Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 6 Maret  2021

menhan Israel Benny GantzJakarta, ICMES. Rezim Zionis Israel mengaku telah menyusun rencana untuk menyerang sasaran-sasaran Iran jika Teheran menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas nuklir.

Paus Fransiskus mengadakan kunjungan kepausan untuk pertama kalinya ke Irak, Jumat (5/3. Dalam pidato pembukaan kunjungan ini dia menyerukan diakhirinya “kekerasan dan ekstremisme” di Irak.

Pejabat parlemen Iran menyatakan bahwa kunjungan Paus ke Irak adalah berkat perjuangan dan pengorbanan jenderal tersohor dan legendaris Iran Qasem Soleimani.

Badan Keamanan dan Intelijen Yaman kubu Sanaa mengungkap laporan intelijen mengenai beberapa informasi awal tentang jaringan teroris Al-Qaedah serta aktivitas para pemimpin dan anggotanya di provinsi Ma’rib, termasuk mengenai keberadaan apa yang disebut “wilayat Ma’rib”.

Berita Selengkapnya:

Menhan Israel Nyatakan Pasukan Zionis Siap Bertempur Melawan Iran

Rezim Zionis Israel mengaku telah menyusun rencana untuk menyerang sasaran-sasaran Iran jika Teheran menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas nuklir.

Menteri pertahanan Israel Benny Gantz menyatakan kepada Fox News bahwa Israel masih membuat perencanaanya,  sembari mengatakan, “Tentu saja kami memilikinya di tangan kami”.

Dia menunjukkan peta Lebanon yang, menurutnya, mencakup pasukan darat, rudal, dan situs peluncuran yang disiapkan oleh “pasukan proksi Iran” (Hizbullah) di sepanjang perbatasan.

“Ini adalah peta target. Masing-masing sudah diperiksa secara legal, operasional, intelijen dan kami siap bertempur, ” kata Gantz, seperti dikutip Aljazeera, Jumat (5/3).

Gantz menyatakan demikian manakala pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 yang bertujuan membatasi aktivitas nuklir Iran.

Mantan Presiden Donald Trump membatalkan keanggotaan AS dalam perjanjian nuklir itu dan kemudian kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran.

“Eskalasi nuklir Iran harus dihentikan. Jika tidak, kami harus berdiri sendiri dan kami harus membela diri sendiri,” tegasnya. (mm/aljazeera)

Pertama Berkunjung ke Irak, Paus Fransiskus Serukan Penghentian Kekerasan

Paus Fransiskus mengadakan kunjungan kepausan untuk pertama kalinya ke Irak, Jumat (5/3. Dalam pidato pembukaan kunjungan ini dia menyerukan diakhirinya “kekerasan dan ekstremisme” di Irak, negara yang sempat lama dilanda perang dan hingga kini masih kerap diguncang aksi kekerasan bersamaan dengan pandemi Covid-19.

Pria berusia 84 tahun itu menjejakkan kakinya ke Negeri 1001 Malam demi menghibur salah satu komunitas Kristen Irak yang notabene tertua di dunia, sekaligus memperdalam dialognya dengan umat Islam.

“Semoga berakhir tindakan kekerasan dan ekstremisme, faksi-faksi, dan intoleransi,” harapnya dalam pidato di istana presiden di Baghdad.

Fransiskus tiba di Bandara Internasional Baghdad pada sore hari, disambut oleh Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi serta kelompok-kelompok yang menampilkan musik dan aneka tarian tradisional Irak.

Dia kemudian bertemu dengan Presiden Barham Salih, yang telah mengundangnya secara resmi pada tahun 2019 , serta para tokoh pemerintah dan agama lainnya.

Di istana presiden, pemimpin 1,3 miliar umat Katolik dunia ini juga menyinggung mengakarnya kekristenan di Irak.

“Kehadiran orang-orang Kristen di tanah ini, dan kontribusi mereka terhadap kehidupan bangsa, merupakan warisan kaya yang ingin terus mereka tempatkan untuk melayani semua,” ungkapnya.

Dia juga mengimbau kepada para pejabat Irak agar “memerangi momok korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan pengabaian hukum”, mengingat bahwa Irak selama ini dicatat oleh Transparency International sebagai salah satu negara paling tercemar korupsi. (aljazeera)

Iran Nyatakan Paus Fransiskus Dapat Berkunjung ke Irak Berkat Pengorbanan Jenderal Soleimani

Menanggapi kunjungan Pemimpin Katolik sedunia Sri Paus Fransiskus untuk pertama kalinya ke Irak, seorang pejabat parlemen Iran, Majelis Syura Islam, menyatakan bahwa kunjungan itu adalah berkat perjuangan dan pengorbanan jenderal tersohor dan legendaris Iran Qasem Soleimani serta rekan seperjungannya dari Irak, Abu Mahdi Al-Muhandis.

Asisten Khusus Ketua Majelis Syura Islam untuk Urusan Internasional, Hossein Amir-Abdollahian, menyebutkan bahwa seandainya bukan karena pengorbanan yang dilakukan oleh Jenderal Soleimani dan Al-Muhandis, Paus sekarang tidak dapat menjejakkan kakinya di Irak.

“Saat tiba di Baghdad, Paus Francis tak dapat sedemikian aman dan yakin tanpa pengorbanan Al-Muhandis, Martir Jenderal Soleimani & kontra-teror,” ungkap Amir-Abdollahian di Twitter tak lama setelah Paus Katolik tiba di Baghdad, ibukota Irak, dalam kunjungan kepausannya pada jumat Jumat sore waktu setempat (5/3).

Selain merupakan kunjungan pertama Paus Fransiskus ke Irak,  kedatangannya ke Negeri 1001 Malam itu juga tercata sebagai kunjungan luar negeri pertamanya dalam 15 bulan terakhir. Pria berusia 84 tahun itu datang ke Irak dalam rangka melestarikan komunitas Kristen kuno Irak dan mendukung kepulangan para pengungsi Kristen yang terusir oleh teroris ISIS ketika kawanan kejam dan brutal ini sempat menguasai banyak wilayah di Irak.

Komandan Pasukan Qods Korps Pengawal Revolusi Islam, Jenderal Qassem Soleimani, adalah tokoh yang sangat berjasa dalam pembebasan berbagai wilayah Irak dan Suriah dari pendudukan kelompok-kelompok teroris, termasuk ISIS. Namun dia gugur bersama dengan wakil komandan pasukan relawan Irak Hashd al-Shabi, Abu Mahdi- al-Muhandis, akibat serangan pesawat nirawak pasukan AS di dekat bandara Baghdad di Irak pada Januari 2020 .

Menanggapi peristiwa itu, Iran mengkampanyekan pengusiran pasukan AS dari Irak, selain membalas dengan melesatkan belasan rudalnya yang meluluh lantakkan pangkalan udara Ain Asad yang ditempati oleh ribuan pasukan AS di provinsi al-Anbar, Irak barat.

Selanjutnya, parlemen Irak menyetujui RUU untuk mengusir pasukan asing dari Irak, namun hingga sekarang belum dapat implementasikan oleh pemerintah Irak, sementara serangan-serangan roket dari berbagai kelompok Irak juga kerap menerjang pangkalan-pengkalan ataupun konvoi militer AS. (mna)

Badan Keamanan Yaman Ungkap Fakta Kelompok Teroris Al-Qaeda di Ma’rib

Badan Keamanan dan Intelijen Yaman kubu Sanaa mengungkap laporan intelijen mengenai beberapa informasi awal tentang jaringan teroris Al-Qaedah serta aktivitas para pemimpin dan anggotanya di provinsi Ma’rib, termasuk mengenai keberadaan apa yang disebut “wilayat Ma’rib”.

Laporan itu menyebutkan adanya sarang, rumah-rumah, lahan-lahan pertanian, dan hotel-hotel yang digunakan oleh kelompok tersebut, demikian pula gudang-gudang senjata dan logistik serta kamp-kamp pelatihan dan perekrutan mereka.

Disebutkan pula jalur-jalur penyelundupan yang mereka lakukan selama ini, hubungan mereka dengan kubu “bayaran” Saudi dan sekutunya, serta keterlibatan mereka di medan-medan pertempuran.

Badan Keamanan dan Intelijen Yaman menyatakan bahwa dengan membeberkan informasi tersebut pihaknya bermaksud mengungkap kepada publik besarnya konspirasi terhadap bangsa Yaman, berdasarkan temuan-temuan fakta besarnya dukungan dan fasilitas yang diterima oleh kelompok teroris itu dari negara-negara yang mengagresi Yaman, terutama Amerika Serikat yang selama ini mengaku memerangi Al-Qaeda.

Badan itu memastikan akan membagikan kepada media lokal dan luar negeri laporan rinci tentang itu disertai beberapa peta dan koordinat yang berkaitan dengan informasi tersebut. (alalam)