Rangkuman Berita Utama Timteng Selasa 10 Oktober 2023

Jakarta, ICMES. Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza pada hari Senin (9/10) mengumumkan,  bahwa jumlah korban gugur di pihak Palestina bertambah menjadi 687 orang, sementara Israel mengumumkan korban tewas di pihaknya melonjak menjadi sekira 900 orang.

Kelompok pejuang Hizbullah di Lebanon melepaskan serangan rentetan roket ke Israel setelah sedikitnya tiga anggotanya gugur diserang Israel di Lebanon selatan di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan utara Israel.

Sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), Brigade Al-Qassam, pada hari Senin (9/10) mengumumkan pihaknya akan mengeksekusi tawanan sipil Israel jika pasukan Zionis Israel melancarkan pemboman lagi ke rumah-rumah warga sipil tanpa peringatan sebelumnya.

Berita selengkapnya:

Korban Tewas Israel Bertambah Menjadi 900 Orang, Korban Gugur Palestina 687 Orang

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza pada hari Senin (9/10) mengumumkan,  bahwa jumlah korban gugur di pihak Palestina bertambah menjadi 687 orang, sementara Israel mengumumkan korban tewas di pihaknya melonjak menjadi sekira 900 orang.

 “Jumlah korban tewas akibat agresi Israel yang sedang berlangsung pada hari ketiga di Jalur Gaza menjadi 687 orang Palestina, termasuk 140 anak-anak dan 105 wanita, dan korban luka 3.726 orang,” ungkap kementerian tersebut.

“Kejahatan pendudukan mengakibatkan pembantaian terhadap 13 keluarga,”lanjutnya.

Hamas dan faksi-faksi pejuang Palestina lainnya di Gaza pada hari Sabtu melancarkan melancarkan serangan fajar bersandi  Badai Al-Aqsa sebagai tanggapan atas serangan berkelanjutan yang dilakukan pasukan dan pemukim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina, harta benda mereka, dan kesucian mereka, khususnya Masjid Al-Aqsa  di Al-Quds Timur yang diduduki.

Di sisi lain, tentara Israel melancarkan operasi “Pedang Besi” dan terus melancarkan serangan intensif di banyak wilayah di Jalur Gaza, yang dihuni oleh lebih dari dua juta orang Palestina yang menderita akibat blokade sejak tahun 2006.

Media Israel pada hari Senin mengumumkan jumlah korban tewas di pihaknya dalam konfrontasi dengan faksi-faksi Palestina mencapai 900 orang, dan korban luka 2.616 orang.

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan pihaknya terbuka untuk berdiskusi mengenai kemungkinan gencatan senjata dengan Israel, setelah “kami mencapai tujuan kami.”

Ketika ditanya apakah Hamas siap membahas kemungkinan gencatan senjata, anggota biro politik Hamas, Musa Abu Marzouk, dalam wawancara telepon dengan Aljazeera mengatakan, “Kami tentu saja terbuka untuk demikian. Kami terbuka untuk semua dialog politik.”

Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam panggilan telepon dengan Sekjen PBB, Antonio Guterres, Senin, meminta PBB melakukan intervensi “untuk menghentikan agresi Israel,” khususnya di Jalur Gaza, dan pengiriman bantuan kemanusiaan dan kesehatan untuk penduduk Gaza.

Presiden Palestina menegaskan, “Satu-satunya solusi terhadap semua eskalasi yang terjadi di kawasan ini adalah solusi politik dengan mengakhiri pendudukan Israel atas tanah negara Palestina, dengan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibu kotanya.”

Sebelumnya di hari yang sama, Guterres menyatakan “kesedihan mendalam” atas keputusan Israel memberlakukan “blokade total” terhadap Jalur Gaza.

Dalam konferensi pers dari New York, Guterres mengatakan bahwa pengumuman Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bahwa Israel akan menghentikan semua pasokan listrik, makanan dan bahan bakar “hanya akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah buruk di wilayah pesisir Palestina.”

Dia mengatakan, “PBB sedang melakukan upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang mendesak kepada masyarakat Jalur Gaza, dan melakukan kontak dengan semua pihak internasional yang berkepentingan untuk menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung.” (raialyoum/wafa)

Tiga Anggotanya Terbunuh, Hizbullah Gempur Israel  

Kelompok pejuang Hizbullah di Lebanon melepaskan serangan rentetan roket ke Israel setelah sedikitnya tiga anggotanya gugur diserang Israel di Lebanon selatan di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan utara Israel.

Hizbullah dalam pernyataannya pada hari Senin (9/10) mengaku telah menembakkan roket dan mortir ke dua pos militer Israel di Galilea.

Militer Israel mengatakan pihaknya mengidentifikasi sejumlah “peluncuran” dari Lebanon ke Israel, tanpa menimbulkan korban jiwa. Dikatakan pihaknya membalas dengan tembakan artileri ke Lebanon.

Hizbullah, anggota paling tangguh dari jaringan kelompok pejuang regional yang didukung oleh Iran, membenarkan bahwa penembakan Israel telah menggugur sedikitnya tiga anggota Hizbullah.

Kantor berita AP mengidentifikasi mereka yang  gugur adalah Hussam Mohammad Ibrahim, Ali Raef Ftouni, dan Ali Hassan Hodroj.

Hizbullah mengatakan bahwa mereka yang terbunuh adalah “syuhada yang gugur akibat agresi Zionis di Lebanon selatan pada Senin sore”.

Militer Israel mulai menembaki Lebanon selatan pada hari Senin setelah serangan lintas batas yang diklaim dilakukan oleh kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina (PIJ).

Tentara Israel mengatakan serangan tentara yang didukung helikopter menewaskan sedikitnya dua pria bersenjata yang melintasi perbatasan.

Pertanyaan lantas muncul apakah Hizbullah, kekuatan tempur canggih dengan persenjataan rudal jarak jauh, akan ikut terlibat dalam perang antara Israel dan faksi-faksi pejuang Palestina di Gaza.

Jika Hizbullah terlibat maka konflik akan menjadi perang dua front bagi Israel, dan ini sudah lama dianggap sebagai skenario mimpi buruk oleh lembaga militer Zionis.

Hizbullah dan Israel sempat terlibat baku tembak pada hari Minggu. Hizbullah menembakkan rudal ke posisi Israel di kawasan pertanian Shebaa, yang diklaim oleh Lebanon dan direbut oleh Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967, sebagai “solidaritas” dengan Palestina.

Namun Hizbullah sejauh ini menghindari partisipasi lebih dalam, dan membantah terlibat dalam serangan PIJ yang terjadi pada hari Senin. Militer Israel mengatakan pasukannya telah “membunuh sejumlah tersangka bersenjata yang menyusup ke wilayah Israel dari wilayah Lebanon”, tetapi tidak menyebutkan jumlah pastinya.

Beberapa pakar menyebutkan bahwa posisi Hizbullah bisa berubah jika Israel melancarkan serangan darat di Gaza, yang merupakan rumah bagi lebih dari 2,3 juta orang Palestina.

Keterbunuhan anggota Hizbullah mencerminkan “eskalasi nyata” di perbatasan Lebanon, dan Hizbullah sering melakukan pembalasan atas keterbunuhan anggotanya. Hizbullah dan Israel belum pernah terlibat konfrontasi besar satu sama lain sejak perang tahun 2006. (almayadeen/aljazeera)

Hamas Ancam Bunuh Tawanan Jika Israel Menggempur Gaza

Sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), Brigade Al-Qassam, pada hari Senin (9/10) mengumumkan pihaknya akan mengeksekusi tawanan sipil Israel jika pasukan Zionis Israel melancarkan pemboman lagi ke rumah-rumah warga sipil tanpa peringatan sebelumnya.

Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obeida mengatakan, “Setiap serangan terhadap rakyat kami tanpa peringatan akan dibalas dengan eksekusi sandera sipil.”

Pada hari ketiga serangan Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya terhadap Israel melalui laut, darat dan udara, Abu Obaida menambahkan, “Kami memutuskan untuk mengakhiri kejahatan fasis Zionis terhadap rakyat kami. Musuh tidak memahami bahasa kemanusiaan dan moral, dan kami akan mengatasinya dalam bahasa yang mereka tahu.”

Dia menambahkan, “Kami merasakan kepedihan atas apa yang menimpa banyak keluarga di Gaza akibat kejahatan fasis Zionis.” (raialyoum)