Jakarta, ICMES. Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem dalam statemen pertamanya setelah dimulainya penerapan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel menyatakan pihaknya mencapai “kemenangan besar” dalam perang melawan Israel, dan tidak akan berhenti mendukung Gaza.
Tentara Arab Suriah (SAA) menyatakan pihaknya telah merebut kembali banyak area yang semula direbut oleh kelompok-kelompok pemberontak dan teroris takfiri dalam gejolak yang terjadi belakangan ini wilayah utara Suriah.
Sedikitnya 42 warga Palestina gugur akibat serangan Israel di Gaza, menurut sumber medis.
Berita selengkapnya:
Sekjen Hizbullah: Kami Menang, dan Takkan Berhenti Membela Gaza
Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem dalam statemen pertamanya setelah dimulainya penerapan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel menyatakan pihaknya mencapai “kemenangan besar” dalam perang melawan Israel, dan tidak akan berhenti mendukung Gaza.
“Saya memutuskan untuk mengumumkan hasilnya secara resmi dan jelas bahwa kami mengalami kemenangan besar yang melebihi kemenangan pada bulan Juli 2006. Kami menang karena kami mencegah musuh menghancurkan Hizbullah. Kami menang karena kami mencegahnya mengakhiri perlawanan atau melemahkannya hingga tak berkutik,” ujarnya pada hari Jumat (29/11).
Dia memuji ketabahan penduduk yang terdampak perang dengan mengatakan, “Anda sekalian telah bersabar, berjihad, dan pindah dari satu tempat ke tempat lain, sementara putra-putra Anda bertempur di lembah-lembah dan mengerahkan segenap upaya mereka untuk melawan musuh.”
Syeikh Naim Qassem menegaskan pihaknya tidak menghendaki perang, melainkan ingin membela Palestina.
“Ketika kami meluncurkan front dukungan (untuk Gaza), kami ulangi bahwa kami tak menghendaki perang, tapi kami siap jika musuh, Israel, memaksakannya… Kami takkan pernah berhenti mendukung Palestina dengan segala cara dan sarana,” ungkapnya.
Dia juga menyebutkan bahwa pihaknya menjalin koordinasi “tingkat tinggi” dengan tentara Lebanon dalam penerapan kesepakatan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.
Dia mengatakan bahwa Hizbullah telah membuktikan kesiapannya dalam perang, dan bahwa rencana-rencana yang ditetapkan oleh pendahulunya, Syahid Hassan Nasrallah, berjalan efektif dan mengindahkan semua perkembangan.
Syeikh Naim Qassem menilai keteguhan para pejuang dan keberanian mereka menyongsong mati syahid “telah memukau dunia, menakutkan tentara Israel, dan memfrustasikan musuh.”
Menurutnya, Rezim Zionis Israel menderita kekalahan dari semua aspek sehingga berusaha menjelaskan kepada publiknya alasan menerima kesepakatan gencatan senjata dengan menyebutkan keperluan tentara Israel kepada pemulihan kondisi, termasuk di bidang persenjataan.
Syeikh Naim Qassem menyebutkan bahwa kekalahan musuh terlihat antara lain dari pulangnya pengungsi Lebanon segera setelah gencatan senjata mulai diterapkan, sedangkan “ratusan ribu pengungsi Israel, alih-alih 70 ribu” masih mengungsi dan tak berani pulang.
Mengenai perjanjian gencatan senjata itu sendiri, dia menjelaskan bahwa itu “bukanlah perjanjian ataupun kesepakatan baru yang memerlukan tanda tangan berbagai negara” melainkan “merupakan program pelaksanaan resolusi 1701 (Dewan Keamanan PBB), yang porosnya adalah wilayah selatan Sungai Litani, dan itu menekankan keharusan tentara Israel keluar dari semua tempat yang mereka duduki.” (alalam/raialyoum)
Tentara Suriah Rebut Kembali Banyak Area, Ratusan Militan Takfiri Tewas dan Terluka
Tentara Arab Suriah (SAA) menyatakan pihaknya telah merebut kembali banyak area yang semula direbut oleh kelompok-kelompok pemberontak dan teroris takfiri dalam gejolak yang terjadi belakangan ini wilayah utara Suriah.
“Angkatan bersenjata kami berhasil menimpakan kerugian besar pada organisasi teroris, menyerang dan menyebabkan ratusan kematian dan cedera di antara para teroris,” ungkap Komando Umum SAA dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (29/11).
SAA juga mengaku telah “menghancurkan puluhan kendaraan lapis baja dan kendaraan (lainnya) serta berhasil menembak jatuh dan menghancurkan 17 pesawat nirawak,” tambahnya.
Menurut pernyataan itu, SAA berhasil merebut kembali beberapa area yang telah mengalami pelanggaran selama beberapa jam sebelumnya, dan SAA melanjutkan operasi tempur mereka hingga kawanan militan bersenjata terpukul mundur.
Komando Umum SAA menyebutkan bahwa kelompok takfiri yang bangkit kembali di Suriah utara mengerahkan sejumlah besar teroris asing serta mengandalkan berbagai jenis senjata berat dan sedang serta drone.
SAA bersumpah bahwa pihaknya akan terus memperkuat posisi mereka di semua poros pertempuran dengan lebih banyak tentara dan peralatan untuk mencegah pelanggaran teroris dan menangkal potensi serangan.
SAA memperingatkan bahwa kawanan takfiri telah menyebarkan “informasi, berita, dan klip video yang menyesatkan dengan tujuan meneror warga.” Karena itu, Komando Umum SAA mengimbau warga untuk lebih mengandalkan sumber resmi agar mendapatkan informasi yang kredibel.
Awal minggu ini, militan teroris Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dilaporkan telah menyerbu banyak wilayah yang dikuasai pemerintah dan menewaskan puluhan tentara Suriah di wilayah utara negara Arab tersebut.
Namun, jaringan televisi Lebanon al-Mayadeen mengatakan tentara Suriah berhasil menggagalkan operasi teroris berskala besar di Provinsi Aleppo melalui serangan pendahuluan.
Empat operasi besar teroris, yang akan dimulai dari kota Anadan, 12 kilometer di barat laut Aleppo, dapat digagalkan sebelum sempat dimulai.
SAA melancarkan serangan rudal intensif terhadap posisi teroris yang membentang dari desa-desa di Aleppo barat hingga Gunung Zawiya di selatan kota Idlib di provinsi yang berdekatan.
Tentara Suriah itu juga dilaporkan menghadang gerak maju teroris pimpinan HTS di Idlib tenggara dan melancarkan serangan balik untuk merebut kembali wilayah.
Pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Suriah Bassam Sabbagh berbicara dengan mitranya dari Iran, Abbas Araghchi, melalui telepon, dan melaporkan situasi di lapangan di Suriah utara setelah serangan teroris. Dia memastikan negara dan rakyat Suriah akan melawan agresi teroris dengan sekuat tenaga, dan akan terus mencegah teroris dan pendukungnya mewujudkan ambisi jahat mereka. (presstv)
42 Orang Palestina Gugur Akibat Serangan Israel di Gaza
Sedikitnya 42 warga Palestina gugur akibat serangan Israel di Gaza, menurut sumber medis, Jumat (29/11).
24 orang gugur dalam serangan Israel di Nuseirat, Gaza tengah, salah satu dari delapan kamp pengungsi lama.
Serangan udara Israel juga menggugurkan sedikitnya 10 warga Palestina di sebuah rumah di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, pada hari Jumat, sedang para korban lain gugur di wilayah utara dan selatan Jalur Gaza.
Militer Israel pada hari Kamis mengatakan pasukannya terus “menyerang target teror sebagai bagian dari kegiatan operasional di Jalur Gaza”.
Beberapa tank ditarik dari wilayah utara pada hari Jumat, namun tetap aktif di bagian barat kamp.
Pertahanan Sipil Palestina mengatakan tim tidak dapat menanggapi panggilan darurat dari warga yang terjebak di rumah mereka.
Puluhan warga Palestina yang mengungsi kembali pada hari Jumat ke daerah-daerah tempat tentara telah mundur untuk memeriksa kerusakan di rumah mereka.
Petugas medis dan kerabat menutupi mayat, termasuk wanita, yang tergeletak di jalan dengan selimut atau kain kafan putih dan membawanya pergi dengan tandu.
Petugas medis mengatakan serangan pesawat nirawak Israel menewaskan Ahmed al-Kahlout, kepala Unit Perawatan Intensif di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, di tepi utara Gaza, tempat pasukan darat Israel beroperasi sejak awal Oktober.
Rumah Sakit Kamal Adwan adalah satu dari tiga fasilitas medis di tepi utara Gaza yang kini hampir tidak berfungsi akibat kekurangan pasokan medis, bahan bakar, dan makanan.
Sebagian besar staf medisnya telah ditahan atau diusir oleh tentara Israel, kata pejabat kesehatan.
Penduduk menuduh tentara Israel menggusur penduduk kota Beit Lahiya dan Beit Hanoon serta kamp pengungsi Jabalia. (aljazeera)