Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 16 April 2022

Jakarta, ICMES. Menanggapi memanasnya situasi di Quds dan Masjid Al-Aqsa akibat kebrutalan pasukan Zionis terhadap ribuan jemaah Palestina, Jumat (15/5), Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh menegaskan bahwa hanya ada “dua pilihan” di tengah situasi ini.

Berbagai negara dan organisasi Arab dan Islam mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serbuan dan brutalitas pasukan Zionis Israel ke Masjid Al-Aqsha, Quds, pada hari Jumat (15/4), yang telah menyebabkan ratusan orang jemaah Palestina terluka.

Berbagai negara dan organisasi Arab dan Islam mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serbuan dan brutalitas pasukan Zionis Israel ke Masjid Al-Aqsha, Quds, pada hari Jumat (15/4), yang telah menyebabkan ratusan orang jemaah Palestina terluka.

Berita Selengkapnya:

Kota Quds Membara, Pasukan Zionis Tebar Aksi Brutal di Masjid Al-Aqsa, Ratusan Orang Terluka

Ratusan jemaah Palestina di Masjid Al-Aqsa terluka akibat serangan pasukan Zionis Israel usai shalat subuh yang diikuti oleh ribuan orang di dalam dan di halaman masjid yang sangat disucikan oleh umat Islam ini, Jumat (15/4).

Lembaga Bulan Sabit Merah Al-Quds  menyatakan pihaknya menangani 117 korban luka yang dilarikan dari Masjid Al-Aqsa ke Rumah Sakit Al-Makassed dan rumah sakit lapangan Bulan Sabit Merah. Beberapa korban luka dirawat di lapangan. Mereka terkena peluru karet, bom kejut dan pemukulan.

Sumber-sumber di kota itu menyebutkan bahwa pasukan pendudukan naik ke dinding beberapa pintu masjid, sebelum melakukan penyerbuan yang diwarnai aksi penembakan bom kejut, gas air mata dan peluru karet secara intensif.

Menurut sumber-sumber itu, pasukan Zionis sengaja menembakkan puluhan bom kejut dan peluru karet terhadap para pemuda di Masjid Al-Qibli.

Bulan Sabit Merah mengumumkan pembukaan rumah sakit lapangan untuk merawat yang terluka, sementara Rumah Sakit Al-Makassed menyatakan telah menerima 40 korban luka, delapan di antaranya dirawat di ruang pemulihan, dan sedang dilakukan operasi pada pada beberapa korban lain.

Pasukan Zionis juga menyerang jemaah perempuan, orang tua, jurnalis dan penjaga Masjid Al-Aqsha, dan memecahkan kaca atas aula Al-Qibli.

Beberapa video yang beredar memperlihatkan kebrutalan pasukan Zionis di tempat suci dan di bulan suci tersebut.

Ribuan orang Palestina dari Quds dan berbagai daerah pendudukan lain berbondong-bondong mendatangi Masjid Al-Aqsha sejak dini hari, untuk melakukan salat Jumat pada siang harinya.

Semua itu dilakukan sebagai respon atas seruan kegiatan keagamaan sekaligus untuk melindungi Masjid Al-Aqsa dari ancaman kelompok-kelompok Zionis yang belakangan dikabarkan akan menyerbu komplek Masjid Al-Aqsa untuk melakukan ritual kurban.

Di hari yang sama, beberapa daerah di Tepi Barat juga diwarnai bentrokan warga Palestina dengan pasukan Israel, yang mengakibatkan beberapa warga menderita sesak nafas akibat menghirup gas air mata.

Pada dini hari itu Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan  gugurnya seorang warga Palestina  setelah menderita luka parah yang dideritanya akibat bentrokan dengan pasukan Israel pada hari Kamis. (raialyoum)

Al-Aqsa Meradang, Hamas: Hanya ada Dua Pilihan

Menanggapi memanasnya situasi di Quds dan Masjid Al-Aqsa akibat kebrutalan pasukan Zionis terhadap ribuan jemaah Palestina, Jumat (15/5), Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh menegaskan bahwa hanya ada “dua pilihan” di tengah situasi ini.

“Pendudukan, penindasan dan pelaksanaan (ritual) kurban (oleh warga Zionis) di Masjid Al-Aqsa, atau perlawanan, penguatan status keislaman Quds dan Masjid Al-Aqsa di dalamnya,” tegas Haniyeh dalam menyebutkan dua pilihan itu pada siaran persnya.

Dia menekankan bahwa orang-orang Palestina dan umat Islam adalah pihak yang membuat keputusan.

“Dan keputusan kami adalah mempertahankan dan melindungi Masjid Al-Aqsa dengan segala cara,” lanjutnya.

Dia juga mengatakan, “Tak ada tempat bagi penjajah di Quds dan Al-Aqsa kami, dan kami akan menang dalam memperjuangkan kehendak dan identitas, sepanjang apapun lamanya (perjuangan).”

Penasihat biro politik Hamas bidang media, Taher al-Nono, menyatakan bahwa Haniyeh telah melakukan beberapa kontak dengan para pemimpin dan pejabat di Timteng dan sekitarnya untuk menghentikan agresi Israel di Masjid Al-Aqsa, Quds dan berbagai daerah pendudukan Palestina lainnya.

Al-Nono juga menyebutkan bahwa Haniyeh telah memberi tahu berbagai pihak terkait bahwa Rezim Zionis Israe bertanggung jawab atas membaranya situasi di Palestina, dan harus segera menghentikan provokasi, kejahatan, penistaan kesucian, dan pembunuhan orang-orang Palestina.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, ratusan jemaah Palestina di Masjid Al-Aqsa terluka akibat serangan brutal pasukan Zionis Israel usai shalat subuh yang diikuti oleh ribuan orang di dalam dan di halaman masjid yang sangat disucikan oleh umat Islam ini.

Beberapa negara, termasuk Yordania, Mesir dan Turki mengecam dan menyalahkan Israel atas meradangkan situasi, terutama di Masjid Al-Aqsa. (raialyoum)

Berbagai Negara dan Organisasi Islam Kutuk Brutalitas Israel di Masjid Al-Aqsa

Berbagai negara dan organisasi Arab dan Islam mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serbuan dan brutalitas pasukan Zionis Israel ke Masjid Al-Aqsha, Quds, pada hari Jumat (15/4), yang telah menyebabkan ratusan orang jemaah Palestina terluka.

Sekretariat Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Sabtu (15/4), mengutuk keras “penyerbuan pasukan pendudukan Israel ke Masjid Al-Aqsha, penutupan gerbangnya, dan serangan terhadap jamaah di dalam dan di halamannya.”

Organisasi tersebut menganggap Israel bertanggung jawab penuh atas dampak kontinyitas serangannya terhadap rakyat, tanah mereka dan tempat-tempat suci Palestina.

OKI juga mendesak masyarakat internasional, terutama Dewan Keamanan PBB, untuk “bergerak mengakhiri pelanggaran berulang tersebut, memberikan perlindungan bagi rakyat Palestina dan tempat-tempat suci mereka, dan mencegah terulangnya serangan Israel yang akan memicu konflik agama, ekstremisme, dan instabilitas di kawasan.”

Senada dengan ini, Sekjen Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, memperingatkan Israel agar “tidak mengobarkan situasi di Masjid Al-Aqsa”. Dia menyalahkan pasukan Israel, yang “telah melakukan agresi berbahaya terhadap rakyat Palestina dan hak mereka beribadah di dalam Al-Aqsha selama bulan suci Ramadhan”.

Sekjen Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Dr. Nayef Falah Mubarak Al-Hajraf, juga angkat bicara mengutuk serbuan polisi dan pasukan khusus Israel Masjid Al-Aqsha dan serangan mereka terhadap jemaah pada dini hari Jumat, yang menjatuhkan sekira 152 korban luka dan penangkapan ratusan orang Palestina.

Al-Hajraf menyebut aksi pasukan Zionis itu “pelanggaran mencolok, perilaku terkutuk, tak dapat diterima, dan eskalasi.” berbahaya.

Al-Hajraf menekankan “keharusan Israel menghormati status quo sejarah dan hukum di kota Quds yang diduduki serta tempat-tempat sucinya, dan menghentikan semua tindakan ilegal.”

Dia juga mendesak masyarakat internasional “untuk bertanggung jawab  menjaga keamanan Masjid Al-Aqsa dan para jamaah.”

Beberapa negara Arab dan Islam, termasuk Suriah, Lebanon, Yordania, Mesir, Arab Saudi, Qatar, Iran,  Ansarullah Yaman, Hizbullah Lebanon dan rakyat Bahrain juga mengecam keras brutalitas pasukan Zionis Israel di Masjid Al-Aqsa.  

Jubir Sekjen PBB  Antonio Guterres menyatakan prihatian atas terjadinya bentrokan antara pasukan Zionis dan warga Palestina di Masjid Al-Aqsa dan menyerukan upaya penghentian aksi-aksi provokatif. (raialyoum/alalam/fna)