Rangkuman Berita Utama Timteng  Selasa 10 Desember  2024

Jakarta, ICMES. Sumber-sumber lapangan Suriah menyatakan Rezim Zionis Israel melakukan lebih dari 250 serangan udara terhadap Suriah selama 24 jam terakhir.

Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan berulang rezim Israel terhadap infrastruktur Suriah, dan perluasan pendudukannya atas Dataran Tinggi Golan Suriah.

Hizbullah Lebanon dan negara-negara Arab mengutuk serangan Israel terhadap Suriah, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan wilayah pendudukan Golan sudah menjadi milik Israel untuk selamanya.

Berita selengkapnya:

Israel Lancarkan Lebih dari 250 Serangan terhadap Suriah dalam 24 Jam

Sumber-sumber lapangan Suriah menyatakan Rezim Zionis Israel melakukan lebih dari 250 serangan udara terhadap Suriah selama 24 jam terakhir.

Sumber-sumber Suriah melaporkan pada Senin malam (9/12) bahwa tentara pendudukan Israel melancarkan serangan terhadap Bandara Qamishli dan Resimen ke-54 di wilayah Tartab di bagian timur laut Suriah.

Sumber-sumber itu menyatakan bahwa serangan Israel di Suriah menyasar kemampuan militer Suriah, dan pemboman tersebut menjangkau beberapa target berikut:

– Ain Minin di pedesaan Damaskus.

– Markas peperangan elektronik dekat Sayyida Zeinab di Rif Damaskus.

– Bandara helikopter di kota Aqraba.

– Pusat penelitian ilmiah di wilayah Barzeh.

– Pusat Penelitian di Jamraya.

– Bandara Qamishli.

– Daerah Shinchar, selatan Homs.

– Kapal perang di Latakia.

– Pusat Penelitian Ilmiah di Masyaf.

– Laboratorium pertahanan di Masyaf.

– Gudang tentara Suriah di Al-Corniche, Al-Mushairfa, dan Ras Shamra di pedesaan Latakia.

– Gudang di Al-Sumaria di Damaskus.

– Gudang senjata di Adra.

– Resimen ke-54 di daerah Tartab di kota Qamishli.

– Baterai pertahanan udara di pedesaan Damaskus dan kota-kota lain.

– Pesawat-pesawat militer.

– Pelabuhan Latakia.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Dataran Tinggi Golan akan selamanya menjadi bagian integral dari Israel, dan menekankan bahwa “setiap orang saat ini menyadari betapa pentingnya kendali kami atas wilayah tersebut.”

Dalam konferensi pers hari ini, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyebut kelompok oposisi yang merebut Damaskus sebagai orang-orang dengan “ideologi ekstremis Islam radikal.” Dia juga mengatakan, “Satu-satunya kepentingan kami adalah keamanan Israel dan warganya, karena itu kami menyerang sistem senjata-senjata strategis, seperti rudal dan bom-bom jarak jauh supaya tidak jatuh ke tangan para ekstremis.” (alalam)

Iran Kutuk Serangan Israel terhadap Suriah

Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan berulang rezim Israel terhadap infrastruktur Suriah, dan perluasan pendudukannya atas Dataran Tinggi Golan Suriah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei pada hari Senin (9/12) mengatakan agresi yang memburuk selama dua hari terakhir, terjadi pada saat rakyat Suriah sedang terdampak oleh penggulingan pemerintah negara ini, dan merupakan “pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).”

Dia menyebutkan bahwa pergerakan pasukan Zionis ke zona penyangga di wilayah pendudukan Golan melanggar perjanjian pelepasan tahun 1974 antara Tel Aviv dan Damaskus yang memisahkan bagian wilayah yang diduduki Israel dari tanah Suriah.

Baghaei menekankan bahwa okupasi zona penyangga itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, dan menyebut perluasan wilayah pendudukan Tel Aviv sebagai “indikasi pendekatan ekspansionis dan agresif rezim pendudukan dan penghinaannya terhadap semua aturan dan norma hukum internasional.”

Dia mendesak semua pihak regional dan internasional berusaha menghentikan pelanggaran Israel terhadap Suriah, dan dalam rangka ini pula dia mendesak Dewan Keamanan PBB mengambil “tindakan segera” untuk mengakhiri agresi dan meminta pertanggungjawaban Israel.

Baghaei mengecam para pendukung rezim Zionis di Barat karena memilih bungkam dan enggan bertindak dalam masalah ini.

Menurutnya, Tel Aviv menganggap pendekatan Barat tersebut sebagai sumber verifikasi atas pelanggaran yang dilakukannya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan demikian sehari setelah militan yang didukung asing menyerbu ibu kota Suriah, Damaskus, setelah memperoleh kemenangan besar di wilayah utara Suriah sekitar dua minggu setelah mereka bangkit kembali di sana.

Di tengah upaya para militan untuk bangkit kembali di negara tersebut, laporan menunjukkan bahwa mereka menerima dukungan kuat dari rezim Israel, Turki, dan beberapa negara Barat, yang telah bertindak sebagai pendukung utama kelompok anti-Damaskus sejak pecahnya militansi yang didukung asing di Suriah pada tahun 2011. (presstv)

Hizbullah dan Negara-Negara Arab Kutuk Serangan Israel terhadap Suriah, Netanyahu Nyatakan Golan Menjadi Milik Israel

Hizbullah Lebanon dan negara-negara Arab mengutuk serangan Israel terhadap Suriah, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan wilayah pendudukan Golan sudah menjadi milik Israel untuk selamanya.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (9/12), Hizbullah menyebut  Israel berusaha “menduduki lebih banyak wilayah di Dataran Tinggi Golan” serta “menyerang dan menghancurkan kemampuan pertahanan negara Suriah” setelah tergulingnya pemerintahBashar al-Assad di Suriah.

Hizbullah juga menegaskan dukungannya kepada rakyat Suriah serta menekankan keharusan terjaganya integritas Suriah.

“Kami menegaskan keberpihakan kami pada Suriah dan rakyatnya, dan menekankan keharusan penjagaan kesatuan wilayah dan bangsa Suriah,” ungkap Hizbullah.

Di hari yang sama, negara-negara Arab menyatakan penolakan mereka terhadap perebutan zona penyangga Suriah oleh Israel.

Penolakan itu dituangkan dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Qatar, Kuwait, Yordania, Irak, dan Liga Arab, sementara Radio Militer Israel menyatakan bahwa pasukan militer telah melakukan serangan darat ke zona penyangga Suriah, sambil terus melakukan serangan  udara besar-besaran  di berbagai lokasi di Suriah.

Pada hari Minggu, Tel Aviv mengumumkan runtuhnya Perjanjian Pemisahan Pasukan dengan Suriah tahun 1974, dan pengerahan tentara Israel di zona penyangga demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan Suriah, wilayah yang sebagian besar telah mereka duduki sejak tahun 1967.

Pada dini hari Minggu, pasukan oposisi Suriah memasuki Damaskus, ibu kota Suriah, dan mengambil kendali setelah tentara pemerintah Suriah menarik diri dari lembaga-lembaga publik dan jalan-jalan, sehingga mengakhiri 61 tahun pemerintahan Partai Baath  dan 53 tahun pemerintahan keluarga al-Assad.

Pertempuran dimulai antara tentara Suriah dan pasukan oposisi pada 27 November, di provinsi Aleppo dan Idlib, yang dikuasai faksi tersebut, kemudian kota Hama, Daraa, Suwayda, Homs, dan akhirnya Damaskus.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin menyatakan bahwa bagian dari Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki dan dianeksasi oleh negaranya akan tetap menjadi milik Israel “selamanya,” setelah tergulingnya pemerintahan Bashar al-Assad.

Netanyahu mengatakan pada konferensi pers di Al-Quds (Yerusalem)  bahwa ia berterima kasih kepada Presiden terpilih AS Donald Trump atas pengakuannya terhadap proses aneksasi Golan selama masa jabatan pertamanya antara tahun 2017 dan 2021, dan menambahkan bahwa “Golan akan menjadi bagian dari Negara Israel selamanya.”

Dia juga mengaku tidak akan menghentikan perang di Jalur Gaza “sekarang”, sambil melanjutkan upaya diplomatik untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

“Jika kita menghentikan perang ini sekarang, Hamas akan kembali, bangkit, membangun kembali dirinya, dan menyerang kita lagi. Inilah yang tidak ingin kami kembalikan,” tegasnya.

Netanyahu berjanji untuk melenyapkan gerakan Palestina menyusul serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilancarkannya terhadap Israel selatan pada 7 Oktober 2023. (raialyoum)