.
Diab mmengaku menempuh “langkah mundur” agar dapat berdiri bersama rakyat “dan berjuang untuk perubahan bersama mereka”.
“Kami bersama rakyat dalam seruan untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan ini,†tegasnya.
Diab juga mengecam pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan ledakan Beirut untuk meraih keuntungan politik mereka sendiri.
Menurut pengumuman yang disiarkan televisi pada Senin malam, Presiden Lebanon Michel Aoun telah menerima pengunduran Diab dan pemerintahannya, namun memintanya untuk tetap berada dalam kapasitasnya sebagai pengurus sampai kabinet baru terbentuk.
Kabinet Diab sendiri baru dibentuk pada bulan Januari lalu setelah sekian bulan terjadi kevakuman kekuasaan. Kabinet itu sedianya adalah untuk memerangi dugaan korupsi dan salah urus, serta untuk membangkitkan kembali ekonomi Lebanon yang terpuruk.
Diab mengumumkan pengunduran dirinya setelah empat menteri kabinetnya juga mundur dari jabatan masing-masing menyusul tragedi ledakan besar yang bahkan menghebohkan dunia.
Menurut catatan terbaru, ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut pada Selasa lalu (4/8/2020) menewaskan sedikitnya 200 orang dan melukai sekira 6.000 orang. Ledakan itu sedemikian dahsyat sehingga disebut-sebut sebagai ledakan terbesar non-nuklir di dunia.
Tragedi itu juga menyebabkan puluhan orang hilang, dan sekira 300.000 orang terpaksa mengungsi akibat kehancuran yang meluas. (/presstv/aljazeera)
Peringatan untuk Israel, Hamas Lesatkan Rudal ke Laut Mediterania
Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, di Jalur Gaza telah melesatkan rentetan rudal ke arah laut Mediterania sebagai peringatan baru bagi Israel perihal aksi blokade dan agresinya terhadap salah satu wilayah Palestina tersebut.
Dilaporkan bahwa sedikitnya delapan roket melesat di angkasa Jalur Gaza menuju Laut Mediterania dan membuat penduduk pesisir bersorak sorai menyaksikan pemandangan tersebut.
Sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada AFP bahwa roket itu merupakan “pesan” bagi Israel bahwa kubu resistensi di Gaza tidak akan “tinggal diam†dalam menghadapi blokade dan “agresi†Israel.
Sumber itu juga menyebutkan bahwa penembakan sejumlah roket itu dilakukan bersamaan dengan peluncuran balon pembakar dari Jalur Gaza ke wilayah Israel (Palestina pendudukan 1948).
Kementerian Dalam Negeri yang dikelola Hamas kemudian membuat pernyataan yang memuji penembakan roket itu dan menyebutnya “aksi perlawanan” .
Jalur Gaza berada dikenai blokade darat, udara dan laut oleh Israel sejak Juni 2007, setelah Hamas berkuasa di daerah yang ditempati oleh sekitar dua juta orang Palestina tersebut. Hamas menjadi sasaran kebencian dan permusuhan Israel karena telah bersumpah untuk terus berjuang melawan pendudukan Israel.
Sejak itu, pasukan Zionis kerap melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza, dan bahkan mengobarkan tiga perang besar yang masing-masing telah menewaskan ribuan orang Palestina.
Blokade Gaza yang melumpuhkan itu telah menyebabkan penurunan tajam dalam standar hidup serta melejitkan tingkat pengangguran dan kemiskinan hingga ke level yang belum pernah tersentuh sebelumnya. (presstv)
Pasukan Ansarullah Dekati Distrik Strategis di Yaman Tengah
Para pejuang Ansarallah (Houthi) mencetak kemajuan baru dalam pergerakan militernya di wilayah Provinsi Al-Bayda setelah belakangan ini terlibat pertempuran sengit melawan pasukan loyalis presiden pelarian Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi yang didukung pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.
Menurut laporan dari provinsi tersebut pada hari Senin (10/8/2020), pasukan Ansarallah dapat bergerak maju ke arah timur laut menuju perbatasan administratif Marib.
Dalam proses itu mereka berhasil merebut sejumlah posisi dan daerah dari tangan pasukan lawannya, termasuk dua desa Al-Syari’ah dan Al-Zahra’a serta Gunung Al-Alib.
Pasukan Ansarallah saat ini berjuang untuk membangun kendali penuh atas perbatasan selatan Marib dengan Al-Bayda.
Pada saat yang sama, sejumlah besar pejuang Ansarallah dewasa ini sedang bergerak ke arah timur menuju ibu kota administratif Marib, meskipun pasukan koalisi Arab berusaha menahan gerak maju mereka. (amn)
Turki Bersumbar Sanggup Kalahkan “Aliansi Jahat†di Laut Mediterania
Kementerian Luar Negeri Turki bersumbar bahwa negara ini sanggup mengalahkan apa yang disebutnya “aliansi jahat†di Laut Mediterania.
“Mereka yang bertindak dengan rasa ‘saya adalah satu-satunya pemilik Mediterania’ akan kecewa,†bunyi statemen yang dirilis kementarian itu, Senin (10/8/2020).
Kementerian itu melanjutkan, “Melalui perjanjian demarkasi perbatasan maritim yang disimpulkan bersama Mesir, Yunani telah menunjukkan bahwa mereka tidak tulus mengenai masalah dialog dengan kami.”
Kementerian Luar Negeri Turki kemudian bersumbar, “Ankara memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk mengalahkan aliansi kejahatan yang dibentuk untuk melawannya di Mediterania.”
Pernyataan tajam Kementerian Luar Negeri Turki itu merupakan tanggapan pertama atas desakan Kementerian Luar Negeri Yunani agar Turki menghentikan kegiatannya di Mediterania timur.
Menurut Yunani, kegiatan itu ilegal dan provokatif serta mengusik perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut.
“Yunani tidak akan menerima pemerasan. Kami akan mempertahankan hak kedaulatan kami,†ungkap Kementerian Luar Negeri Yunani.
Di hari yang sama Angkatan Laut Turki mengeluarkan pemberitahuan navigasi yang menyebutkan bahwa kapal Turki “Uruj Chief†akan melakukan survei seismik di Mediterania timur selama dua minggu ke depan.
Reuters melaporkan bahwa langkah ini dapat memperbarui ketegangan antara Turki dan Yunani, dua negara yang berselisih mengenai tuntutan yang tumpang tindih ihwal sumber daya minyak dan gas di kawasan tersebut. (amn)