Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 7 September 2019

gaza hari nakba2Jakarta, ICMES. Dua orang Palestina gugur syahid dan 66 orang lainnya menderita luka akibat serangan pasukan Zionis Israel terhadap warga Palestina yang menggelar unjuk rasa di dekat perbatasan Gaza-Israel.

Militer Israel memperkirakan kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Libanon masih akan melancarkan serangan lagi ke sasaran-sasaran di wilayah Israel.

Perwakilan Iran di PBB membantah kabar mengenai kemungkinan akan diadakannya pertemuan Presiden Iran Hassan Rouhani dengan sejawatnya dari AS, Donald Trump, di markas PBB, New York, AS.

Kapal tanker minyak Iran “Adrian Darya 1” yang sudah dibebaskan setelah bulan lalu ditahan di Gibraltar dilapokan telah menurunkan muatan minyak mentahnya di pelabuhan Suriah.

Berita selengkapnya:

Unjuk Rasa Gaza, Dua Orang Palestina Gugur, 38 Cidera Diserang Israel

Departemen Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan dua orang Palestina gugur syahid dan 66 orang lainnya menderita luka akibat serangan pasukan Zionis Israel terhadap warga Palestina yang menggelar unjuk rasa di dekat perbatasan Gaza-Israel (Palestina pendudukan 1948), Jumat (6/9/2019).

Disebutkan bahwa satu di antara dua warga Palestina yang gugur adalah Ali Sami al-Ashqar, 17 tahun, sedangkan satu lainnya belum terungkap identitasnya.

Lembaga itu menambahkan bahwa di antara puluhan korban luka terdapat 38 orang terkena peluru tajam.

Ratusan orang Palestina pada hari itu bergerak menuju lima titik lokasi di dekat pagar pengaman yang dipasang Israel dekat perbatasan Gaza. Mereka bergerak untuk menggelar aksi yang rutin dilakukan setiap hari Jumat untuk meneriakkan hak kepulangan pengungsi Palestina dan menuntut pencabutan blokade Israel atas Jalur Gaza.

Aksi yang dikenal dengan nama “Great March of Return (GMR)” itu digerakkan oleh Komisi Tinggi Nasional GMR yang terdiri atas berbagai faksi pejuang Palestina sejak Maret 2018.

Aksi damai itu sering dihadapi Israel dengan kekerasan untuk membubarkan massa hingga sejauh ini telah menggugurkan puluhan orang Palestina dan melukai ribuan lainnya. (raialyoum)

Israel Perkirakan Hizbullah akan Menyerang lagi

Channel 12 milik Israel melaporkan bahwa militer rezim ilegal Zionis ini memperkirakan kelompok pejuang Hizbullah yang berbasis di Libanon masih akan melancarkan serangan lagi ke sasaran-sasaran di wilayah Israel untuk membuat perimbangan baru di kawasan.

Bersamaan dengan ini, website Mivzak Life yang juga milik Israel melaporkan bahwa militer Zionis menduga serangan Hizbullah terhadap mobil lapis baja Israel di kamp militer Avivim pada Ahad lalu bukanlah serangan terakhir, melainkan masih akan ada serangan lagi dari Hizbullah, dan karena itu pasukan Israel masih berada dalam kondisi siaga terhadap keadaan di perbatasan Libanon untuk mengantisipasi serangan.

Mivzak Live menyebutkan alasan berupa pernyataan pemimpin Hizbullah, Sayid Hassan Nasrallah, bahwa serangan pada Ahad lalu itu adalah balasan atas serangan Israel ke Suriah yang telah menggugurkan dua anggota Hizbullah, sedangkan balasan untuk serangan drone Israel ke Beirut, ibu kota Libanon, masih akan menyusul.

Menurut website ini, Israel memperpanjang jadwal penutupan zona udara di suatu lingkaran wilayah yang beradius 6 kilometer di perbatasan Israel-Libanon, serta melanjutkan penyebaran sistem pertahanan udara Patriot untuk menghadapi serangan rudal jarak pendek dan menengah Hizbullah.

Selain itu, lanjut Mivzak Live, Israel juga terus menerbangkan dronenya di kawasan tersebut untuk memantau keadaan.

Sementara itu, Presiden Libanon Michel Aoun menyatakan bahwa negaranya berhak membela diri di depan agresi yang mungkin akan dilakukan Israel terhadap Libanon, dan bahwa Israel harus bertanggungjawab atas resiko agresinya itu.

Peringatan itu dia nyatakan di Istana Baabda, Beirut, saat menerima kedatangan utusan Sekjen PBB Jan Kubis, Jumat. (raialyoum)

Iran Bantah Kemungkinan Pertemuan Rouhani dengan Trump di PBB

Perwakilan Iran di PBB membantah kabar mengenai kemungkinan akan diadakannya pertemuan Presiden Iran Hassan Rouhani dengan sejawatnya dari AS, Donald Trump, di markas PBB, New York, AS.

Juru bicara perwakilan Iran di PBB, Alireza Mir Yousefi, Jumat (6/9/2019), menyatakan bahwa laporan dari kantor berita Jepang, Kyodo, yang dikutip dari sumber pemerintah AS, tentang kemungkinan tersebut hoax belaka.

“Kami tidak mendapatkan masalah ini, dan tak ada kemungkinan penyelenggaraan pertemuan antara dua presiden ini di sidang Majelis Umum PBB,” ujar Yousefi.

Di Iran sendiri, komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Mayjen Hossein Salami di hari yang sama menegaskan bahwa di Iran ada tak seorangpun yang berniat berunding dengan AS.

“Perundingan diinginkan oleh AS, sementara di Iran tak ada seorangpun yang akan membantu musuh untuk keinginan itu,” ujarnya, sembari menegaskan bahwa mustahil persoalan Iran akan dapat diselesaikan justru oleh musuhnya.

Dia menambahkan, “Kerjasama dengan Iran menjadi idaman AS, Trump sangat menginginkan perundingan barang beberapa menit dengan salah seorang pejabat Iran.”

Salami menyatakan demikian setelah Menteri Pertahanan AS Mark Esper membuat pernyataan yang mengisyaratkan adanya niat Teheran untuk berunding dengan Washington.

Trump sendiri sebelumnya telah berulangkali menyatakan kesiapannya mengadakan pertemuan dengan pemimpin Iran, namun Rouhani menolaknya sembari menegaskan bahwa segala bentuk perundingan harus didahului dengan pencabutan semua sanksi AS terhadap Iran.

Menanggapi usulan sejawatnya dari Perancis, Immanuel Macron, pada penutupan Pertemuan Puncak G7 di Perancis 26 Agustus lalu, Trump menyatakan kesiapannya mengadakan pembicaraan dengan presiden Iran sembari menyebutkan bahwa pertemuan demikian dapat dilakukan pada beberapa minggu ke depan. (raialyoum/alalam)

Tanker Minyak Iran “Adrian Darya 1” Turunkan Muatannya di Pelabuhan Suriah

Beberapa media Iran melaporkan bahwa kapal tanker minyak Iran “Adrian Darya 1” yang sudah dibebaskan setelah bulan lalu ditahan di Gibraltar telah menurunkan muatan minyak mentahnya di pelabuhan Suriah.

Website Middle East Eye yang didanai Qatar dan bermarkas di London, Inggris, Jumat (6/9/2019), mengutip keterangan sumber-sumber eksklusifnya bahwa 55% muatan kapal tanker yang diperkirakan membawa minyak sebanyak 2.1 juta barel minyak mentah itu telah dikosongkan pada Kamis malam (5/9/2019).  Beberapa media semi-resmi Iran, termasuk Fars dan Tasnim, telah merilis berita itu.

Kementerian Luar Negeri AS Kamis lalu mengkonfirmasi laporan bahwa pihaknya telah berusaha menyuap kapten kapal tanker minyak itu dengan uang jutaan Dolar agar dia bersedia membawa kapal itu ke negara lain yang akan menyitanya sesuai permintaan AS.

Rabu lalu Financial Times melaporkan bahwa kapten kapal itu pada 26 Agustus telah menerima pesan email dari Brian Hook, utusan khusus AS untuk urusan Iran, berisi tawaran suap tersebut.

Kepada kantor berita Jerman, DPA, Hook menjelaskan rincian kabar yang dilaporkan Financial Times tersebut sembari mengatakan bahwa AS bahkan mengajukan satu tawaran lain yang serupa. (raialyoum)