Jakarta, ICMES. Arab Saudi menarik pulang duta besarnya dari Lebanon serta meminta kepada duta besar Lebanon meninggalkan Saudi. Saudi juga menyetop semua impornya dari Lebanon.

Mantan Ketua Dewan Keamanan Nasional Israel Mayjen Giora Eiland menyatakan bahwa 80% problema Israel berasal dari Iran, dan bahwa ancaman Iran mengharuskan kesiapan Israel menghadapi setidaknya dua skenario konfrontasi terbuka dengan Iran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyebut sanksi baru AS terhadap Teheran sebagai perilaku kontradiktif Gedung Putih dan berlanjutnya kebijakan tekanan maksium yang diterapkan oleh Donald Trump saat menjabat sebagai presiden AS terhadap Iran.
Tentara Yaman dan pasukan Lijan Shaabiya yang berafiliasi dengan Ansarullah (Houthi) berhasil membebaskan beberapa kawasan baru di bagian timur laut distrik Al-Jowba, Provinsi Ma’rib.
Berita Selengkapnya:
Buntut Pernyataan Kordahi tentang Perang Yaman, Saudi dan Bahrain Usir Dubes Lebanon
Arab Saudi menarik pulang duta besarnya dari Lebanon serta meminta kepada duta besar Lebanon meninggalkan Saudi. Saudi juga menyetop semua impornya dari Lebanon.
Aksi Saudi itu dilakukan sebagai reaksi atas pernyataan Menteri Informasi Lebanon George Kordahi tentang Perang Yaman, yang dinilai oleh Riyadh sebagai “kedustaanâ€dan “mengusik†Saudi.
Kemlu Saudi dalam pernyatananya yang dirilis pada hari Jumat (30/10) menyebutkan bahwa negara kerajaan ini “memanggil pulang duta besarnya di Lebanon untuk mesyawarah, dan meminta duta besar Lebanon untuk Kerajaan Saudi meninggalkan Saudi dalam tempo 48 jamâ€, serta memutuskan “penghentiaan semua impor dari Lebanon ke Saudi demi melindungi keamanan Kerajaan Saudi dan rakyatnyaâ€.
Kemlu Saudi menambahkan bahwa pihaknya “menyayangkan apa yang terjadi pada hubungan Saudi-Lebanon akibat ketidak pedulian otoritas Lebanon kepada fakta dan keberlanjutannya untuk tidak mengambilkan tindakan korektif yang menjamin terpeliharanya hubungan yang selalu diinginkan oleh Kerajaan.â€
Kemlu Saudi juga menyebutkan bahwa negara ini masih akan “mengambil beberapa tindakan lain untuk mewujudkan tujuan-tujuan ituâ€.
Di sisi lain, Kemlu Bahrain juga mengumumkan pihaknya telah meminta kepada Dubes Lebanon agar meninggalkan Bahrain dalam tempo 2 x 24 jam.
Saluran MTV Lebanon mengutip pernyataan sumber yang dekat dengan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) bahwa semua duta besar Lebanon “akan diusir dari negara-negara GCC dalam beberapa jam ke depanâ€.
Seperti pernah diberitakan, Menteri Informasi Lebanon George Kordahi menolak meminta maaf atas pernyataannya dalam sebuah acara televisi yang menyebut Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai pihak “agresor†dalam perang Yaman, dan menilai pasukan Ansarullah (Houthi) sebagai pihak yang mebela diri dan melawan agresi.
Kemlu Saudi pada Rabu lalu menyebut pernyataan itu sebagai “keperpihakan secara nyata kepada milisi teroris Houthi (Ansarullah) yang mengancam keamanan dan stabilitas kawasanâ€.
Pemerintah Lebanon sendiri di hari yang sama menyebut pernyataan Kordahi itu sama sekali tidak mewakili sikap pemerintah.
Jumat kemarin, Kantor Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menghubungi Kordahi dan memintanya “menghargai kemaslahatan nasional dan mengambil keputusan yang tepat†demi membenahi hubungan Lebanon dengan negara-negara Arab, menyusul pengusiran dubes Lebanon dari Saudi.
Mikati juga menyayangkan tindakan Saudi terhadap Lebanon, dan meminta kepada para pemimpin Arab agar membantu mengatasi krisis hubungan Lebanon dengan Saudi. (raialyoum)
Jenderal Israel: 80% Problema Israel Berasal dari Iran
Mantan Ketua Dewan Keamanan Nasional Israel Mayjen Giora Eiland menyatakan bahwa 80% problema Israel berasal dari Iran, dan bahwa ancaman Iran mengharuskan kesiapan Israel menghadapi setidaknya dua skenario konfrontasi terbuka dengan Iran.
Dikutip Rai Al-Youm, Jumat (29/10), Eiland dalam artikelnya di surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menyebutkan kemungkinan konfrontasi langsung Israel dengan Iran, dan bahkan dengan Hizbullah saja, sejauh ini masih kecil.
“Tapi di saat yang sama, tak ada pilihan bagi Israel kecuali memperbaiki daya pertahanannya, juga kemampuan ofensifnya di Iran sendiri, termasuk di bidang siber, sebagaimana ada kemungkinan bahwa lumpuhnya stasiun-stasiun bahan bakar di Iran dua hari lalu menunjukkan bahwa Israel tak mengabaikan bidang vital ini,†imbuhnya.
Eiland juga menyebutkan, “Dalam satu dekade terakhir Iran menjadi sumber sekira 80% problematika keamanan yang dihadapi Israel, di luar problemanya yang berasal dari Lebanon.â€
Dia menjelaskan, “Kita dapat menentukan sedikitnya empat ancaman langsung dari Teheran. Pertama, upaya Iran membentuk kekuatan militer di Suriah yang menyerupai Hizbullah. Kedua, sepak terjang Iran untuk menyerang Iran di bidang siber. Ketiga, kemampuan Iran dewasa ini menyerang Israel dengan rudal laut dan pesawat nirawak bersenjata, yang mencapai Suriah, Irak dan Yaman. Keempat dan prinsipal, senjata nuklir yang hendak diproduksi oleh Iran dalam jangka waktu relatif dekat.â€
Jenderal Eiland menilai Iran dan AS tak dapat dijembatani, meski keduanya sama-sama mengaku beriktikad untuk kembali kepada perjanjian nuklir.
Dia lantas berkesimpulan bahwa banyaknya ancaman Iran mengharuskan kesiapan Israel menghadapi sedikitnya dua skenario konfrontasi terbuka dengan Iran sebagai berikut;
Pertama, serangan langsung rudal dan drone Iran, atau serangan milisi yang berada di bawah komando Iran.
Kedua, jika AS dan Iran memulihkan perjanjian nuklir ataupun tidak memulihkannya, dan Iran bahkan mengoyak perjanjian itu secara vulgar, Israel harus dapat menyerang fasilitas nuklir Iran. (raialyoum)
Iran Tanggapi Sanksi Baru AS Terkait dengan Serangan terhadap Aramco dan Kapal Israel
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyebut sanksi baru AS terhadap Teheran sebagai perilaku kontradiktif Gedung Putih dan berlanjutnya kebijakan tekanan maksium yang diterapkan oleh Donald Trump saat menjabat sebagai presiden AS terhadap Iran.
Khatibzadeh menyayangkan penerapan saksi baru itu sembari memastikan bahwa tekanan sedemikian rupa terhadap Teheran tetap akan sia-sia dan tak akan membuat Iran bertekuk lutut.
“Sanksi dan tekanan tak akan pernah dapat merealisasikan tujuannya, dan tak akan pernah mengusik tekad Iran membela keamanan nasional dan stabilitasnya,†ungkap, Jumat (29/10).
Sebelumnya pada hari yang sama, AS mengumumkan serangkaian baru sanksi yang menyasar beberapa orang dan perusahaan Iran dengan dalih bahwa mereka bertanggungjawab atas serangan drone pasukan elit Iran, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), terhadap fasilitas minyak Aramco di Arab Saudi dan kapal Israel Mercer Street di Laut Oman. (alalam)
Pasukan Ansarullah Bebeskan Beberapa Kawasan Baru di Provinsi Ma’rib
Tentara Yaman dan pasukan Lijan Shaabiya yang berafiliasi dengan Ansarullah (Houthi) berhasil membebaskan beberapa kawasan baru di bagian timur laut distrik Al-Jowba, Provinsi Ma’rib.
Sebuah sumber lapangan mengatakan kepada saluran berita Al-Alam milik Iran bahwa pasukan Yaman itu telah merebut dua kawasan Al-Jarshah dan Ya’rah di bagian tenggara Al-Jowba , Jumat (29/10).
Menurut sumber anonim itu, puluhan pasukan kubu presiden pelarian Abd Rabbuh Mansour Hadi yang didukung koalisi pimpinan Saudi tewas dan luka dalam pertempuran pada hari itu dengan tentara Yaman yang bersekutu dengan Ansarullah.
Sumber itu menyebutkan bahwa keberhasilan tentara Yaman dan Ansarullah menguasai dua daerah itu menunjang kekuatan mereka dalam konfrontasi di kawasan strategis Al-Amud yang menjadi markas terakhir pasukan lawan mereka di Al-Jowba, sebab dengan menguasai Al-Amud mereka akan dapat mencapai kawasan Al-Falaj, gerbang selatan Ma’rib, kota yang sudah sekian bulan diincar oleh pasukan Ansarullah.
Pada hari itu pasukan koalisi melancarkan 19 serangan udara ke distrik Sarwah dan dan Al-Jowba di Provinsi Ma’rib. (alalam)