Rangkuman Berita Utama Timteng Sabtu 5 Oktober 2019

kerusuhan irak 0kt 2019 2Jakarta, ICMES. Kementerian Luar Negeri Iran mengimbau para calon peziarah dari Iran menunda keberangkatan mereka ke Irak sampai situasi keamanan di Negeri 1001 Malam itu pulih .

Perdana Menteri Irak Adil Abdul-Mahdi menyatakan prihatin atas maraknya unjuk rasa yang berubah menjadi kerusuhan, dan mengaku siap bertemu dengan para penggerak unjuk rasa untuk membahas tuntutan mereka.

Ulama terkemuka Irak Grand Ayatollah Sayid Ali al-Sistani mendesak pasukan keamanan dan pengunjuk rasa untuk menghindari kekerasan, dan menyatakan prihatin atas terjadinya kerusuhan sporadis yang telah menjatuhkan sejumlah korban jiwa dan luka.

Tentara Israel mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi dua roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza menuju wilayah Israel (Palestina pendudukan 1948).

Berita selengkapnya:

Iran Minta Warganya Tunda Ziarah Sampai Situasi di Irak Reda

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran, Kamis (3/10/2019), merilis pernyataan berisi imbauan kepada para calon peziarah Iran menunda keberangkatan mereka ke Irak sampai situasi keamanan di Negeri 1001 Malam itu pulih .

“Sembari menekankan pentingnya pawai akbar peringatan Arba’in (40 hari kesyahidan Imam Husain ra)  dan perlunya penyelenggaraan rapat akbar ini, Kementerian Luar Negeri menyerukan umat Iran yang setia … untuk menunda kunjungan mereka ke Irak sampai ketenangan negara ini pulih, dan untuk mengindahkan peringatan para pejabat politik dan keamanan ini,” bunyi pernyataan itu.

Kemlu Iran mengaku optimis pemerintah dan bangsa Irak akan bekerja dengan semua kelompok, partai dan tokoh, terutama ulama dan otoritas agama dan pemimpin politik lainnya untuk meredakan ketegangan situasi yang terjadi akibat gelombang unjuk rasa dan kerusuhan sejak Selasa lalu.

“Kementerian Luar Negeri (Iran) yakin bahwa bangsa dan pemerintah Irak tidak akan membiarkan kelanjutan gerakan-gerakan tertentu yang merugikan rakyat Irak dan tidak akan membiarkan orang asing mengambil keuntungan dari situasi ini,” lanjutnya.

Ulama senior Iran Ayatollah Mohammad Emami-Kashani dalam khutbah Jumatnya menyatakan AS dan Israel memicu kerusuhan di Irak untuk mengganggu peringatan Arba’in.

“Musuh sekarang bertekad melawan bangsa Islam. Amerika dan Zionisme … menyasar Arba’in dan Irak, dan menimbulkan masalah karena sulit bagi mereka untuk menerima kehadiran jutaan (peziarah) di Karbala,” ungkap Emami-Kashani, Jumat (4/10/2019).

Gelombang unjuk rasa dan kerusuhan melanda Baghdad dan beberapa kota Irak lainnya ketika jutaan peziarah sedang bersiap untuk melakukan perjalanan ke kota suci Irak Najaf dan Karbala untuk menghadiri momen Arba’in yang menandai peringatan ke-40  kesyahidan cucunda Rasul saw, Imam Husain ra. (presstv)

 Janjikan Perubahan, PM Irak Siap Dialog Dengan Pengunjuk Rasa

Perdana Menteri Irak Adil Abdul-Mahdi menyatakan prihatin atas maraknya unjuk rasa yang berubah menjadi kerusuhan, dan mengaku siap bertemu dengan para penggerak unjuk rasa untuk membahas tuntutan mereka.

Perdana Menteri Irak Adil Abdul-Mahdi, Kamis malam (3/20/2019), mengatakan tidak ada “solusi ajaib” untuk masalah-masalah seperti pengangguran dan korupsi, tapi dia akan memulai upayanya dengan mengeluarkan undang-undang mengenai penghasilan dasar bagi keluarga miskin.

Dalam pidato yang disiarkan televisi ketika para pemrotes di seluruh Irak menyerukan agar dia mengundurkan diri, Abdul-Mahdi meminta parlemen, di mana koalisinya mayoritas, untuk memberinya dukungan agar dapat merombak kabinetnya demi memenuhi tuntutan rakyat.

Dia mengatakan para pemrotes “benar” ketika menyerukan pemberantasan korupsi namun itu hanya akan tercapai setelah pemerintah diperkenankan melakukan pekerjaannya.

Sebelumnya di hari yang sama, kantor Abdul-Mahdi mengeluarkan pernyataan yang menyerukan dialog dan kesiapannya bertemu dengan “perwakilan demonstran damai untuk mempertimbangkan tuntutan sah mereka.”

Beberapa warga Irak mengatakan mereka telah menerima pesan teks dari kantor Abdul-Mahdi yang mencakup hotline bagi mereka untuk menelepon dan menyuarakan keluhan mereka.

Laporan terbaru menyebutkan bahwa aksi unjuk rasa tetap terjadi pada hari Kamis meskipun jam malam telah diumumkan oleh Perdana Menteri Irak untuk beberapa kota setelah mengadakan pertemuan darurat dengan anggota Dewan Keamanan Nasional.

Demonstrasi meletus sejak Selasa demi memrotes tingginya tingkat pengangguran dan buruknya layanan publik.

Beberapa pengunjuk rasa mengatakan bahwa mereka seharusnya mendapatkan kehidupan yang lebih baik karena mereka hidup di negara dengan beberapa sumber energi terbesar di dunia.

Para pengunjuk rasa berusaha untuk mencapai Tahrir Square, yang telah ditutup oleh polisi bersama dengan jembatan terdekat yang mengarah ke Zona Hijau, kawasan yang ditempati kantor-kantor pemerintah dan kedutaan asing.

Polisi hmenggunakan granat kejut, peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan para demonstran saat mereka mendorong untuk melewati penghalang. Bentrokan terjadi dan menjatuhkan sejumlah korban jiwa dan luka.

Menteri Dalam Negeri dan Kesehatan Irak dalam statemennya menyesali adanya kekerasan dan menyebutkan bahwa  “sekelompok perusuh” telah menyusup ke tengah para demonstran.

Ulama muda berpengaruh Irak Sayid Muqtada al-Sadr, Kamis, menyerukan penyelidikan atas bentrokan yang terjadi dan menuntut Adel-Mahdi mundur. (presstv/raialyoum)

Ayatullah Al-Sistani Desak Pemerintah Irak Penuhi Tuntutan Rakyat

Ulama terkemuka Irak Grand Ayatollah Sayid Ali al-Sistani mendesak pasukan keamanan dan pengunjuk rasa untuk menghindari kekerasan, dan menyatakan prihatin atas terjadinya kerusuhan sporadis yang telah menjatuhkan sejumlah korban jiwa dan luka.

“Sangat menyedihkan ada begitu banyak kematian, korban dan kehancuran” akibat bentrokan antara demonstran anti-pemerintah dan pasukan keamanan dalam beberapa hari terakhir, ungkap Ayatullah al-Sistani sebuah suratnya, Jumat (4/10/2019).

Dalam surat yang dibacakan oleh wakilnya, Ahmed al-Safi, dalam khotbah di kota Karbala, Ayatullah al-Sistani mendesak semua pihak untuk menghindari kekerasan.

Sembari mengkritik para pejabat dan elit politik yang dinilainya gagal merespon tuntutan rakyat untuk memerangi korupsi, dia juga mendesak mereka agar mengindahkan tuntutan para pemrotes “sebelum terlambat”.

Dia juga menegaskan, “Anggota parlemen memegang tanggung jawab terbesar atas apa yang terjadi.”

Juru bicara Kementerian Pertahanan Irak Tahseen al-Khafaji mengungkapkan bahwa orang-orang bersenjata telah menembaki demonstran dan pasukan keamanan untuk menciptakan perselisihan.

“Kami bekerja dengan para demonstran yang menuntut hak-hak damai mereka. Pada saat yang sama, kami tidak mengizinkan orang-orang yang menyalahgunakan properti publik dan pribadi, menyerang demonstran, dan mengubah citra demonstrasi dengan menyerang pasukan keamanan,” kata Khafaji. (presstv/alalam)

Para Pejuang di Gaza Tembakkan Roket ke Wilayah Israel

Tentara Israel mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi dua roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza menuju wilayah Israel (Palestina pendudukan 1948), Jumat (4/10/2019).

Juru bicara militer Israael menambahkan bahwa roket itu gagal mencapai wilayah Israel.

Sebelum itu, sirene berbunyi di Kissufim di kawasan Israel yang dekat dengan perbatasan dengan Gaza.

Peristiwa ini terjadi menyusul insiden gugurnya seorang warga Palestina dan terlukanya puluhan orang Palestina lainnya akibat serangan pasukan Israel terhadap para peserta unjuk rasa Great of Return yang ritun diadakalah oleh penduduk Gaza di dekat perbatasan timur Gaza-Israel. (rt)